STRATEGI
THE KING
A. Pengetian Strategi
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:328) strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau
tujuan khusus. Disamping itu, Nata (2011, 205) menyatakan bahwa secara umum
strategi memiliki pengertian sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dengan demikian,
strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan
mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam
berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu. Sebagai contoh, Apakah strategi
yang tepat digunakan untuk menanggulangi rendahnya hasil belajar matematika
siswa? Untuk menetapkan strategi akan terjadi pembicaraan yang mendalam
diantara para pengambil kebijakan atas masalah tersebut. Sebagian berpendapat
bahwa strategi yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan
meningkatkan kuantitas atau lama belajar siswa selama disekolah. Yang lain juga
mungkin berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan
dengan penerapan berbagai media, sumber, atau media pembelajaran. Namun yang
pasti, bahwa sebuah langkah atau kebijakan yang strategis adalah kebijakan yang
apabila dilakukan akan menimbulkan dampak positif yang berantai dan berjangka
panjang dan secara logika dapat diterima oleh semua orang.
Dengan demikian,
strategi bukanlah sembarangan langkah atau tindakan, melainkan langkah atau
tindakan yang telah dipikirkan dan dipertimbangkan baik buruknya, dampak
positif dan negatifnya dengan matang, cermat, dan mendalam. Dengan langkah yang
strategis akan menimbulkan dampak yang luas dan berkelanjutan. Oleh karena itu,
strategi dapat juga dikatakan sebagai langkah cerdas.
B. Strategi The King
1.
Pengertian
The King
Kata The
King berasal dari bahasa Inggris yang artinya “raja” atau “penguasa”.
Dilihat dari arti konotasinya, The King dapat
pula diartikan sebagai “yang terbaik” atau “paling jitu”. Seringkali The King diartikan sebagai “rumus
siluman”. The King merupakan strategi
mengajar dengan pengolahan bahan ajar yang dikemas secara jitu dan tepat
sasaran. Strategi ini diterapkan dengan tujuan mempermudah siswa dalam belajar
khususnya dalam memahami konsep yang dibelajarkan.
Strategi The King pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Bimbingan Belajar
Ganesha Operation. Strategi The King ini
dijadikan sebagai salah satu ikon penting lembaga bimbingan belajar tersebut.
Pada mulanya, strategi ini hanya disajikan dalam bentuk konsep-konsep terapan
yang disajikan dalam sebuah buku komplit The
King. Namun, dalam perkembangannya strategi ini dikembangkan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
dituntut memiliki kompetensi yang baik khususnya dalam hal visualisasi materi,
manajemen papan tulis, serta estetika penyajian The King. Ketiga kompetensi tersebut diuraikan sebagai berikut;
a.
Visualisasi materi
Materi
adalah perangkat utama pembelajaran. Materi merupakan isi pesan yang akan
diajarkan kepada peserta didik. Dengan materi, siswa akan dengan mudah
memecahkan permasalahan. Visualisasi materi merupakan cara penyampaian materi
atau bahan ajar oleh guru secara visual (ditulis atau diproyeksikan). Pada
prinsipnya, strategi The King
disajikan dengan padat dan menarik. Oleh karena itu, memvisualisasikan materi
dengan strategi The King harus
memperhatikan beberapa hal seperti; 1) pemakaian spidol yang berkaitan dengan
warnah tulisan. Ada tiga warna yang diwajibkan untuk digunakan oleh pengajar
yaitu hitam, merah, dan biru. Ketiga warna tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Warna hitam digunakan untuk menuliskan atau memvisualkan isi
materi atau uraian dari bab atau sub bab yang disampaikan. Warna biru digunakan
untuk menuliskan bagian utama atau inti dari setip materi. Sedangkan warna
merah digunakan untuk memberikan tekanan pada hal yang biasanya ingin
dipertegas. 2) tulisan yang digunakan harus menarik, indah dipandang mata.
b.
Manajemen papan tulis
Papan
tulis adalah media yang digunakan untuk memvisualisasikan materi. Selain papan
tulis, sekarang ini juga banyak digunakan media visual lainnya seperti LCD (Licquid Cristal Display), TV, atau
perangkat alat peraga. Berkaitan dengan penggunaan papan tulis, guru dituntut
untuk mampu mengelolah papan dengan efektif dan efisien. Mengolah papan tulis
yang dimaksud seperti membagi tempat menulis di papan tulis menjadi dua hingga
empat bagian, menulis materi sesuai pada urutannya. Hal ini dimaksudkan agar
materi tersaji secara sistematis. Dengan demikian, siswa dengan mudah memahami
materi.
c.
Estetika penyajian The King
Bukan
hanya visualisasi materi dan manajemen papan tulis saja yang harus diperhatikan
jika strategi The King ini
diterapkan, tetapi juga estetika penyajian dari cara jitu memahami konsep atau
materi pelajaran. Estetika penyajian The
King adalah aturan tentang nilai keindahan yang harus diterapkan. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya menambah minat belajar, motivas, dan menarik
perhatian siswa. karena pada dasarnya siswa gemar dengan hal yang indah dan
menarik. Penyajian The King dengan
pola-pola unik seperti persegi empat bayang-bayang dengan tambahan gambar hati,
pola kupu-kupu, buah, atau bentuk-bentuk menarik lainnya.
2.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran dengan Strategi The King
Berkaitan dengan tugas guru, terdapat
sejumlah prinsip yang harus dipedomani dalam penerapan strategi ini yaitu;
a.
Guru yang membuat desain strategi
intruksional tersebut harus memandang siswa atau peserta didik sebagai partner yang memiliki asas emansipasi
diri menuju kemandirian.
b.
Guru harus memiliki asumsi bahwa peserta
didik yang mengikuti kegiatan proses pembelajaran memiliki latar pengalaman,
kemampuan dan pegetahuan awal dalam proses pembelajaran.
c.
Dalam menyusun strategi, seorang guru
harus mempertimbangkannya dengan matang.
d.
Guru harus memandang bahwa kegiatan
belajar mengajar adalah tindakan pembelajaran di kelas dan lainnya dengan
menggunakan bahan ajar tertentu.
e.
Proses belajar merupakan hal yang
dialami oleh peserta didik serta suatu respon terhadap segala acara
pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses belajar tersebut, guru
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
f.
Guru harus memandang bahwa perilaku
peserta didik adalah hasil dari proses belajar. Perilaku tersebut dapat berupa
perilaku yang tidak dikehendaki dan yang dikehendaki. Perilaku yang dikehendaki
tersebut harus diperkuat dengan melakukan pengulangan, praktik atau latihan, drll, aplikasi, dan sebagainya.
g.
Guru harus memandang bahwa hasil belajar
adalah suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi berkat
evaluasi guru dan memiliki dampak langsung dari pengajaran dan dampak
pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.
h.
Setelah peserta didik lulus berkat hasil
belajarnya, maka peserta didik menyusun program belajarnya sendiri yang
selanjutnya mengarah pada terciptanya proses belajar sepanjang hayat menuju
terciptanya masyarakat belajar (learning
sosiety).
3.
Menerapkan
Strategi The King dalam Pembelajaran
Pembelajaran dengan menerapkan strategi The King dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut;
a.
Guru merumuskan materi dan cara jitu
memahami materi tersebut. Merumuskan materi berarti menentukan pokok-pokok
materi inti yang harus dipahami oleh siswa.
b.
Guru merancang kelas belajar dengan
jumlah siswa maksimal 20 orang siswa. namun, jika kondisi tidak memungkinkan,
jumlah siswa dapat lebih dari jumlah tersebut. Namun guru dituntut lebih aktif
dan tanggap dengan jumlah yang relatif banyak.
c.
Guru membagi siswa menjadi lima
kelompok. Masing-masing kelompok memperoleh soal atau permasalahan yang
dirancang oleh guru.
d.
Guru memiliki peran sentral dalam
pembelajaran. Guru menjelaskan materi secara singkat, padat dan jelas dengan
bantuan The King.
e.
Siswa diwajibkan memiliki pertanyaan
sekaitan dengan materi yang diajarkan.
f.
Siswa melakukan simulasi pemecahan
masalah atas bimbingan guru.
g.
Break,
guru memberikan motivasi dalam belajar. Melakukan pendekatan secara emosional
kepada siswa dengan memberikan bantuan The
King secara intensif.
h.
Siswa melaporkan hasil kerja didepan
kelas.
i.
Guru meminta siswa untuk membuat rumus
jitu tersendiri selain dari rumus jitu yang diberikan oleh guru. Hal ini
dimaksud untuk menilai apakah siswa memiliki inisiatif berfikir untuk lebih
mudah memahami konsep dengan rumus dan pemikiran mereka sendiri.
j.
Guru memberikan apresiasi baik berupa
pujian atau pemberian hadiah.