Monday, June 2, 2014

STRATEGI THE KING



STRATEGI THE KING
 

A.  Pengetian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:328) strategi diartikan sebagai  rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau tujuan khusus. Disamping itu, Nata (2011, 205) menyatakan bahwa secara umum strategi memiliki pengertian sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dengan demikian, strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu. Sebagai contoh, Apakah strategi yang tepat digunakan untuk menanggulangi rendahnya hasil belajar matematika siswa? Untuk menetapkan strategi akan terjadi pembicaraan yang mendalam diantara para pengambil kebijakan atas masalah tersebut. Sebagian berpendapat bahwa strategi yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan kuantitas atau lama belajar siswa selama disekolah. Yang lain juga mungkin berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan penerapan berbagai media, sumber, atau media pembelajaran. Namun yang pasti, bahwa sebuah langkah atau kebijakan yang strategis adalah kebijakan yang apabila dilakukan akan menimbulkan dampak positif yang berantai dan berjangka panjang dan secara logika dapat diterima oleh semua orang.
Dengan demikian, strategi bukanlah sembarangan langkah atau tindakan, melainkan langkah atau tindakan yang telah dipikirkan dan dipertimbangkan baik buruknya, dampak positif dan negatifnya dengan matang, cermat, dan mendalam. Dengan langkah yang strategis akan menimbulkan dampak yang luas dan berkelanjutan. Oleh karena itu, strategi dapat juga dikatakan sebagai langkah cerdas.

B.  Strategi The King
1.    Pengertian The King
Kata The King berasal dari bahasa Inggris yang artinya “raja” atau “penguasa”. Dilihat dari arti konotasinya, The King dapat pula diartikan sebagai “yang terbaik” atau “paling jitu”. Seringkali The King diartikan sebagai “rumus siluman”. The King merupakan strategi mengajar dengan pengolahan bahan ajar yang dikemas secara jitu dan tepat sasaran. Strategi ini diterapkan dengan tujuan mempermudah siswa dalam belajar khususnya dalam memahami konsep yang dibelajarkan.
Strategi The King pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation. Strategi The King ini dijadikan sebagai salah satu ikon penting lembaga bimbingan belajar tersebut. Pada mulanya, strategi ini hanya disajikan dalam bentuk konsep-konsep terapan yang disajikan dalam sebuah buku komplit The King. Namun, dalam perkembangannya strategi ini dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut memiliki kompetensi yang baik khususnya dalam hal visualisasi materi, manajemen papan tulis, serta estetika penyajian The King. Ketiga kompetensi tersebut diuraikan sebagai berikut;
a.         Visualisasi materi
Materi adalah perangkat utama pembelajaran. Materi merupakan isi pesan yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dengan materi, siswa akan dengan mudah memecahkan permasalahan. Visualisasi materi merupakan cara penyampaian materi atau bahan ajar oleh guru secara visual (ditulis atau diproyeksikan). Pada prinsipnya, strategi The King disajikan dengan padat dan menarik. Oleh karena itu, memvisualisasikan materi dengan strategi The King harus memperhatikan beberapa hal seperti; 1) pemakaian spidol yang berkaitan dengan warnah tulisan. Ada tiga warna yang diwajibkan untuk digunakan oleh pengajar yaitu hitam, merah, dan biru. Ketiga warna tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Warna hitam digunakan untuk menuliskan atau memvisualkan isi materi atau uraian dari bab atau sub bab yang disampaikan. Warna biru digunakan untuk menuliskan bagian utama atau inti dari setip materi. Sedangkan warna merah digunakan untuk memberikan tekanan pada hal yang biasanya ingin dipertegas. 2) tulisan yang digunakan harus menarik, indah dipandang mata.
b.         Manajemen papan tulis
Papan tulis adalah media yang digunakan untuk memvisualisasikan materi. Selain papan tulis, sekarang ini juga banyak digunakan media visual lainnya seperti LCD (Licquid Cristal Display), TV, atau perangkat alat peraga. Berkaitan dengan penggunaan papan tulis, guru dituntut untuk mampu mengelolah papan dengan efektif dan efisien. Mengolah papan tulis yang dimaksud seperti membagi tempat menulis di papan tulis menjadi dua hingga empat bagian, menulis materi sesuai pada urutannya. Hal ini dimaksudkan agar materi tersaji secara sistematis. Dengan demikian, siswa dengan mudah memahami materi.  
c.         Estetika penyajian The King
Bukan hanya visualisasi materi dan manajemen papan tulis saja yang harus diperhatikan jika strategi The King ini diterapkan, tetapi juga estetika penyajian dari cara jitu memahami konsep atau materi pelajaran. Estetika penyajian The King adalah aturan tentang nilai keindahan yang harus diterapkan. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menambah minat belajar, motivas, dan menarik perhatian siswa. karena pada dasarnya siswa gemar dengan hal yang indah dan menarik. Penyajian The King dengan pola-pola unik seperti persegi empat bayang-bayang dengan tambahan gambar hati, pola kupu-kupu, buah, atau bentuk-bentuk menarik lainnya.
2.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Strategi The King
Berkaitan dengan tugas guru, terdapat sejumlah prinsip yang harus dipedomani dalam penerapan strategi ini yaitu;
a.         Guru yang membuat desain strategi intruksional tersebut harus memandang siswa atau peserta didik sebagai partner yang memiliki asas emansipasi diri menuju kemandirian.
b.         Guru harus memiliki asumsi bahwa peserta didik yang mengikuti kegiatan proses pembelajaran memiliki latar pengalaman, kemampuan dan pegetahuan awal dalam proses pembelajaran.
c.         Dalam menyusun strategi, seorang guru harus mempertimbangkannya dengan matang.
d.        Guru harus memandang bahwa kegiatan belajar mengajar adalah tindakan pembelajaran di kelas dan lainnya dengan menggunakan bahan ajar tertentu.
e.         Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh peserta didik serta suatu respon terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses belajar tersebut, guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
f.          Guru harus memandang bahwa perilaku peserta didik adalah hasil dari proses belajar. Perilaku tersebut dapat berupa perilaku yang tidak dikehendaki dan yang dikehendaki. Perilaku yang dikehendaki tersebut harus diperkuat dengan melakukan pengulangan, praktik atau latihan, drll, aplikasi, dan sebagainya.
g.         Guru harus memandang bahwa hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi berkat evaluasi guru dan memiliki dampak langsung dari pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.
h.         Setelah peserta didik lulus berkat hasil belajarnya, maka peserta didik menyusun program belajarnya sendiri yang selanjutnya mengarah pada terciptanya proses belajar sepanjang hayat menuju terciptanya masyarakat belajar (learning sosiety).
3.    Menerapkan Strategi The King dalam Pembelajaran
Pembelajaran dengan menerapkan strategi The King dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
a.         Guru merumuskan materi dan cara jitu memahami materi tersebut. Merumuskan materi berarti menentukan pokok-pokok materi inti yang harus dipahami oleh siswa.
b.         Guru merancang kelas belajar dengan jumlah siswa maksimal 20 orang siswa. namun, jika kondisi tidak memungkinkan, jumlah siswa dapat lebih dari jumlah tersebut. Namun guru dituntut lebih aktif dan tanggap dengan jumlah yang relatif banyak.
c.         Guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok memperoleh soal atau permasalahan yang dirancang oleh guru.
d.        Guru memiliki peran sentral dalam pembelajaran. Guru menjelaskan materi secara singkat, padat dan jelas dengan bantuan The King.
e.         Siswa diwajibkan memiliki pertanyaan sekaitan dengan materi yang diajarkan.
f.          Siswa melakukan simulasi pemecahan masalah atas bimbingan guru.
g.         Break, guru memberikan motivasi dalam belajar. Melakukan pendekatan secara emosional kepada siswa dengan memberikan bantuan The King secara intensif.
h.         Siswa melaporkan hasil kerja didepan kelas.
i.           Guru meminta siswa untuk membuat rumus jitu tersendiri selain dari rumus jitu yang diberikan oleh guru. Hal ini dimaksud untuk menilai apakah siswa memiliki inisiatif berfikir untuk lebih mudah memahami konsep dengan rumus dan pemikiran mereka sendiri.
j.           Guru memberikan apresiasi baik berupa pujian atau pemberian hadiah.

SEMIOTIKA DALAM KAJIAN ETNOLINGUISTIK

          Semiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Istilah semeion tampaknya ...