Sunday, November 12, 2017

PENDEKATAN STILISTIKA (PENGERTIAN, TUJUAN DAN RANAH KAJIAN SASTRA)


PENGERTIAN STILISTIKA  

        Stilistika (stylistic) menurut Ratna (2009: 1) adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stil (style) adalah cara-cara yang khas, bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu, sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat dicapai secara maksimal. Kedua hal tersebut memiliki kaitan dengan majas. Majas diterjemahkan dari kata trope (Yunani), figure of speech (Inggris), yang memiliki makna persamaan atau kiasan.
Selanjutnya Aminuddin, (1995: 4) menyatakan bahwa style diartikan sebagai teknik serta bentuk gaya bahasa seseorang dalam memaparkan gagasan sesuai dengan ide dan norma yang digunakan sebagaimana ciri pribadi pemakainya. Sebutan gaya bahasa tersebut tidak dirujukkan pada keseluruhan wujud penggunaan bahasa sebagai wacana, melainkan pada kata dan satuan ujaran yang dianggap mengandung keindahan. Oleh karenanya, kajian yang dilakukan lebih banyak berfokus pada satuan ungkapan secara lepas-lepas, bukan pada hubungan tekstualnya.
Adapun stilistika menurut Abrams adalah ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra (Al-Ma‟ruf, 2010:14). Stilistika adalah proses menganalisis karya sastra dengan mengkaji unsur-unsur bahasa sebagai medium karya sastra yang digunakan sastrawan, sehingga terlihat bagaimana perlakuan sastrawan terhadap bahasa dalam rangka menuangkan gagasannya. Kemudian, Nurgiyantoro (2014: 74) menyatakan bahwa bidang kajian stilistika merupakan stile, bahasa yang dipakai dalam konteks tertentu, dalam ragam bahasa tertentu.
Selanjutnya berkaitan dengan stilistika, Dada (2012: 87) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa“Stylistics is a branch of modern linguistics devoted to the detailed analysis of literary style, or of the linguistic choices made by speakers and writers in non-literary contexts”. Kajian stilistika dimaksudkan untuk menjelaskan fungsi keindahan penggunaan bentuk kebahasaan tertentu mulai dari aspek bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif, serta sarana retorika.
Hal ini dapat dipandang sebagai bagian terpenting dalam analisis bahasa sebuah teks dengan pendekatan stilistika. Apabila hendak mengkaji aspek gaya dalam karya sastra, yang pertama kali dihadapi menurut Aminuddin (1995: 37) adalah wujud konkret penggunaan sistem tanda sebagaimana terpapar dalam teks. Sistem tanda sebagai wujud paparan teks tentunya tak dikaji keseluruhan sekaligus. Akan tetapi, sistem tanda tersebut perlu dipilah ke dalam satuan-satuan tertentu tanpa dilepaskan dari hubungan asosiatifnya dengan aspek lain dalam satuan teksnya. Berkaitan dengan kajian stilistika, Owalabi (2012: 2) dalam penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa “…the language of poetry differs fromwork-a-day language usage”. Bahasa yang digunakan pada karya sastra, utamanya puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan pada tembang biasanya berupa bahasa susastra untuk menimbulkan efek estetis suatu karya sastra. 
Ada berbagai kemungkinan model pemilahan yang dilakukan pengkaji. Dalam kajian ini pemilahan aspek tersebut ditentukan meliputi aspek (1) bunyi, (2) kata atau bentuk yang dianalogikan sebagai kata, (3) satuan ungkapan yang dapat dianalogikan sebagai kalimat, dan (4) bentuk pemaparan teks sastra sebagai satuan wacana. Dari beberapa paparan di atas mengenai stilistika, dapat ditarik kesimpulan bahwa stilistika merupakan ilmu mengenai gaya pengarang dalam menghasilkan suatu karya sastra. 

TUJUAN STILISTIKA 

Analisis stilistika biasanya dimaksudkan untuk menerangkan sesuatu yang pada umumnya dalam dunia kesastraan digunakan untuk menerangkan hubungan bahasa dengan fungsi artistis dan maknanya (Wellek dan Warren dalam Nurgiyantoro, 2014: 75). Kajian stilistika dimaksudkan untuk menjelaskan fungsi keindahan penggunaan bentuk kebahasaan tertentu mulai dari aspek bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif, serta sarana retorika.
Di samping itu, kajian stilistika dapat juga bertujuan untuk menentukan seberapa jauh dan dalam hal apa serta bagaimana pengarang memergunakan tanda-tanda linguistik untuk memperoleh efek khusus. Biasanya ketika pengarang menggunakan bentuk-bentuk bahasa tertentu, memilih berbagai bentuk komponen bahasa tertentu, misalnya kata dan ungkapan, itu adalah sesuatu yang disengaja. Maka, pemilihan itu pasti memiliki tujuan tertentu, memiliki tujuan untuk mencapai efek khusus, efek estetis. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan stilistika yaitu merespon teks yang dianalisis sebagai sebuah karya sastra dan mengobservasi bahasa karya sastra tersebut. 

RANAH KAJIAN STILISTIKA 

Sentral atau pusat kajian stilistika adalah gaya. Stilistika merupakan ilmu yang mempelajari gaya seseorang dalam menyatakan maksud dengan media berupa bahasa. Aminudin (1995: 44) menjelaskan bahwa kajian stilistika dapat meliputi kata-kata, tanda baca, gambar, serta bentuk tanda lain yang dianalogikan sebagai kata-kata.
Berkaitan dengan hal ini, Stockwell (2002: 71) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa “stylistics can be used for a variety of purposes, including, as we see in this book, the teaching of language and of literature”. Dalam hal ini stilistika dapat digunakan pada beberapa ranah termasuk di dalamnya meliputi isi dari sebuah buku, terkait linguistik, serta literatur. Kajian stilistika termasuk luas. 
Selanjutnya Nurgiyantoro (2014: 152) menyatakan bahwa stilistika mengkaji beberapa unsur, diantaranya yaitu unsur bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif (pemajasan) dan sarana retorika (penyiasatan struktur), citraan, dan kohesi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa unsur pada kajian stilitika meliputi unsure bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif dan sarana retorika, citraan, dan kohesi.

2 comments:

SEMIOTIKA DALAM KAJIAN ETNOLINGUISTIK

          Semiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Istilah semeion tampaknya ...