PENGERTIAN STILISTIKA
Stilistika (stylistic) menurut
Ratna (2009: 1) adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stil (style)
adalah cara-cara yang khas, bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara
tertentu, sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat dicapai secara maksimal. Kedua
hal tersebut memiliki kaitan dengan majas. Majas diterjemahkan dari kata trope
(Yunani), figure of speech (Inggris), yang memiliki makna persamaan
atau kiasan.
Selanjutnya Aminuddin, (1995: 4)
menyatakan bahwa style diartikan sebagai teknik serta bentuk gaya bahasa
seseorang dalam memaparkan gagasan sesuai dengan ide dan norma yang digunakan
sebagaimana ciri pribadi pemakainya. Sebutan gaya bahasa tersebut tidak
dirujukkan pada keseluruhan wujud penggunaan bahasa sebagai wacana, melainkan
pada kata dan satuan ujaran yang dianggap mengandung keindahan. Oleh karenanya,
kajian yang dilakukan lebih banyak berfokus pada satuan ungkapan secara
lepas-lepas, bukan pada hubungan tekstualnya.
Adapun stilistika menurut Abrams adalah
ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra
(Al-Ma‟ruf, 2010:14). Stilistika adalah proses menganalisis karya sastra dengan
mengkaji unsur-unsur bahasa sebagai medium karya sastra yang digunakan
sastrawan, sehingga terlihat bagaimana perlakuan sastrawan terhadap bahasa
dalam rangka menuangkan gagasannya. Kemudian, Nurgiyantoro (2014: 74)
menyatakan bahwa bidang kajian stilistika merupakan stile, bahasa yang dipakai
dalam konteks tertentu, dalam ragam bahasa tertentu.
Selanjutnya berkaitan dengan stilistika,
Dada (2012: 87) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa“Stylistics is a
branch of modern linguistics devoted to the detailed analysis of literary
style, or of the linguistic choices made by speakers and writers in non-literary
contexts”. Kajian stilistika dimaksudkan untuk menjelaskan fungsi keindahan
penggunaan bentuk kebahasaan tertentu mulai dari aspek bunyi, leksikal,
struktur, bahasa figuratif, serta sarana retorika.
Hal ini dapat dipandang sebagai bagian
terpenting dalam analisis bahasa sebuah teks dengan pendekatan stilistika. Apabila
hendak mengkaji aspek gaya dalam karya sastra, yang pertama kali dihadapi
menurut Aminuddin (1995: 37) adalah wujud konkret penggunaan sistem tanda
sebagaimana terpapar dalam teks. Sistem tanda sebagai wujud paparan teks
tentunya tak dikaji keseluruhan sekaligus. Akan tetapi, sistem tanda tersebut
perlu dipilah ke dalam satuan-satuan tertentu tanpa dilepaskan dari hubungan
asosiatifnya dengan aspek lain dalam satuan teksnya. Berkaitan dengan kajian
stilistika, Owalabi (2012: 2) dalam penelitian yang dilakukannya menyatakan
bahwa “…the language of poetry differs fromwork-a-day language usage”.
Bahasa yang digunakan pada karya sastra, utamanya puisi berbeda dengan bahasa
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan pada tembang
biasanya berupa bahasa susastra untuk menimbulkan efek estetis suatu karya
sastra.
Ada berbagai
kemungkinan model pemilahan yang dilakukan pengkaji. Dalam kajian ini pemilahan
aspek tersebut ditentukan meliputi aspek (1) bunyi, (2) kata atau bentuk yang
dianalogikan sebagai kata, (3) satuan ungkapan yang dapat dianalogikan sebagai
kalimat, dan (4) bentuk pemaparan teks sastra sebagai satuan wacana. Dari
beberapa paparan di atas mengenai stilistika, dapat ditarik kesimpulan bahwa
stilistika merupakan ilmu mengenai gaya pengarang dalam menghasilkan suatu
karya sastra.
TUJUAN STILISTIKA
Analisis stilistika biasanya dimaksudkan
untuk menerangkan sesuatu yang pada umumnya dalam dunia kesastraan digunakan
untuk menerangkan hubungan bahasa dengan fungsi artistis dan maknanya (Wellek
dan Warren dalam Nurgiyantoro, 2014: 75). Kajian stilistika dimaksudkan untuk
menjelaskan fungsi keindahan penggunaan bentuk kebahasaan tertentu mulai dari
aspek bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif, serta sarana retorika.
Di samping itu, kajian stilistika dapat
juga bertujuan untuk menentukan seberapa jauh dan dalam hal apa serta bagaimana
pengarang memergunakan tanda-tanda linguistik untuk memperoleh efek khusus.
Biasanya ketika pengarang menggunakan bentuk-bentuk bahasa tertentu, memilih
berbagai bentuk komponen bahasa tertentu, misalnya kata dan ungkapan, itu
adalah sesuatu yang disengaja. Maka, pemilihan itu pasti memiliki tujuan
tertentu, memiliki tujuan untuk mencapai efek khusus, efek estetis. Jadi, dapat
ditarik kesimpulan bahwa tujuan stilistika yaitu merespon teks yang dianalisis
sebagai sebuah karya sastra dan mengobservasi bahasa karya sastra tersebut.
RANAH KAJIAN STILISTIKA
Sentral atau pusat kajian stilistika
adalah gaya. Stilistika merupakan ilmu yang mempelajari gaya seseorang dalam
menyatakan maksud dengan media berupa bahasa. Aminudin (1995: 44) menjelaskan
bahwa kajian stilistika dapat meliputi kata-kata, tanda baca, gambar, serta
bentuk tanda lain yang dianalogikan sebagai kata-kata.
Berkaitan dengan hal ini, Stockwell
(2002: 71) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa “stylistics can be
used for a variety of purposes, including, as we see in this book, the teaching
of language and of literature”. Dalam hal ini stilistika dapat digunakan
pada beberapa ranah termasuk di dalamnya meliputi isi dari sebuah buku, terkait
linguistik, serta literatur. Kajian stilistika termasuk luas.
Selanjutnya
Nurgiyantoro (2014: 152) menyatakan bahwa stilistika mengkaji beberapa unsur,
diantaranya yaitu unsur bunyi, leksikal, struktur, bahasa figuratif (pemajasan)
dan sarana retorika (penyiasatan struktur), citraan, dan kohesi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa unsur pada kajian stilitika meliputi unsure bunyi, leksikal, struktur,
bahasa figuratif dan sarana retorika, citraan, dan kohesi.
Lengkap banget Jasa Pembuatan Toko Online serta Cara Promosi Online Shop dan Cara Promosi di Instagram dan Cara Promosi Produk juga Cara Berjualan Online dan Cara Berdagang Online serta
ReplyDeleteGrosir Jilbab Murah serta Jilbab Instan Terbaru dan Jilbab Segi Empat Terbaru
Jasa Pembuatan Web Murah Berkualitas.
rekomendasi jurnal gaya bahasa sebagai tanda atau gaya bahasa sebagai mekanisme
ReplyDelete