Bersahabat &__
Komunikatif
Bersahabat merupakan sikap atau perbuatan yang mudah
menjalin keakraban terhadap sesama dengan tetap menjaga nuansa keharmonisan
meskipun didalamnya terdapat perbedaan. Komunikaitf merupakan sikap atau
perbuatan yang mudah terjalin kesepahaman atau saling mengerti antara satu
dengan yang lainnya. Barang siapa yang tidak memiliki karakter seperti ini,
maka orang tersebut tidak akan bisa berterima di dalam suatu kelompok atau
masyarakat.
PRESENTASE ILMIAH
A. Tahap Penyampaian Presentase
Presentase umumnya dilaksanakan di suatu ruang rapat
atau seminar dihadapan beberapa peserta. Tahap penyampaian presentase adalah
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Presentase disampaikan di depan audiens/hadirin/publik dari beberapa
golongan, maka diperlukan teknik komunikasi untuk menyakinkan bahwa audiens
dapat mendengar uraian yang kita sampaikan. Uraian lisan hanya dapat didengar
satu kali oleh hadirin, tidak dapat diulang melalui lembaran-lembaran cetak,
maka presenter harus menjaga agar hadirin memusatkan perhatian selama presentase
berlangsung untuk itu diperlukan analisis audiens. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam tahap persiapan sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan presentase
Presentase disesuaikan dengan tujuan atau alasannya. Presentase seorang
manejer sumber daya manusia, misalnya, berorientasi kepada kebijaksanaan,
prosedur dan manfaat pembinaan personil perusahaan. Seorang konsultan
berorientasi pada presentase analisis tentang manfaat berbagai proposal.
Seorang peneliti berorientasi pada keabsahan metode dan temuan penelitian untuk
mendapatkan penilaian dari audiens.
b. Analisis audiens/hadirin
Sifat audiens berpengaruh terhadap strategi untuk mencapai tujuan presentase,
karena itu analisis audiens merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan
dalam persiapan presentase. Yang perlu diperhatikan dalam analisis audiens,
yaitu :
1) Jumlah dan komposisi audiens
a) Memperkirakan jumlah audiens yang akan mengikuti presentase.
b) Mengetahui latar belakang profesi dan agama.
c) Menganalisis bauran pria dan wanita, tingkat usia,
kelompok sosial dan etnis, serta tingkat ekonomi dan pekerjaan.
2) Kemungkinan reaksi audiens
a) Menganalisis alasan audiens mengikuti presentase.
b) Memastikan sikap audiens secara umum pada topik presentase:
(1) Memastikan minat audiens (sangat tertarik, tertarik,
atau tidak tertarik) pada topik presentase.
(2) Meninjau reaksi audiens terhadap informasi yang sama
dengan yang telah mereka dengar pada waktu yang lalu.
(3) Mengetahui bagian materi presentase yang mungkin dapat
menyebabkan kesulitan bagi audiens.
c) Memprediksi respon audiens
(1) Mencatat manfaat yang diperoleh audiens dari pesan
yang mereka dapatkan.
(2) Merumuskan ide yang paling mungkin mendapat reaksi
positif dari audiens.
(3) Mengantisipasi kemungkinan timbulnya pertanyaan yang
mencerminkan rasa keberatan audiens.
(4) Menganalisis hal-hal yang terburuk yang mungkin
terjadi dan cara meresponnya.
3) Tingkat pemahaman audiens
a) Mengetahui apakah audiens telah mengetahui sesuatu
tentang pokok bahasan dalam presentase.
(1) Mengetahui kesetaraan tingkat pengetahuan audiens.
(2) Mempertimbangkan pengetahuan audiens tentang kosa kata
yang digunakan dalam presentase.
b) Memperkirakan tingkat kemampuan audiens untuk memahami
pesan dan presentase.
c) Mempertimbangkan bauran konsep umum dan rincian khusus
yang akan diterangkan.
4) Hubungan audiens dengan pembicara
a) Menganalisis cara audiens bereaksi terhadap pembicara.
b) Mengetahui sikap audiens untuk dapat menjadi akrab,
berpikir terbuka atau kurang ramah terhadap maksud pembicara.
c) Mengetahui cara audiens memberi respon
(1) Mengetahui yang diinginkan audiens.
(2) Mempertimbangkan kemungkinan sikap audiens terhadap
organisasi/lembaga yang diwakili oleh pembicara.
c. Membuat rencana presentase
Perencanaan komusikasi lisan tidak berbeda dari tulis, menetapkan ide
pokok, menyusun pesan, membuat kerangka, memperkirakan jangka waktu, dan
menetapkan gaya yang paling efektif.Pada setiap tahap, perencanaan didasarkan
pada pengetahuan pembicara terhadap audiens.
d. Menentukan ide pokok
Ide pokok atau tema presentase dapat menunjukkan cara audiens mendapat
manfaat dari presentase. Untuk itu, perlu dicari kalimat yang menghubungkan
pokok pembicaraan dengan tujuan pada kerangka referensi audiens, seperti slogan
yang banyak digunakan dalam periklanan. Misalnya, Penataan kembali departemen
data akan meningkatkan kualitas pelayanan pada tingkat biaya yang rendah.
e. Menyusun pesan
Penyusunan
pesan dimulai dari gagasan pokok yang telah ditetapkan. Jika waktu yang
tersedia singkat, materi harus ringkas. Uraian presentase terdiri atas tiga
bagian, yaitu :
1) Pembukaan
Saat
memulai presentase, presenter harus menyiapkan audiens untuk siap menerima
pesan yang akan disampaikan, juga harus mampu membangkitkan minat audiens. Cara
dapat dilakukan ialah:
a) Cerita human interest tentang pengalaman ringan yang
menarik dan menyegarkan suasana.
b) Mengungkapkan hal atau pernyataan yang mengundang
surprise.
c) Memberikan data statistik yang mengejutkan.
d) Menyisipkan humor yang sesuai.
e) Mengutip pernyataan pakar yang terkenal.
f) Jika mungkin, menampilkan film/gambar dengan
multimedia (liquid crystal display atau LCD/infocus).
2) Isi presentase
Presentase dibagi kedalam bagian-bagian yang berimbang, misalnya waktu,
tempat, faktor, kombinasi. Setiap informasi dipresentasekan dalam hubungan
dengan butir-butir yang penting dengan transi.
3) Kesimpulan
Pada akhir presentase, pembicara menyajikan semua butir yang merupakan
bagian penting presentase dan mengakhiri dengan kesimpulan. Penutupan presentase
dapat disajikan dengan strategi berikut:
a) Ungkapan kembali pokok-pokok pembicaraan.
b) Berikan ringkasan butir-butir inti pembicaraan.
c) Berikan saran untuk melakukan suatu tindakan yang
sesuai dengan pokok-pokok presentase.
d) Ungkapan suatu tantangan.
e) Gunakan kutipan ringkasan.
f. Menyiapkan bahan presentase dengan multi media
Dalam era teknologi informasi ini, presentase dengan multimedia sudah
merupakan keharusan dan kebutuhan karena
1) Presentase akan lebih menarik, karena dapat membuat
manuver dalam memvariasikan teknik penyajian bahan termasuk melalui animasi.
2) Penyaji dapat menghemat waktu karena dapat mengoreksi
bahan sewaktu-waktu diperlukan.
3) Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang
dikehendaki secra menarik.
4) Penyaji diringankan dengan hanya membawa alat berupa
flashdisk yang menampung bahan presentase.
5) Bahasa presentase dapat sangat ringkas yang dapat
membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.
6) Pesrta dapat langsung merekam/menyalin/mengkopi bahan presentase
yang diperlukan.
Agar manfaat multi media dapat dinikmati, perlu disiapkan dengan baik,
dengan langkah-langkah berikut:
1) Tentukan butir-butir terpenting dari bahan yang
dibahas, penyebutan butir hendaknya tidak terlalu singkat, tapi juga bukan
suatu elaborasi karena elaborasi akan disampaikan dalam lisan.
2) Atur butir-butir agar alur penyajian runtut dan runut
(koheren dan kohesif).
3) Kerangka pikir perlu diungkapkan dalam bagian alir.
4) Tulisan semuanya dalam bingkai power point dengan
ukuran huruf/gampar yang memadai.
5) Pilihlah rancangan tayangan salindia (slide show) yang
cocok (kontras warna sangat penting, begitu juga animasi).
6) Uji coba tayangan untuk memastikan bahan yang
disajikan terbaca oleh peserta dalam ruangan yang tersedia. Dalam halini perlu
dipastikan ukuran huruf dan kombinasi/kontras warna, jangan sampai dekorasi
lebih menarik daripada butir bahasan.
7) Cetak bahan untuk dipakai sebgai pegangan dalam
penyajian.
g. Membuat ikhtisar
Sebuah ikhtisar yang baik merupakan keharusan dalam mempersiapkan
pembicaraan. Siapkan catatan-catatan pada kartu terlebih dahulu, kemudian susun
menurut tingkat kepentingan informasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat ikhtisar, yakni:
1) Membangkitkan dan Menarik Minat
Keberhasilan pembicaraan dalam sebuah presentase ditentukan oleh sejauh
mana pembicara mampu membangkitkan dan menarik minat audiens. Misalnya dengan
menyisipkan cerita menarik, juga memberikan tekanan pada ide-ide baru, atau
dengan pengalaman diri disertai berbagai contoh, serta menyajikan angka-angka
statistik.
2) Seni Berbicara
Pembicaraan akan lebih menarik jika dilakukan tanpa teks sehingga pembicara
leluasa mengolah kata dengan tidak formal. Namun, tidak semua pembicaraan dapat
dilakukan tanpa teks. Apapun metode yang digunakan hendaknya diupayakan
berbicara dengan wajar bukan membaca atau berdeklamasi. Dalam hal ini
diperlukan ikhtisar sebagai panduan.
3) Memperkirakan waktu
Pembicara harus menyesuaikan materi dengan alokasi waktu yang tersedia.
Ikhtisar dapat membantu memperkirakan lama berbicara. Kemampuan rata-rata
seorang pembicara ialah 125-150 kata per menit atau 7.500-9.000 per jam.
4) Menetapkan Gaya Presentase
5) Gaya informal dengan nada percakapan, untuk memotivasi
peserta, dapat digunakan dalam ruang rapat yang melingkari meja dengan jumlah
peserta yang terbatas. Dapat menggunakan alat bantu visual yang sederhana dan
memberi kesempatan peserta untuk berbicara. Jika presentase disampaikan dalam
ruang dan jumlah peserta yang besar, digunakan gaya formal. Gaya disesuaikan
dengan event, jumlah audiens, pokok presentase, tujuan, anggaran, dan waktu.
Pada presentase formal, pembicara biasanya berdiri di atas panggung/podium dan
menggunakan pengeras suara, serta menggunakan peralatan multimedia yang
mutakhir.
2. Tahap pengembangan presentase
Presentase memberikan dua faktor yang bersamaan yaitu
kesempatan sekaligus tantangan. Kesempatan terjadi pada interaksi dengan
audiens sehingga pembicara dapat menerima maupun menyampaikan informasi dan
dapat menyesuaikan isi dengan perkembangan situasi; menyunting atau membuat
lebih jelas presentase yang disampaikan. Pembicara juga dapat memmanfaatkan ide
audiens untuk mencapai kesimpulan yang dapat diterima kedua belah pihak.
Tantangannya ialah pembicara harus mempersiapkan bahan dengan cermat, seperti
berikut ini.
a. Pembukaan
Bagian ini berfungsi menarik perhatian audiens agar bersedia mendengarkan.
Pembukaan perlu disusun secara kreatif, misalnya menerangkan tujuan dan
pengembangan presentase, analisis audiens. Pembicara sering mengabaikan bagian
ini karena yang dipikirkan adalah materi presentase. Berbicara di depan audiens
tidak berbeda dengan berkomunikasi tatap muka secara pribadi, kesan pertama
begitu menggoda,, setelah itu terserah Anda. Dengan demikian, kesempatan awal
berkomunikasi dapat berpengaruh positif atau negatif pada proses selanjutnya.
b. Bagian inti presentase
Volume presentase dibatasi tiga sampai empat pokok bahasan untuk memastikan
susunan presentase yang jelas, cara penyampaian yang menarik, dan kecukupan
waktu.
1) Merangkai ide
Merangkai ide ditentukan oleh kata-kata yang menghubungkan bagian ide dan
ide. Kalimat pendek dan paragraf ringkas dirangkaikan dengan kata penghubung.
Untuk merangkaikan antarparagraf digunakan kalimat lengkap, misalnya Karena
kita telah memahami permasalahannya, sekarang kita perhatikan solusinya. Setiap
peralihan topik perlu mendapat penekanan, misalnya dengan meringkas pokok yang
telah disampakan kemudian menyampaikan pokok berikutnya.
2) Mengingat perhatian audiens, usaha presenter untuk
mengikat perhatian audiens dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Menghubungkan pokok presentase dengan kebutuhan
audiens. Setiap orang akan tertarik pada hal-hal yang berhubunagn pribadinya
maka rencanakan tiap pokok bahasan agar dipandang penting dan bernialai oleh
audiens.
b) Menggunakan bahasa yang baik dan pengucapan yang
jelas. Orang akan cepat bosan jika tidak dapat memahami pembicaraan, kaitkan
materi dengan kenyataan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kata-kata yang
sederhana, kalimat pendek, dan contoh konkret.
c) Menerangkan hubungan antara pokok presentase dengan
ide-ide yang mudah dipahami, dengan sesuatu yang telah dipahami/familier
sehingga audiens mengingat hal yang dikemukakan presenter.
d) Cara lain ialah dengan melibatkan audiens dengan
meminta pendapat atau memberikan pertanyaan. Umpan balik audiens akan membantu
presenter mengetahui pemahaman audiens sebelum beralih pada pokok berikutnya.
Di sini juga memberi kesempatan kepada audiens untuk beralih dari pendengar
menjadi pembicara (dadakan dan sementara). Dalam hal ini, alat bantu visual
sangat membangkitkan minat audiens.
c. Penutup
Menutup tidak kalah penting dengan dengan membuka presentase karena
kosentrasi audiens tertuju pada bagian ini. Sediakan waktu sepuluh menit untuk
menyampaikan kesimpulan. Perlu diberitahukan bahwa pembicaraan telah hampir
berakhir agar audiens mendengarkan dengan cepat.
d. Waktu tanya jawab
Kesempatan tanya jawab perlu disiapkan bersama dengan pembukaan, bagian
inti, dan penutup, juga perlu diperhatikan sifat presentase, waktu yang
tersedia. Tanggapan yang diberikan atas tanggapan audiens selama presentase
berlangsung dapat mengganggu arus pembicaraan. Tapi setiap tanggapan dari
audiens merupakan peluang dalam memperoleh informasi penting.
e. Sarana pendukung presentase
Walaupun penyajian presentase yang terbaik dengan dukungan multimedia,
tetapi jika diperlukan masih ada cara lain. Selain materi/naskah, diperlukan
alat bantu lain demi keberhasilan presentase. Berdasarkan penelitian, orang
dapat mengingat 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang
dilihat, dan 50% dari yang dilihat dan didengar. Alat bantu visual yang biasa
digunakan ialah:
1)
Handout
Handout merupakan lembaran kertas yang berisi ringkasan, kerangka, abstrak,
laporan tertulis atau materi tambahan seperti tabel dan grafik. Handout dapat
digunakan untuk mengingat pembicaraan dan ide-ide presentase, juga dijadikan
referensi dalam mengikuti presentase.
2)
Papan
tulis
Papan tulis digunakan dalam kelompok kecil peserta, untuk menguraikan ide
sambil berbicara dengan tetap mamandang audiens.
3)
Flip
charts
Flip charts adalah lembaran kertas yang ditempelkan pada sebuah papan
penyangga. Alat bantu ini digunakan untuk menjelaskan pokok presentase yang
merupakan garis besar ikhtisar seperti grafik atau diagram dengan menuliskan
langsung pada kertas dengan spidol aneka warna.
4)
Transparansi/kertas
tembus cahaya
Transparansi/kertas tembus cahaya banyak digunakan pada presentase bisnis
dan akademis untuk menyajikan berbagai ilustrasi dengan overhead projector
(OHP). Transparansi dapat dibuat di atas plastik khusus dengan spidol,
fotokopi, atau printout komputer. Informasi dalam satu lembar jangan terlalu
rumit.
5)
Slide
Slide dapat menampilkan informasi dalam bentuk foto tanpa harus banyak
dikomentari. Menggunakan slide perlu dibantu oleh operator yang mampu
mengkoordinir antara slide dan pembicaraan. Juga perlu diperiksa apakah alat
dapat digunakan dengan baik.
6)
LCD
(Liquid Crystal Display) atau infocus (multimedia)
LCD (Liquid Crystal Display) atau infocus (multimedia) adalah media
informasi dengan teknologi tinggi yang diatur dari komputer. Dengan alat ini
informasi dalam bentuk apapun dapat disampaikan dengan lengkap, lebih-lebih
dengan menggunakan fasilitas hyperlink yang dapat dikonfigurasikan dengan
program power point. Sekarang, setiap presenter dituntut terampil membuat dan
menggunakan teknik ini dalam setiap presentase.
3. Menguasai teknik dan seni presentase
Bisa ala biasa, biasa ala dipaksa, demikian kata
pepatah lama maka untuk keberhasilan presentase perlu latihan yang cukup,
terlebih lagi uang belum berpengalaman berhadapan dengan publik. Pengunaan
teknik dan seni presentase harus disesuaikan dengan karakter hadirin, bukan
hadirin yang harus menyesuaikan dengan presenter. Misalnya dalam presentase
bisnis ada pernyataan demikian:
Membenarkan dengan fakta, membeli dengan uang.
Membenarkan dengan kondisi bisnis, membeli dengan
kondisi pribadi.
Membenarkan dengan logika, membeli dengan emosi.
Latihan yang dilakukan setelah semua rencana presentase
dan alat bantunya disiapkan, dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Menghafal, seluruh kata dalam naskah presentase,
hampir tidak mungkin apalagi naskah yang cukup panjang. Sebaiknya menghafal
bagian pendahuluan saja.
b. Membaca, dilakukan jika materi bersifat kompleks dan
teknis. Latihan diperlukan untuk menjaga kontak dengan audiens. Membaca naskah
perlu memperhatikan nada dan irama bicara; dengan mengatur nafas dan isyarat
gerakan tangan, bahkan mimik.
c. Menggunakan catatan, dalam bentuk ikhtisar adalah cara
yang paling efektif dan mudah karena akan memberi kontak banyak yang cukup
banyak dengan hadirin. Jika hadirin menampakkan mimik bertanya-tanya, pembicara
dapat langsung meresponsnya.
4. Mempersiapkan presentase
Untuk meraih sukses presentase, pembicara harus
menyiapkan baik materi maupun persiapan kepribadian/diri. Untuk menjaga
hubungan dengan hadirin, peserta yang bijak menggunakan bahasa tubuh sebagai
alat komunikasi non-verbalnya. Bahasa nonverbal dengan menggunakan pandangan,
senyuman, sikap tubuh, dan sikap yang bersahaja lebih efektif menarik simpati
hadirin. Sebagai persiapan presentase, perhatikan hal-hal berikut.
a. Tidak menampakkan perasaan gugup dengan tetap percaya
diri karena semua materi presentase telah disiapkan dengan cermat.
b. Mengatur volume suara, jangan terlalu pelan atau
terlalu keras, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Menjaga posisi kepala untuk tetap tegak, posisi ini
akan membantu memproyeksikan suara yang baik dan menjangkau audiens.
d. Mengunakan nada percakapan, presentase bukanlah orasi.
Suara pembicara harus mencerminkan kehangatan, enak untuk didengar, dan
bersahabat. Jangan bernada marah, mengkritik, dan kasar karena suasana akan
rusak.
e. Memandang kearah audiens, akan menciptakan suasana
senang pada hadirin karena merasa diperhatikan. Lontarkan pandangan ke tengah,
kemudian ke sebelah kanan, dan sebelah kiri. Selanjutnya, pandangan dipersempit
sehingga pembicara dapat melihat ekspresi wajah setiap hadirin.
f. Berdiri tegak dengan tenang; gaya berdiri dan gerakan
tangan dapat membantu, atau bahkan sebaliknya dapat mengganggu presentase. Jika
mungkin pembicara dapat berdiri di balik podium dan meletakkan catatan di
atasnya. Cara ini untuk menyembunyikan rasa gugup yang terlihat pada gemetar
kertas yang dipegangnya. Jika situasi sudah dikuasai (biasanya setelah lima
menit), pembicara dapat maju ke depan podium bahkan mendekati hadirin untuk
menciptakan suasana akrab.
g. Menghindari kebiasaan buruk; misalnya membasahi bibir
dengan ujung lidah, membersihkan dengan ujung jari, dan bersendawa akan merusak
suasana dan menurunkan kredibilitas pembicara.
h. Gunakan durasi waktu sebatas yang diberikan; acara
yang menampilkan beberapa pembicara, waktu diperhitungkan dengan cermat hingga
akhir acara. Pembicara yang melampaui durasi yang diberikan akan memaksa
pembicara selanjutnya untuk menyingkat pembicaraan dan memberi kesan sombong
bahwa ialah yang terpenting. Untuk menghindari kemungkinan melewati waktu yang
diberikan, mintalah kepada penyelenggara (moderator) untuk memberikan
peringatan pada menitmenit terakhir.
i. Memperhatikan reaksi audiens, jika hadirin menampakkan
tanda-tanda kebosanan tandanya pembicara harus memberikan jeda yang menyegarkan
dengan lelucon atau anekdot yang cerdas. Jika audiens letih karena acara
terlambat, ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu berikan gaya presentase yang
menarik dan meringkas pertanyaan sebatas materi yang penting.
5. Presenter yang Baik
Pembicaraan yang baik adalah yang memahami kemampuan
audiens maka presentase harus selalu berorientasi pada audiens. Berikut
kriteria pembicara yang baik, yaitu :
a. Mempunyai wawasan, ia mengetahui dengan tepat
kekurangan dan kelebihan pada dirinya.
b. Dapat mengetahui dan mengenal audiens serta
menunjukkan kepedulian terhadap pihak yang telah memberi kesempatan untuk presentase.
c. Percaya bahwa audiens sedang melakukan pekerjaan yang
penting dan beralasan untuk mengikuti presentase.
d. Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan
berbagai kebutuhan informasi di pihak audiens serta bersedia memberikan jawaban
atas pertanyaan audiens.
e. Menggagap penyajian presentasenya sebagai prestasi; ia
harus berusaha menarik perhatian pada pembicaraan, mampu memahami sikap audiens
maka ia harus menciptakan suasana yang menyenangkan agar audiens dapat
mengikuti gagasan-gagasan yang diuraikan.
f. Dapat menerima kritik atau analisis presentase tentang
berbagai hal yang berkenaan dengan presentase, misalnya gerak tubuh, gaya
berbicara kefasihan berbahasa dan peguasaan materi.
B. Tujuh Tips Sukses dalam Presentase
Ada tujuh tips agar sukses dalam presentase, ketujuh
tips tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara tak wajar, tapi sampaikan presentase yang “berisi”
agar bisa difahami oleh pendengar.
Hal yang sangat penting dalam memberikan presentase
adalah kemampuan persuasi dari materi yang disajikan. Hindarkanlah memakai trik
atau cara inkonvensional yang kurang perlu, agar tidak mengurangi reliability
dari materi yang disampaikan. Jika pendengar presentase anda terdiri dari para
ekspert, presentase yang bersifat “menyerang”, “straight”, “smash” lebih
efektif. Sebalikya, jika cara presentase anda terlalu bertele-tele, berakibat
menurunnya konsentrasi ekspert pendengar yang berusaha memahami penelitian
anda. Untuk meningkatkan reliability, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan
mutu dari materi yang dipresentasekan. Untuk itu, sebelum melakukan presentase,
diperlukan kerja keras untuk memilih, merangkai materi yang akan disajikan.
Salah satu cara yang sering ditempuh, adalah memberikan penekanan pada isi yang
dianggap penting. Misalnya mengatakan “Temuan yang paling penting dalam
penelitian ini adalah ….”, selanjutnya diikuti dengan penjelasan bagian yang
dimaksud. Cara lain misalnya dengan beberapa kali memperlihatkan data yang
penting, agar pendengar memberikan perhatian lebih terhadap data tersebut.
Dengan cara tersebut, ide anda dapat tersampaikan secara efektif pada
pendengar.
2. Faktor penting dalam presentase adalah keseluruhan ide
yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar
Dalam presentase, sangat penting bahwa ide yang
disampaikan dapat difahami secara keseluruhan oleh pendengar. Untuk itu, saat
menyiapkan slide, pada bagian awal jelaskan item-item apa saja yang akan
dibahas. Selanjutnya jelaskan secara detail masing-masing item tersebut. Hal
yang sama dilakukan juga saat menjelaskan tiap item/sub bahasan. Pertama-tama
jelaskan secara singkat hal apa saja yang akan dibahas, baru diikuti dengan
penjelasan detail masing masing subbahasan. Misalnya anda ingin menjelaskan
karakteristik metode yang anda teliti. Pertama-tama jelaskan ada berapakah
karakteristik dari metode tersebut. Setelah itu, diikuti dengan menjelaskan
masing-masing karakteristik tersebut secara berurutan dan terstruktur.
Jika anda menjelaskan hasil eksperimen, pertama-tama
jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut dengan kalimat yang sederhana
dan mudah ditangkap. Baru kemudian siapkan slide yang menjelaskan secara detail
karakteristik hasil yang diperoleh. Dengan membuat slide terstruktur seperti
ini, saat anda menyampaikan presentase, ide keseluruhan/outline dengan
sendirinya akan dijelaskan pada awal dari slide presentase. Misalnya “Pada
metode ini ada tiga karakteristik yang penting. Ketiga hal tersebut.
Masingmasing A, B dan C. Penjelasan selengkapnya dari ketiga karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut. …… “.
3. Pada akhir presentase, sangat dianjurkan untuk
mengulas kembali point-point penting
yang dipresentasekan
Pada slide terakhir, sangat dianjurkan untuk mengulas
kembali bagian-bagian penting yang perlu “digarisbawahi”. Anda dapat
mengawalinya dengan kalimat sebagai berikut, “Demikian telah kami jelaskan
penelitian mengenai W. Sebelum menutup presentase ini, kami ingin mengulang
kembali beberapa hal dan temuan penting dalam penelitian ini”. Untuk
menjelaskan per point, anda dapat memakai kalimat misalnya, “Pada studi ini,
ada tiga temuan penting, yaitu X, Y dan Z.” Diikuti dengan menjelaskan
masing-masing X, Y dan Z. Pemakaian kata “tiga” pada kalimat di atas, yang
menunjukkan “banyaknya point” akan sangat membantu pendengar untuk memahami dan
mengingat hal-hal yang akan disampaikan.
Dalam penyampaian tersebut, anda perlu memikirkan cara
pengungkapan yang paling jitu, dan paling berkesan (chikara wo ireta
hanashi-kata), akan tetapi tidak jangan sampai terkesan tergesa-gesa. Pikirkan dengan sebaik-baiknya point-point penting mana
yang akan anda sampaikan.
a. Misalnya tujuan presentase tsb. adalah
menjelaskan suatu metode, maka point yang penting untuk diulang adalah segi :
keunggulan dan originality.
b. Misalnya anda ingin menyampaikan hasil
yang menarik dari suatu eksperimen,maka anda dapat mengulang angka-angka yang
mendukung hasil akhir eksperimen tersebut, misalnya
recognition rate, error-rate.
Yang manapun yang akan anda sampaikan,
anda harus membuat alur cerita yang logis, dengan menyampaikan data
yang dapat meyakinkan pendengar. Data seperti
ini janganlah ditampilkan secara tiba-tiba
pada slide yang terakhir, melainkan harus disampaikan pada tengah alur presentase.
Penyampaian pada slide terakhir harus
bersifat hanya sebagai ulangan. Kalau pada slide terakhir tersebut anda justru
menampilkan hasil eksperimen yang sama sekali
baru dan belum pernah diperkenalkan pada slide
sebelumnya, justru akan berakibat membingungkan pendengar dalam menangkap bagian penting presentase anda.
4. Pemakaian demonstrasi eksperimen merupakan
hal yang menarik.
Siapkan beberapa alternatif yang akan didemonstrasikan
pada pendengar.
Yang dimaksud “demonstrasi” di sini adalah
memperlihatkan cara kerja software yang telah dibuat tentang tema-tema VR,
simulasi virtual endoscopy, dan sebagainya. Bisa juga demonstrasi dalam bentuk
peragaan alat yang telah dibuat.
Anda dianjurkan agar dalam presentase (di
tengah atau akhir) dapat menyajikan demonstrasi software atau menunjukkan cara
kerja alat yang telah dibuat. Demonstrasi yang
memakai animasi, moving picture, akan
memberikan sentuhan tersendiri yang efektif bagi peningkatan kualitas presentase. Hal ini akan membuat pendengar lebih
yakin atas hasil eksperimen yang telah anda
jelaskan. Jika tujuan presentase adalah untuk
memberikan impresi pada metode, pada bagian
demonstrasi, tunjukkan contoh hasil yang memberikan
impact kuat atas hasil eksperimen. Jangan lupa, sebelumnya anda perlu jelaskan secara lisan kepada pendengar, bahwa
anda akan memperlihatkan sebuah demonstrasi.
Hal ini penting karena akan membuat perhatian
pendengar terfokus pada demo yang akan anda perlihatkan.
Biasanya cukup 1 jenis demonstrasi saja yang
diperlihatkan. Akan tetapi, untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan,
sebaiknya disiapkan beberapa jenis demonstrasi
yang memiliki karakteristik berlainan, sekitar
2 sampai 4. Dengan demikian anda memiliki kesempatan
memilih jenis demonstrasi mana yang akan anda sampaikan dengan memperhatikan reaksi pendengar, dan juga ada
cadangan sekiranya salah satu dari demonstrasi
tersebut gagal. Jika anda masih punya cukup
waktu, tentu saja anda dapat memperlihatkan semua demonstrasi yang telah disiapkan.
Agar anda tidak lupa timing untuk
memperlihatkan demonstrasi tersebut, bisa juga disiapkan 1 slide dengan tulisan
sederhana “video”, sekedar untuk mengingatkan
anda bahwa saat tersebut waktunya untuk menampilkan
video (atau demonstrasi software) kepada pendengar.
5. Perhatikan pengaturan waktu/scheduling
dalam menyampaikan presentase. Jika presentase terasa berjalan lambat, anda
perlu untuk meringkas materi yang
disajikan.
Biasanya waktu untuk presentase dibatasi,
sehingga untuk menyampaikan materi penelitian, anda perlu memperhatikan
pembagian waktu untuk tiap slide. Terutama
sekali presentase di seminar, conference maupun
interview pekerjaan, bila presentase anda melewati batas waktu yang ditetapkan akan berakibat kurang baik pada penilaian.
Jadi, rancanglah pembagian waktu untuk
tiap hal yang akan disampaikan. Jika presentase ternyata berjalan terlambat
dari semestinya, ringkaslah bagian-bagian yang
dapat diringkas, sehingga presentase dapat berakhir
sesuai pada waktu yang direncanakan. Untuk hal ini, saat anda membuat persiapan presentase, urutkan prioritas hal yang
tertulis pada slide, sedemikian hingga bagian
atas pada suatu slide berisi hal yang paling
penting, semakin ke bawah prioritasnya lebih rendah daripada yang di atas. Hal ini akan membantu anda saat harus
melewati bagianbagian yang tidak penting,
yaitu yang berada di bagian bawah, agar presentase
selesai tepat waktu.Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah anda harus memperhitungkan terlebih dahulu, waktu
untuk memperlihatkan demonstrasi dan waktu untuk
tanya jawab.
Selanjutnya, jika hal di atas terjadi dan
anda harus men-skip slide, sampaikan pada audience, misalnya “Karena
keterbatasan waktu, rencana presentase ini
sedikit saya ubah….”. Hal ini memberikan kesan yang
jauh lebih baik daripada anda diam saja saat melewati topik-topik tertentu dalam pembicaraan.
6. Perlunya berlatih presentase di depan
teman/kolega
Jika seseorang belum terbiasa melakukan presentase,
dan tibatiba diharuskan memberikan presentase pada seminar atau forum
resmi, seringkali gagal dikarenakan kata-kata
macet di tengah-tengah atau penjelasan yang
diberikan ternyata salah. Jika penampilan anda seperti ini, bagaimana pun bagusnya materi yang akan disajikan,
kegagalan tersebut akan membuat pihak
pendengar presentase anda menjadi kurang percaya
dan sulit untuk menerima argumen anda.
Untuk menghindari kegagalan ini, tidak ada jalan lain
kecuali berlatih presentase berulang kali. Ajaklah teman anda di laboratorium.
sebagai sparring partner. Mintalah agar dia bersedia menjadi pendengar, dan
berlatihlah seolah-olah anda berada pada situasi formal yang sebenarnya.
Sebaiknya teman yang dipilih adalah orang yang terbiasa melakukan presentase.
Dengan demikian, dia cukup berpengalaman untuk dapat melihat sisi-sisi lemah
yang perlu dikoreksi, maupun memberikan masukan bagi presentase anda.
Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai teman anda
tidak dapat menemukan kelemahannya. Jika anda belum terbiasa melakukan presentase,
sekurang-kurangnya anda harus berlatih tiga kali. Perbaikilah slide anda jika
ada kritikan terhadap urutan slide maupun kekuranglengkapan lay out presentase.
Usahakan agar anda dapat merekam latihan presentase tsb., agar anda dapat
meneliti kembali hal-hal mana yang perlu dikoreksi. Karena latihan seperti ini
karena makan waktu beberapa hari, maka sebaiknya anda mulai berlatih sejak 3
minggu sebelum hari-H.Salah satu manfaat berlatih presentase di depan orang ini
adalah meningkatkan rasa keberanian dan percaya diri anda. Tidak ada obat untuk
menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri selain membiasakan diri berbicara
dan berpendapat di depan umum.
7. Ceklah projector sebelum melakukan presentase
Tidak ada artinya jerih payah anda menyiapkan slide
atau demo software, jika anda tidak dapat mempresentasekannya pada hari H.
Jangan sampai presentase anda gagal hanya gara-gara alat tidak dapat bekerja
dengan baik. Untuk menghindari kegagalan semacam ini, sebelum presentase,
periksalah apakah alat-alat tersebut dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan.
Jika untuk presentase tersebut, anda harus meminjam projector, periksalah
spesifikasi dan cara instalasinya. Selanjutnya, datanglah lebih awal daripada
jadwal presentase, dan periksalah sekali lagi apakah alat tersebut bekerja
dengan benar. Ini untuk mengantisipasi, bila terdapat kerusakan, anda masih
memiliki waktu untuk memperbaiki atau mencari alternatif solusi yang lain.
No comments:
Post a Comment