Sunday, November 12, 2017

KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN

Mandiri
Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas atau suatu permasalahan. Kemandirian bukan berarti mengelakkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Tetapi kemandirian yang dimaksud lebih ditekankan kepada keajegan diri bahwa saya mampu atau saya bisa untuk menjadi lebih baik dengan usaha dan kerja keras sendiri. Pemuda mandiri merupakan generasi harapan yang mampu membawa kegemilangan bangsa dengan solusi-solusi alternatif terhadap permasalahan yang ada sehingga terwujud Indonesia mandiri

KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN

A. Kutipan
Dalam menulis karya ilmiah, kadangkala kita mengutip pendapat oranglain. Kutipan itu kita gunakan sebagai alat untuk memperkuat argumentasikita. Dalam upaya tersebut, perlu diperhatikan kebiasaan-kebiasan yanglazim berlaku dalam dunia ilmu.
Kutipan terdiri atas dua jenis, yaitu (1) kutipan langsung dan (2) kutipantidak langsung. Dalam mengutip secara langsung kita tidak melakukanperubahan apa pun terhadap teks atau bagian teks yang kita kutip tersebutsedangkan dalam mengutip tidak secara langsung kita diperkenankan untukmenggunakan kata-kata kita sendiri tetapi tidak mengubah makna pada teksaslinya. Keduanya jenis kutipan ini bertujuan sama, yaitu meminjam pemikiranorang lain untuk melengkapi tulisan kita tanpa menghilangkan penghargaankita kepada orang yang pikirannya kita pinjam tersebut.
Kutipan langsung dan kutipan tidak langsung memiliki ciri-ciri tersendiri.Ciri kutipan langsung adalah
1.  Tidak boleh ada perubahan terhadap teks asli,
2.  Tanda (sic!) digunakan apabila ditemukan kesalahan pada teks asli,
3.  Tanda tiga titik tiga berspasi (. . .) digunakan apabila ada bagiankutipan yang dihilangkan, dan
4.  Menggunakan sumber kutipan yang berlaku dalam bidang selingkung.
Dalam proses ini, kadang kita mengutip teks yang panjang dan kadangmengutip teks yang pendek. Sebuah kutipan disebut kutipan pendek apabilatidak lebih dari empat baris sedangkan kutipan panjang lebih dari empat baris. Kutipan pendek (1) diintegrasikan langsung dengan tulisan kita, (2) diapit oleh tanda kutip, dan, (3) jangan lupa, sumber kutipan. Kutipan langsung panjang (1) dipisahkan dari teks kita dengan dengan spasi dan besaran huruf yang lebih kecil, (2) boleh diapit oleh tanda kutip oleh tidak, dan (3) jangan lupa, sumber kutipan harus ada. Kutipan langsung, baik yang pendek maupun yang panjang, juga dapat dilakukan pada catatan kaki dengan tatacara: spasi rapat, diapit tanda kutip, dan tidak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli.
Kutipan tidak langsung disebut juga inti sari pendapat memiliki ciri-ciri (1) diintegrasikan dengan teks, (2) tidak diapit oleh tanpa kutip, dan (3) harus menyertakan sumber kutipan. Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus ditulis jika kita tidak ingin digolongkan sebagai orang yang melakukan plagiarisme karena plagiarisme merupakan tindakan pencurian terhadap hak cipta seseorang yang dilindungi oleh hukum. Selain terhindar dari tuduhan plagiarisme, menyertakan data atas sumber kutipan juga berarti menghargai pikiran orang yang tulisannya kita kutip selain sebagai etika dalam dunia ilmu dan aspek legalitasnya.
B. Sistem Rujukan
Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalamsebuah tulisan, kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalamtiap bidang ilmu selingkung sehingga muncul variasi dalam penulisannya.Tidak heran apabila sistem yang digunakan oleh bidang ilmu tertentu berbedadengan sistem yang dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya. Walaupundemikian, kita mengenal dua sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu
1.    catatan kaki, dan
2.    catatan belakang.
Catatan Kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halamansedangkan Catatan Belakangada di akhir bab (dalam sebuah buku) atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam sebuah makalah).Sistem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan. Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai oleh angka Arab. Teks di bawah ini akan menjelaskan bagaimana catatan dibuat. Sebuah tulisan mengenai hubungan pribadi seseorang dengan lingkungannya mengutip pendapat seorang tokoh psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini menulis buku berjudul Batas Nalar yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta. Di halaman 159, penulis buku membuat pernyataan yang cukup penting mengenai mentalitas para pedagang sehingga perlu dikutip dan diberi catatan (bagian yang dikutip ditebalkan).

Setiap orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula dengan profesi seseorang. Orang yang sukses berniaga punya kecenderungan bertindak dan menantang risiko. Ini juga merupakan wujud dari kemandirian seseorang1Seperti dikatakan oleh John
Maynard Keynes, dst.
_______________
1Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
Informasi Tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulismemandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan informasikan adanya sumber lain yang membahas kasus yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang berjudul “Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekan Indonesia-Malaysia” yang terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2 Desember 2007, hlm. 48-57. Di halaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha seorang tokoh Melayu bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu secara singkat dimasukan dalam catatan kaki.

Kemandirian merupakan salah satu tanda kedewasaan seseorang. Khusus bagi mahasiswa, mandiri adalah suatu hal yang wajib untuk dimiliki. Karena, jika kemandirian itu tidak ada, maka kemampuan untuk belajar sendiri, hidup jauh dengan keluarga, membuat hidangan makanan tersendiri, bahkan melindungi diri sendiri tidak akan pernah bisa dilakukan. Kemandirian menjadi sangat urgen untuk dimiliki bagi seorang mahasiswa.17.
_________________
17catatan kecil ibrahim yang dituliskan di dinding kamar kostnya semasa menjadi mahasiswa di Sumatra.

Dalam hal catatan kaki yang berisi referensi, seorang penulis hampir dapatdipastikan menggunakan beberapa sumber. Apabila sumber-sumber itu dirujuk beberapa kali dengan halaman yang sama atau berbeda-beda, maka tiga istilah, yaitu Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit, harus diketahui dan dipergunakan dengan benar.
Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit. ketiganya berasal dari bahasa Latin. Ibid berasal dari kata ibidem yang artinya ‘pada tempat yang sama’. Istilah ini digunakan untuk rujukan apa saja yang digunakan berturut-turut tanpa disela oleh sumber yang lain. Op.Cit. berasal dari kata opere citato yang berarti ‘pada karya yang telah dikutip’. Istilah ini digunakan apabila seorang penulis mengacu sumber berupa sebuah buku yang diacu beberapa kali namun sumber tersebut telah disela oleh sumber yang lain. Loc.Cit. berasal dari kata loco citato yang artnya ‘pada tempat yang telah dikutip’. Istilah ini mengacu kepada artikel dalam bunga rampai, jurnal, majalah, koran, ansiklopedi. Istlah ini dipergunakan apabila artikel tersebut dirujuk beberapa kali dan telah disela oleh sumber yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini.

1 Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
2 Ibid.
3 Ibid, hlm. 40.
4 Ibid, hlm. 46.
5 Boen S. Oemarjati. 2012. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” 
DalamMemaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Hlm. 121.
6Arnold Van Gennep. 1992. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press. Hlm. 35.
7Donald B. Calne, Op.Cit., hlm. 170.
8Boen S. Oemarjati, Loc.Cit., hlm. 125.
9Arnold Van Gennep, Op.Cit., hlm. 42.

C. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah semua sumber yang menjadirujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazimdisebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau Kepustakaan dengan fungsi sebagai berikut.
1.    Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2.    Memberikan petunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebihdalam mengenai tulisan yang dibacanya serta hubungannya dengantulisan lain yang berkaitan.
3.    Membantu pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidangstudinya.
4.    Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumbersumberyang dipergunakannya.
Ada beberapa variasi penulisan Daftar Pustaka. Variasi ini terjadi akibat pola-polapenulisan yang dikembangkan oleh selingkung bidang, misalnya format MLA (The Modern Language Association) dan format APA (American Psycologycal Association). Namun demikian, unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah daftar pustaka pada dasarnya sama. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Nama penulis,
2.    Tahun terbitan sumber yang bersangkutan,
3.    Judul sumber yang dipakai sebagai referensi, dan
4.    Data publikasi (nama tempat terbit, nama penerbit).
Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
1.    baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua danselanjutnya dimulai dengan 3--5 ketukan ke dalam,
2.    jarak antarbaris 1 spasi,
3.    jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi,
4.    diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis(bergantung pada gaya selingkung bidang)
Untuk nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda denganpenuisan dalam Catatan kaki. Pada Catatan Kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi Daftar Pustaka dibalik, yakni dengan mendahulukan nama belakangkarena dianggap sebagai nama keluarga dan dibatasi oleh koma untuk kata selanjutnya yang dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format MLA
Caine, Donald B. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992.
Oemarjati, Boen S. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai
Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press, 2012.
Format APA
Caine, Donald B. (2005). Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Gennep, Arnold Van. (1992). The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Oemarjati, Boen S. (2012). “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Apabila pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka namapenulis pertama saja yang dibalik sedangkan nama pengarang kedua tidak.Apabila penulisnya empat orang atau lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan ‘dkk’ yang artinya ‘dan kawan-kawan’ yang dalam istilah Latin adalah et.al. Contoh:
Dua Penulis:
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Tiga Penulis:
Gustianti, Rina, Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Empat Penulis:
Gustianti, Rina, dkk. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.

No comments:

Post a Comment

Semangat Kolaborasi Riset Membangun IKN Berbudaya: Desa Telemow Bersiap Menjadi Laboratorium Hidup Kearifan Lokal

  Penajam Paser Utara, 16 September 2024 – Gemuruh semangat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur bergema hingga ke pel...