Mandiri
Mandiri merupakan sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas atau suatu permasalahan. Kemandirian bukan berarti mengelakkan
kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Tetapi kemandirian yang dimaksud lebih
ditekankan kepada keajegan diri bahwa saya mampu atau saya bisa untuk menjadi
lebih baik dengan usaha dan kerja keras sendiri. Pemuda mandiri merupakan
generasi harapan yang mampu membawa kegemilangan bangsa dengan solusi-solusi
alternatif terhadap permasalahan yang ada sehingga terwujud Indonesia mandiri
KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN
A. Kutipan
Dalam
menulis karya ilmiah, kadangkala kita mengutip pendapat oranglain. Kutipan itu
kita gunakan sebagai alat untuk memperkuat argumentasikita. Dalam upaya
tersebut, perlu diperhatikan kebiasaan-kebiasan yanglazim berlaku dalam dunia
ilmu.
Kutipan
terdiri atas dua jenis, yaitu (1) kutipan langsung dan (2) kutipantidak
langsung. Dalam mengutip secara langsung kita tidak melakukanperubahan apa pun
terhadap teks atau bagian teks yang kita kutip tersebutsedangkan dalam mengutip
tidak secara langsung kita diperkenankan untukmenggunakan kata-kata kita
sendiri tetapi tidak mengubah makna pada teksaslinya. Keduanya jenis kutipan
ini bertujuan sama, yaitu meminjam pemikiranorang lain untuk melengkapi tulisan
kita tanpa menghilangkan penghargaankita kepada orang yang pikirannya kita
pinjam tersebut.
Kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung memiliki ciri-ciri tersendiri.Ciri kutipan
langsung adalah
1. Tidak
boleh ada perubahan terhadap teks asli,
2. Tanda
(sic!) digunakan apabila ditemukan kesalahan pada teks asli,
3. Tanda
tiga titik tiga berspasi (. . .) digunakan apabila ada bagiankutipan yang
dihilangkan, dan
4. Menggunakan
sumber kutipan yang berlaku dalam bidang selingkung.
Dalam
proses ini, kadang kita mengutip teks yang panjang dan kadangmengutip teks yang
pendek. Sebuah kutipan disebut kutipan pendek apabilatidak lebih dari empat
baris sedangkan kutipan panjang lebih dari empat baris. Kutipan pendek (1)
diintegrasikan langsung dengan tulisan kita, (2) diapit oleh tanda kutip, dan,
(3) jangan lupa, sumber kutipan. Kutipan langsung panjang (1) dipisahkan dari
teks kita dengan dengan spasi dan besaran huruf yang lebih kecil, (2) boleh
diapit oleh tanda kutip oleh tidak, dan (3) jangan lupa, sumber kutipan harus
ada. Kutipan langsung, baik yang pendek maupun yang panjang, juga dapat
dilakukan pada catatan kaki dengan tatacara: spasi rapat, diapit tanda kutip,
dan tidak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli.
Kutipan
tidak langsung disebut juga inti sari pendapat memiliki ciri-ciri (1)
diintegrasikan dengan teks, (2) tidak diapit oleh tanpa kutip, dan (3) harus
menyertakan sumber kutipan. Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus
ditulis jika kita tidak ingin digolongkan sebagai orang yang melakukan
plagiarisme karena plagiarisme merupakan tindakan pencurian terhadap hak cipta
seseorang yang dilindungi oleh hukum. Selain terhindar dari tuduhan
plagiarisme, menyertakan data atas sumber kutipan juga berarti menghargai
pikiran orang yang tulisannya kita kutip selain sebagai etika dalam dunia ilmu
dan aspek legalitasnya.
B. Sistem
Rujukan
Dalam
upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalamsebuah
tulisan, kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalamtiap bidang
ilmu selingkung sehingga muncul variasi dalam penulisannya.Tidak heran apabila
sistem yang digunakan oleh bidang ilmu tertentu berbedadengan sistem yang
dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya. Walaupundemikian, kita mengenal dua
sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu
1.
catatan kaki, dan
2.
catatan belakang.
Catatan Kaki adalah catatan yang
diletakkan di bagian bawah halamansedangkan Catatan Belakangada di akhir bab (dalam sebuah buku) atau bagian
akhir sebuah tulisan (dalam sebuah makalah).Sistem catatan dapat dibagi dalam
dua jenis: referensi dan informasi tambahan. Yang dimaksud dengan referensi
adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai oleh angka
Arab. Teks di bawah ini akan menjelaskan bagaimana catatan dibuat. Sebuah
tulisan mengenai hubungan pribadi seseorang dengan lingkungannya mengutip
pendapat seorang tokoh psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini
menulis buku berjudul Batas Nalar yang diterbitkan oleh Kepustakaan
Populer Gramedia di Jakarta. Di halaman 159, penulis buku membuat pernyataan
yang cukup penting mengenai mentalitas para pedagang sehingga perlu dikutip dan
diberi catatan (bagian yang dikutip ditebalkan).
Setiap orang akan dipengaruhi oleh
lingkungannya. Demikian pula dengan profesi seseorang. Orang yang sukses
berniaga punya kecenderungan bertindak dan menantang risiko. Ini juga merupakan
wujud dari kemandirian seseorang1Seperti dikatakan oleh John
Maynard Keynes, dst.
_______________
1Donald
B. Calne. 2005. Batas Nalar.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
Informasi
Tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulismemandang perlu
menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan
informasikan adanya sumber lain yang membahas kasus yang sama. Tujuan informasi
tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah
atau bagian dari uraian tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S.
Mahayana yang berjudul “Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekan Indonesia-Malaysia”
yang terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2 Desember 2007, hlm. 48-57. Di
halaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha seorang tokoh Melayu bernama
Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu secara singkat dimasukan dalam
catatan kaki.
Kemandirian merupakan salah satu tanda
kedewasaan seseorang. Khusus bagi mahasiswa, mandiri adalah suatu hal yang
wajib untuk dimiliki. Karena, jika kemandirian itu tidak ada, maka kemampuan
untuk belajar sendiri, hidup jauh dengan keluarga, membuat hidangan makanan
tersendiri, bahkan melindungi diri sendiri tidak akan pernah bisa dilakukan.
Kemandirian menjadi sangat urgen untuk dimiliki bagi seorang mahasiswa.17.
_________________
17catatan
kecil ibrahim yang dituliskan di dinding kamar kostnya semasa menjadi mahasiswa
di Sumatra.
Dalam
hal catatan kaki yang berisi referensi, seorang penulis hampir dapatdipastikan
menggunakan beberapa sumber. Apabila sumber-sumber itu dirujuk beberapa kali
dengan halaman yang sama atau berbeda-beda, maka tiga istilah, yaitu Ibid,
Op.Cit, dan Loc.Cit, harus diketahui dan dipergunakan
dengan benar.
Ibid,
Op.Cit, dan Loc.Cit. ketiganya berasal
dari bahasa Latin. Ibid berasal dari kata ibidem yang artinya
‘pada tempat yang sama’. Istilah ini digunakan untuk rujukan apa saja
yang digunakan berturut-turut tanpa disela oleh sumber yang lain. Op.Cit. berasal
dari kata opere citato yang berarti ‘pada karya yang telah dikutip’.
Istilah ini digunakan apabila seorang penulis mengacu sumber berupa sebuah buku
yang diacu beberapa kali namun sumber tersebut telah disela oleh sumber yang
lain. Loc.Cit. berasal dari kata loco citato yang artnya ‘pada
tempat yang telah dikutip’. Istilah ini mengacu kepada artikel dalam bunga
rampai, jurnal, majalah, koran, ansiklopedi. Istlah ini dipergunakan apabila
artikel tersebut dirujuk beberapa kali dan telah disela oleh sumber yang lain.
Perhatikan contoh di bawah ini.
1
Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
2
Ibid.
3
Ibid,
hlm. 40.
4
Ibid, hlm. 46.
5
Boen S. Oemarjati. 2012. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya”
DalamMemaknai
Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Hlm.
121.
6Arnold
Van Gennep. 1992. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University
Press. Hlm. 35.
7Donald
B. Calne, Op.Cit., hlm. 170.
8Boen
S. Oemarjati, Loc.Cit., hlm. 125.
9Arnold
Van Gennep, Op.Cit., hlm. 42.
C. Daftar
Pustaka
Daftar
pustaka atau bibliografi adalah semua sumber yang menjadirujukan seorang
penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut
harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazimdisebut sebagai Daftar Pustaka
atau Bibliografi atau Kepustakaan dengan fungsi sebagai berikut.
1. Membantu
pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2. Memberikan
petunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebihdalam mengenai tulisan yang
dibacanya serta hubungannya dengantulisan lain yang berkaitan.
3. Membantu
pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidangstudinya.
4. Sebagai
bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumbersumberyang
dipergunakannya.
Ada
beberapa variasi penulisan Daftar Pustaka. Variasi ini terjadi akibat
pola-polapenulisan yang dikembangkan oleh selingkung bidang, misalnya format
MLA (The Modern Language Association) dan format APA (American Psycologycal
Association). Namun demikian, unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah daftar
pustaka pada dasarnya sama. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nama
penulis,
2. Tahun
terbitan sumber yang bersangkutan,
3. Judul
sumber yang dipakai sebagai referensi, dan
4. Data
publikasi (nama tempat terbit, nama penerbit).
Dalam
menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
1. baris
pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua danselanjutnya
dimulai dengan 3--5 ketukan ke dalam,
2. jarak
antarbaris 1 spasi,
3. jarak
antarsumber 1,5 atau 2 spasi,
4. diurut
berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis(bergantung pada gaya
selingkung bidang)
Untuk
nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda denganpenuisan dalam
Catatan kaki. Pada Catatan Kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi Daftar
Pustaka dibalik, yakni dengan mendahulukan nama belakangkarena dianggap sebagai
nama keluarga dan dibatasi oleh koma untuk kata selanjutnya yang dianggap
sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format MLA
Caine, Donald B. Batas
Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The
Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992.
Oemarjati, Boen S.
“Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai
Kembara
Bahasa dan Budaya (ed. Riris K.
Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press, 2012.
Format APA
Caine, Donald B.
(2005). Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Gennep, Arnold Van.
(1992). The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Oemarjati, Boen S.
(2012). “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai Kembara
Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Apabila
pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka namapenulis pertama saja
yang dibalik sedangkan nama pengarang kedua tidak.Apabila penulisnya empat
orang atau lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan
‘dkk’ yang artinya ‘dan kawan-kawan’ yang dalam istilah Latin adalah et.al. Contoh:
Dua
Penulis:
Gustianti, Rina dan
Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV.
Tiga Pena Mandiri.
Tiga Penulis:
Gustianti, Rina,
Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang.
Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Empat Penulis:
Gustianti, Rina, dkk. (2005). 2012: Kiamat
Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
No comments:
Post a Comment