Tuesday, November 29, 2022

BAHAYA! STATUS VITALITAS ETNOLINGUISTIK BAHASA TAE' "TERANCAM PUNAH"

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Berhasil Mengukur Vitalitas Bahasa Tae’ di Sulawesi Selatan


 

(Selasa, 29/11/2022) 

Lagi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerjunkan tujuh peneliti terbaiknya ke wilayah Luwu Raya, Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Luwu dan Luwu Utara. Bukan tanpa alasan, kali ini BRIN menerjunkan para penelitinya untuk melakukan penelitian terhadap vitalitas Bahasa Tae', sebab isu yang berkembang dan trend temuan riset yang menyebutkan bahwa bahasa Tae’ perlahan mengarah pada status kepunahan. Untuk mengonfirmasi hal tersebut, maka riset vitalitas bahasa Tae’ penting untuk dilakukan. Penting untuk dipertegas bahwa penelitian yang dilakukan oleh BRIN merupakan wujud hadirnya pemerintah dalam upaya perlindungan dan pemertahanan kebudayaan lokal adiluhung yang tidak lain merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya.  

Terhitung 30 Oktober hingga 12 November 2022, peneliti BRIN berhasil menghimpun data dari enam titik pengamatan yaitu Kecamatan Larompong, Kecamatan Belopa Utara, Kecamatan Bua, Kecamatan Sabbang, Kecamatan Mappadeceng, dan Kecamatan Sukamaju. Data yang dihimpun mengacu pada Indicators Vitality of Etnholinguistic (IVE) Landweer (2016). Seperti yang dikonfirmasi langsung kepada ketua tim peneliti, Jerniati menjelaskan bahwa hasil pengujian vitalitas etnolinguitik membuktikan bahwa Bahasa Tae sebagai bahasa daerah yang terancam punah dengan rerata skor sebesar 10.86 berada pada rentan skor < 12, artinya bahasa Tae' adalah bahasa daerah yang terancam punah. Lebih jauh, Jerniati menjelaskan bahwa dari delapan indikator vitalitas, indikator yang terkait perekonomian dan potensi kontaklah yang paling kritis.

Temuan ini akan segera dipublikasikan secara luas agar dapat dibaca oleh masyarakat, khususnya masyarakat Luwu Raya agar timbul rasa peduli mereka terhadap kelangsungan hidup bahasa Tae yang tidak lain penanda identitas masyarakat Luwu itu sendiri. Tidak hanya itu, ketua tim peneliti juga menyampaikan bahwa temuan tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan berbagai upaya seperti revitalisasi dan konservasi.

 

Redaksi LSP3 Matutu



 

SEMIOTIKA DALAM KAJIAN ETNOLINGUISTIK

          Semiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Istilah semeion tampaknya ...