Monday, April 2, 2018

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA


Pendekatan Psikologi Sastra
Semi  (1993:76) menuliskan  bahwa  psikologi  sastra  adalah  suatu  displin yang  memandang  karya  sastra  sebagai  suatu  karya  yang  memuat  peristiwa-peristiwa  kehidupan  manusia  yang  diperankan  oleh  tokoh-tokoh  imajiner  yang ada  didalamnya  atau mungkin  juga  diperankan  tokoh-tokoh  faktual.  Sedangkan psikologi itu sendiri merupakan ilmu yang membicarakan persoalan-persoalan manusia dari aspek kejiwaan.
Pendekatan psikologi dalam penelitian karya sastra berpijak pada psikologi kepribadian. Artinya,  penerapan  psikologi  sastra  terhadap  karya  sastra sering  diterapkan  berdasarkan  karakter-karakter  tokoh,  perilaku,  dan  perbuatan tokoh  tersebut  (Sangidu, 2007: 30). Hal ini dapat dikaji ketika melihat psikologi pada tokoh dalam sebuah karya sastra.
Hubungan  antara  psikologi  dengan  sastra  telah  lama  ada,  semenjak  usia ilmu  itu sendiri. Menurut Downs (Ngalong, 2016: 29)  menyebutkan  bahwa  psikologi  itu  sendiri  bekerja  pada  suatu  wilayah  yang gelap,  mistik  dan  paling  peka  terhadap  bukti-bukti  ilmiah.  Dan  wilayah  yang gelap  itu memang  ada  pada manusia,  dari wilayah  yang  gelap  itulah  kemudian muncul  perilaku  serta  aktifitas  yang  beragam,  termasuk  perilaku  baik,  buruk, kreatif, bersastra dan lain-lain.
Pendekatan  psikologi  sastra  dapat  diartikan  sebagai  suatu  cara  analisis berdasarkan  sudut  pandang  psikologi. Sudut  pandang  yang  bertolak  dari  asumsi bahwa karya  sastra  selalu membahas  tentang peristiwa kehidupan manusia  yang merupakan  pancaran  dalam menghayati  dan menyikapi  kehidupan. Akan tetapi, mengkaji karya sastra dapat dilihat pada segi kejiwaan tokoh.
Fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan penjelajahan kedalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya terhadap tindakan lainnya (Hardjana, 1991: 60).
Pendapat  tersebut  dapat  diperkuat  oleh Wellek  dan Warren  (1993:  81-93),  bahwa  psikologi  sastra memasuki  bidang  kritik  sasra  lewat  beberapa  jalan, antara  lain  pembahasan  tentang  proses  penciptaan  sastra.  Pembahasan  psikologi terhadap  pengarang  (baik  sebagai  suatu  tipe maupun  sebagai  seorang  peneliti). Pembicaraan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang dapat ditimba dari karya sastra.
Psikologi  sastra  merupakan  suatu  pendekatan  yang mempertimbangkan segi-segi  kejiwaan  dan  menyangkut  batiniah  manusia (Hardjana,  1985:  66). Melalui  tinjauan  psikologi akan  nampak  fungsi  dan  peran sastra  untuk menghidangkan  citra manusia  untuk memancarkan  karya  sastra  dan melukiskan kehidupan manusia.
Menurut Schott (Sangidu, 2007:  30), ada tiga macam metode psikologi sastra yang dapat dimanfaatkan untuk menganalisis suatu karya sastra.Pertama, menguraika hubungan ketidaksengajaan antara pengarang danpembaca.Kedua, memahami kehidupan pengarang untuk memahami karyanya. Ketiga,  menguraikan  karakter  para  tokoh  yang  ada  dalam  karya  yang  diteliti.
Sedangkan  dalam  pandangan  Endraswara  (2003:  97-98)  ada  tiga macam pendekatan  dalam  psikologi  sastra.  Pertama pendekatan tekstual yang mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra.  Kedua,  pendekatan  represif  –pragmatik  yang  mengkaji  aspek  psikologis  pembaca  sebagai  penikmat  karya sastra,  yang  terbentuk  dari  pengaruh  karya  yang  ia  baca,  serta  proses  resepsi pembaca  ketika  menikmati  karya.  Ketiga,  pendekatan  ekspresif  yang  menkaji aspek  psikologis  penulis  dalam  proses  kreatif  yang  diwujudkan  ke  dalam karyanya.
Penelitian  psikologi  sastra  berlandaskan  pada  asumsi  dasar  yang dipengaruhi  oleh,  pertama,  adanya  anggapan  bahwa  karya  sastra  merupakan produk  dari  suatu  kejiwaan,  kedua  kajian  psikologi  sastra  di  samping  menelitiperwatakan  tokoh  secara  psikologis  juga  aspek-aspek  pemikiran  dan  perasaan pengarang ketika menciptakan karya itu (Endrawsrara, 2003:96).  
Kajian  psikologi  sastra  adalah  kajian  sastra  yang  memandang  karya sebagai  aktivitas  kejiwaan.  Seksualitas  dari  dimensi  psikologis  erat  kaitannya dengan bagaimana menjalankan  fungsi  sebagai makhluk  seksual,  identitas peran atau  jenis. Dari dimensi  sosial dilihat pada bagaimana  seksualitas muncul dalam hubungan  antar  manusia,  bagaimana  pengaruh  lingkungan  dalam  membentuk pandangan  tentang  seksualitas  menjadi  perilaku  seks.  Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan doronganatau hasrat seksual.Dimensi kultral menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
Hubungan  antara  ilmu  psikologi  dengan  ilmu  sastra  adalah  ketika menggunakan  ilmu  psikologi  dalam  menelaah  karya  sastra.  Pada karya sastra, baik novel, cerpen, dan puisi terdapat penokohan.Kesinambungan ilmu psikologi adalah saat mengkaji aspek kejiwaan baik tokoh maupun pengarang. Freud membedakan pikiran manusia dalam tiga tingkat yaitu pikiran sadar (conscious mind) yang berisi semua proses mental yang kita sadari; pikiran prasadar (preconscious mind) yang berisi memori-memori yang dapat diingat kembali pada pikiran sadar dalam kondisi tertentu; dan pikiran bawah sadar (unconscious mind) yang berisi naluri-naluri (instincts) biologis, terutama dorongan-dorongan primitif seperti seks dan agresi (Jarvis, 2006:48). Walaupun manusia mengetahui apa yang terjadi dalam pikiran sadar, namun pengalaman masa lalu yang tersimpan dalam alam prasadar dan naluri dalam alam bawah sadar tetap memengaruhi keputusannya.

SEMIOTIKA DALAM KAJIAN ETNOLINGUISTIK

          Semiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Istilah semeion tampaknya ...