Secara
etimologis, puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang memilki makna
membuat, poeisis yang berarti pembuatan, atau poeitis yang
memiliki arti pembangun atau pembentuk. Menurut bahasa Inggris puisi diambil
dari kata poetry atau poem yang memiliki makna to create atau
to make. Puisi dapat diartikan sebagai karangan yang memiliki bentuk berbait
- bait yang diberi rima dan irama dengan kata-kata yang puitis dan memiliki
bunyi yang indah. Menurut Sayuti (2002: 3) puisi dirumuskan sebagai sebuah
bentuk penguncapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi dengan
pengungkapan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang
ditimba dari kehidupannya. Pengertian puisi diutarakan juga oleh pakar sastra
yaitu Arifin (dalam Yunata, 2013: 76) yang berpendapat bahwa puisi adalah hasil
sastra yang digubah dengan kata-kata pilihan yang terkait dengan berbagai
syarat seperti bait, sajak, irama, dan sebagainya
Banyak
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sastra tentang pengertian puisi.
Menurut Waluyo (2002 : 1), puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata imajinatif. Altenbernd (dalam Pradopo, 2007: 5) memberikan definisi
tentang puisi yaitu pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa
berirama. Pendapat lain dikemukakan oleh Carlyle (dalam Rosyid, 2009) yang
berpendapat bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata- katanya
disusun sedemikian rupa sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti
musik. Sehubungan dengan penggunaan kata-kata dalam puisi. Coleridge (dalam
Rosyid, 2009) juga mengemukakan bahwa puisi itu adalah kata-kata terindah dalam
susunan terindah. Pendapat lain diungkapkan oleh Lamusu (2010: 33) pada
penelitiannya yang mengungkapkan bahwa sejak awal puisi telah dihubungkan
dengan kehidupan manusia yang diungkapkan melalui imajinasi yang hidup, susunan
ritmik (irama), dan bunyi yang menyenangkan. Melalui imajinasi penyair, puisi
dapat mengisahkan peristiwa, baik yang dialami oleh penyair maupun peristiwa
yang terjadi di lingkungannya.
Menurut
Sayuti (2002: 23-24), pemanfaatan bahasa dalam puisi memang berbeda dengan
pemakaian bahasa pada umumnya. Hal ini secara instingtif disadari atau
dirasakan oleh kebanyakan pembaca, bahkan oleh pembaca tak terpelajar
sekalipun. Dalam sejumlah hal, puisi memang menggunakan kata-kata yang berbeda
dengan kata sehari-hari, terutama sekali dalam hal strukturnya. Sesuai dengan
konsep strukturnya. Aritoteles dalam Wellek dan Warren (1990) mengatakan bahwa
puisi lebih filosofis dari sejarah karena sejarah berkaitan hal-hal yang sudah
terjadi, sedangkan puisi mengungkapkan hal-hal yang bisa terjadi baik umum
terjadi ataupun mungkin terjadi Selanjutnya, Mujiyanto (2007: 12) mengungkapkan
bahwa: puisi tidak selamanya lembut menyentuh rasa haru dan menggetarkan, pun
bisa murka dan mengutukutuk napas zaman yang berperan sebagai nahi mungkar
(mencegah kemungkaran) di samping amal makruf (mengajak kebaikan).
Penelitian
Masda (2012: 27) mengungkapkan sebenarnya sudah banyak definisi tentang puisi
yang diberikan, akan tetapi banyak orang yang tidak puas dengan definisi
tersebut. Pendapat di atas diperkuat dengan pernyataan Awaluddin (2011) dalam
penelitiannya, ia melihat perbedaan-perbedaan setiap pengertian puisi. Akan
tetapi, sebenarnya terdapat beberapa kesamaan yang bisa dijadikan rujukan
mengenai pengertian puisi yang bisa diterima secara umum. Puisi dapat
disimpulkan sebagai sebuah karya sastra yang unik, karena di dalamnya terdapat
kata- kata imajinatif yang indah dan menggunakan bahasa yang padat dan tetap
memiliki alur seperti halnya karya sastra yang lain. Menurut Herwan (dalam
Mintari, 2012) puisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ciri
yang paling menonjol dalam puisi adalah bahasanya. Bahasa dalam puisi penuh
dengan bahasa konotatif, yaitu bukan bahasa yang sebenarnya atau bahasa kiasan,
dengan disertai oleh pilihan kata atau diksi dan gaya bahasa atau majas.
2. Bentuk
tubuh puisi cenderung berlarik dan berbait, walaupun dalam perkembangan puisi
modern bentuk tubuh puisi beragam, bahkan ada yang sangat mirip dengan bentuk
tubuh cerpen.
3. Puisi
pada umumnya berbentuk monolog. Di dalamnya banyak ditemukan “aku-larik”,
jarang puisi yang berisi dialog-dialog, meski tentu ada pula penyair yang
menulis dengan menyelipkan dialog-dialog.
4. Keterkaitan
sebuah kata dalam puisi lebih cenderung kepada struktur ritmik sebuah baris
daripada struktur sintaktik sebuah kalimat seperti dalam prosa.
5. Puisi
merupakan sebuah totalitas, maka ia akan terdiri atas berbagai lapis, seperti
lapis bunyi, lapis arti fisik, lapis dunia yang terdiri atas dunia dalam
gambaran penyair dan dunia metafisis, dan lapis makna.
Secara
umum puisi dibentuk dua unsur, yakni dari unsur fisik puisi dan unsur batin
puisi. Unsur fisik puisi adalah sarana-sarana yang digunakan penyair untuk
mengungkapakn hakikat puisi. Unsur fisik puisi ini terdiri dari tipografi
(perwajahan), diksi (pemilihan kata), imaji (pencitraan), kata konkret, bahasa
figuratif (majas), dan versifikasi (berupa rima dan irama). Sedangkan unsur
batin puisi halkikat puisi itu sendiri, yang terdiri dari unsur tema, rasa (feeling),
nada dan suasana puisi (tone), dan amanat.
Pembentukan unsur-unsur dalam puisi
dapat kita lihat dari pengertian puisi oleh Waluyo (dalam Rosyid, 2009) yang
berpendapat bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan
semua kekuatan bahasa dengan pengosentrasian struktur fisik dan struktur
batinnya. Nurhayati (dalam Masda, 2012: 25) yang kemudian membagi unsur utama
pembentuk puisi adalah sebagai berikut:
1. Struktur
Fisik Puisi
Struktur fisik
puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang
digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat uisi. Struktur fisik puisi
meliputi halhal sebagai berikut :
a) Diksi
Pemilihan kata yang sangat erat
kaitannya dengan hakikat puisi yang penuh pemadatan. Oleh karena itu, penyair
harus pandai memilih kata-kata agar komposisi bunyi rima dan iramanya memiliki
kedudukan yang sesuai dan indah.
b) Citraan
Citraan merupakan penggunaan bahasa
untuk menggambarkan objek-objek, tindakan, perasaan, pikiran, ide, pernyataan,
pikiran dan setiap pengalaman indera atau pengalaman indera yang istimewa.
Citraan yang meliputi gambaran angan-angan dan penggunaan bahasa yang
menggambarkan angan-angan tersebut.
c) Kata-kata
konkret
Merupakan kata yang dapat
melukiskan dengan tepat, membayangkan dengan jitu apa yang hendak dikemukakan
oleh pengarang.
d) Bahasa
figuratif
Bahasa yang digunakan untuk
memperoleh kepuitisan, penyair menggunakan bahasa figuratif, yaitu bahasa
kiasan atau majas.
e) Rima
dan ritma
Rima dan ritma merupakan
pengulangan bunyi dalam puisi, dengan pengulangan bunyi tersebut, puisi menjadi
merdu bila dibaca.
2. Strukur
Batin Puisi
Struktur batin
puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a) Tema/
makna (sense)
Media puisi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik
makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
b) Rasa
(feeling)
Rasa, yaitu sikap penyair terhadap
pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa
erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya
latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
c) Nada
(tone
Nada, yaitu sikap penyair terhadap
pembacaannya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan
tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain sebagainya.
d) Amanat/
tujuan/ maksud (intention)
Sadar maupun tidak, ada tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum
penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
3. Jenis-jenis
Puisi
Secara umum, dikenal dua jenis puisi,
antara lain:
a) Puisi
lama (klasik)
Puisi lama adalah jenis puisi yang
susunan bahasanya sangat terikat oleh irama, matra, rima. Adapun penyusunannya
terikat pada larik dan bait. Contoh puisi lama (klasik) adalah pantun, syair,
gurindam, soneta.
b) Puisi
baru (modern)
Puisi baru adalah puisi yang
penulisannya tidak lagi sepenuhnya patuh pada aturan baris, bait, irama dan
rima. Puisi tersebut ditulis dengan corak yang lebih bebas. Penulisannya tampak
seolah-oleh sebagai prosa, yaitu dengan menyusunnya sebagaimana paragraf prosa
disusun. Ada pula yang disusun tanpa kata dan ditulis hanya berlandaskan pada
unsur bunyi belaka. Jenis-jenis puisi modern Indonesia terbagi atas:
(1) Puisi
berpola adalah puisi yang susunan liriknya berupa bentuk geometris seperti
belah ketupat, jajar genjang atau bulat telur.
(2) Puisi
konkret adalah jenis puisi yang sangat membatasi penggunaan bahasa sajak dengan
pola yang menarik perhatian pembaca dan menyarankan suatu keutuhan visual.
(3) Puisi
dramatik adalah jenis puisi yang memenuhi persyaratan dramatik. Kualitas dramatik
diperoleh dengan menggunakan dialog, monolog, diksi yang kuat, sajak awa rima,
ataupun dengan menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang.
(4) Puisi
gelap adalah jenis puisi yang penulisannya sulit untuk dapat dipahami. Isi
sajak tersebut tampak seperti tidak ada hubungan sama sekali antar satu kata
dengan kata yang lain, antara satu baris dengan baris yang lain. Kesulitan
memahami sajak yang ditulis dengan cara demikian menyebabkannya disebut dengan
puisi gelap.
(5) Puisi
kanak-kanak terdiri dari sejumlah larik yang dibacakan atau dinyanyikan (untuk
anak-anak), dan isinya mencakup soal berhitung, permainan, teka-teki,
pendidikan dan sebagainya.
(6) Puisi
mbeling adalah puisi yang memiliki ciri kelakar karena penyairnya ingin
mengajak pembaca untuk berkelakar, tanpa maksud lain yang tersembunyi. Untuk
mencapai maksud kelakar tersebut penulis menggunakan permainan kata,
memanfaatkan berbagai hal yang berkaitan dengan arti, bunyi, dan tipografi.
Prinsip penulisan puisi ini apapun dapat dijadikan bahan penulisan puisi dengan
bahasa yang bagaimanapun.
Menurut Sumardjo & Saini (dalam
Mintari, 2012) jenis-jenis puisi dibagi menjadi tiga, yaitu puisi epik, puisi
lirik, dan puisi dramatik.
a. Puisi
Epik
Puisi epik adalah jenis puisi yang
panjang, menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya
menyangkut tokoh-tokoh yang gagah perkasa , pemberani dalam membela kebenaran.
Puisi epik terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
b. Puisi
epos
Yaitu puisi berisi cerita yang
panjang, bahkan didalamnya terdapat banyak anak cerita yang dirangkai dalam
cerita pokoknya. Bentuk epos adalah bentuk puisi bercerita yang paling tua.
Beberapa bangsa memiliki eposnya sendirisendiri, seperti epos Illias dan Odisee
dari Yunani, epos Aeneas dari Romawi, atau epos Mahabharata dan epos Ramayana
dari India.
c. Puisi
Fabel
Yaitu puisi yang berisi cerita
tentang kehidupan binatang untuk menyindir dan memberi makna kehidupan pada
manusia. Tujuan fabel adalah untuk memberikan ajaran moral dengan menunjukkan
sifat-sifat jelek manusia melalui simbolsimbol binatang.
d. Puisi
Balada
Yaitu puisi cerita yang mengandung
ciri-ciri sebagai berikut: bahasanya sederhana, langsung, dan konkret,
mengandung unsur ketegangan, kejutan, dan ancaman dalam materi cerita,
mengandung kontras-kontras yang dramatik, mengandung kadar emosi yang kuat,
terdapat dialog didalamnya, ceritanya bersifat objektif dan impersonal.
e. Puisi
Lirik
Jika dalam puisi epik penyair
bersifat objektif dan impersonal, maka dalam puisi lirik penyair menyuarakan
pikiran dan perasaan pribadinya secara berperan. Dalam puisi lirik, pikiran,
perasaan, serta sikap “aku” dalam sajak lirik merupakan pikiran, perasaan, dan
sikap penyairnya. Puisi lirik adalah puisi yang sangat pendek, namun dapat
diartikan pula sebagai puisi yang dinyanyikan, karena puisi lirik disusun dalam
susunan yang sederhana dan mengungkapkan sesuatu yang sederhana pula. Pada
umumnya puisi pendek dapat digolongkan kedalam puisi lirik.
Ditinjau dari maksud sajak, puisi lirik
dapat digolongkan mejadi tiga, yaitu puisi kognitif, puisi ekspresif, dan puisi
afektif.
a. Puisi
kognitif
Yaitu puisi lirik yang menekankan
isi gagasan penyairnya. Puisi ini mementingkan tema yang biasanya berisi
pernyataan ide, ajaran kebijaksanaan, yang diungkapkan dalam gaya bahasa yang
sedikit prosais, yaitu cenderung bermakna tunggal.
b. Puisi
ekspresif
Yaitu puisi lirik yang menonjolkan
ekspresi pribadi penyairnya. Puisi jenis ini menunjukkan spontanitas yang segar
dan asli, namun kadang sulit dicerna karena ciri-ciri individualnya yang amat
menonjol termasuk penggunaan lambang-lambang yang amat personal (pribadi).
c. Puisi
afektif
Yaitu puisi lirik yang menekankan
pentingnya mempengaruhi perasaan pembacanya. Puisi jenis ini mengajak pembaca
untuk ikut merasakan suasana batin penyairnya, sehingga sering pula jenis puisi
ini disebut puisi suasana hati. Suasana hati yang diungkapkan penyair biasanya
perasaan yang sulit dirumuskan, tetapi hanya dapat dirasakan.
Ditinjau dari segi isinya, puisi lirik
dibagi menjadi Sembilan macam, yaitu elegi, hymne, ode, epigram, humor,
pastoral, idyl, satire, dan parodi.
a. Elegi
Puisi lirik yang berisi ratapan
kematian seseorang. Elegi biasanya ditulis penyair langsung setelah kematian
seseorang itu terjadi. Isi dari puisi elegi ini merupakan ratapan penyait
terhadap kematian seseorang dengan mengenang jasajasanya atau janji-janji
penyair kepada orang yang meninggal.
b. Hymne
Puisi lirik yang berisi pujaan
kepada Tuhan atau kepada tanah air. Puisi jenis ini biasanya bernada agung,
khidmat, dan penuh kemuliaan.
c. Ode
Yaitu puisi lirik yang berisi
pujaan terhadap seorang pahlawan atau seorang tokoh yang dikaguli oleh penyair.
d. Epigram
Puisi lirik yang berupa ajaran
kehidupan. Sifatnya mengajar dan menggurui, bentuknya pendek, dan bergaya
ironis.
e. Humor
Puisi lirik yang mencari efek
humor, baik dalam isi maupun teknik puisinya. Puisi jenis ini menekankan
mutunya pada segi kecerdasan penyair dalam mengolah kata-kata maupun
mempermainkan isinya.
f. Pastoral
Puisi lirik yang berisi
penggambaran kehidupan kaum gembala atau petani di sawah-sawah. Nada pada puisi
ini cenderung sendu atau nostalgik, merindukan kehidupan padang gembalaan
dimasa muda.
g. Idyl
Puisi lirik yang berisi nyanyian
tentang kehidupan di pedesaan, perbukitan, atau padang-padang. Isi dalam puisi
ini biasanya penuh lukisan kehidupan dan pemandangan alam yang masih murni,
manusia-manusia desa yang lugu, dan kehidupan yang sederhana.
h. Satire
Puisi lirik yang berisi ejekan
dengan maksud memberikan kritik. Nadanya memang humor, namun karena berisi
kritik, biasanya nada humor itu berubah menjadi singgungan bagi yang terkena
kritik tersebut.
i. Parodi
Puisi lirik yang berisi ejekan,
namun ditujukan terhadap karya seni tertentu. Dalam puisi jenis ini, karya seni
yang menjadi sasaran biasanya dipermainkan arti dan bentuknya sehingga tercapai
efek humor / lelucon sekaligus ejekan terhadap karya seni tersebut.
j. Puisi
Dramatik
Puisi dramatik pada
dasarnya berisi analisis watak seseorang, baik bersifat historis, mitos, maupun
fiktif ciptaan penyairnya. Puisi ini mengungkapkan suatu suasana tertentu atau
peristiwa tertentu melalui mata batin tokoh yang dipilih penyairnya. Sang “aku”
dalam puisi dramatik tidak identik dengan pribadi penyairnya. Sikap dalam puisi
drmatik adalah sikap tokoh yang dipilih penyair yang biasa diungkapkan dalam
monolog panjang tentang peristiwa atau suasana kritis yang dihadapinya. Isi
puisi dramatik adalah analisis tokoh tentang situasi gawat yang dihadapinya
sehingga terlihat jelas ciri-ciri watak tokoh tersebut.
Halo, informasi yang bermanfaat admin. Jika sempat silahkan mampir ke blog saya di perjamuankhongguan.blogspot.com, dan jangan lupa untuk bertegur sapa lewat kolom komentar atau chat box ya. Salam kenal. Terimakasih.
ReplyDelete