Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Suherman (2003) mengemukakan empat jenis pendekatan
yakni:
a.
Pendekatan Konstruktivisme
Dalam pendekatan ini, para siswa diberdayakan oleh
pengetahuannya yang berada dalam diri mereka. Mereka akan berbagi strategi dan
penyelesaian, debat dengan siswa lainnya, berpikir secara kritis tentang cara
terbaik untuk menyelesaikan masalah;
b.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung, guru
terlebih dahulu mnghadapkan siswa pada sebuah masalah, dan menugaskan siswa
untuk mencari solusi yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut,
hingga akhirnya siswa memperoleh pengetahuan sesuai dengan tujuan pembelajaran
tersebut;
c.
Pendekatan Open-Ended
Pada pendekatan ini sebenarnya hampir mirip dengan
pendekatan pemecahan masalah, hanya saja dalam pendekatan ini siswa dihadapkan
pada suatu permasalahan yang sifatnya terbuka, dalam artian memungkinkan adanya
banyak alternatif jawaban. Sehingga dari jawaban-jawaban tersebut, siswa
diarahkan untuk memahami konsep atau pengetahuan yang harus dimiliki; dan
d.
Pendekatan Realistik
Dalam hal ini siswa diberikan permasalahan yang
bersifat realistik, yang berarti permasalahan-permasalahan yang bisa dipecahkan
oleh siswa berdasarkan daya nalarnya sendiri.
Berdasarkan pemerolehan bahan
pembelajaran, secara garis besar pendekatan pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pendekatan konsep dan pendekatan proses.
a.
Pendekatan Konsep
Lebih banyak
bergantung pada apa yang diajarkan guru berupa bahan atau isi pelajaran, dan
lebih bersifat kognitif.
b.
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan
keterampilan proses menekankan pentingnya kebermaknaan belajar untuk mencapai
hasil yang memadai. Selain itu, pendekatan keterampilan proses juga menekankan
pentingkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan menekankan
pada hasil belajar secara tuntas.
Berbeda dengan Suherman, Syaiful
Bahri (2006) membagi pendekatan menjadi beberapa jenis yaitu;
a.
Pendekatan Individual
Pendekatan individual
mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran. Pengelolaan
kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode harus
didasari oleh kegunaan pendkatan individual sehingga dalam proses pembelajaran
di kelas guru akan memperhatikan perserta didik secara individu. Dengan
demikian kesulitan belajar peserta didik lebih mudah dipecahkan, walaupun suatu
saat pendekatan kelompok diperlukan.
b.
Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial peserta didik. Hal ini disadari bahwa peserta didik
adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk
hidup bersama.
Kelebihan: dengan
pendekatan kelompok, diharapkan dapat tumbuh dan berkembang rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap peserta didik.
Peserta didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam
kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Kelemahan: ketika
guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, guru harus mempertimbangkan bahwa
hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, sesuai dengan fasilitas belajar
pendukung yang ada, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang
akan diberikan kepada peserta didik cocok. Karena itu, pendekatan kelompok
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi banyak hal yang berpengaruh
yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya.
c.
Pendekatan Bervariasi
Ketika guru
dihadapkan kepada permasalahan peserta didik yang bermasalah, guru akan berhadapan
dengan permasalahan peserta didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi
oleh peserta didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan dalam belajar,
misalnya dalam hal motivasi. Ada peserta didik yang memiliki motivasi rendah,
dan ada yang bergairah belajar, ada pula yang kurang bergairah. Diantara mereka
ada yang duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang
hal¬-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan masalah pelajaran.
Kelebihan :
1)
Guru menjadi kreatif, karena
mempunyai berbagai metode dalam pemecahan masalah siswa.
2)
Guru mempunyai berbagai taktik dalam
pembelajaran.
3)
Siswa tidak merasa bosan, karena
cara yang digunakan guru tidak monoton.
Kelemahan :
1)
Guru harus mempunyai berbagai taktik
dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa.
2)
Proses belajar tidak akan berjalan
lancar ketika pendekatan yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi siswanya.
d.
Pendekatan Edukatif
Pendekatan
yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap
tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan,
dengan tujuan untuk mendidik peserta didik agar menghargai norma hukum, norma
susila, norma moral, noram sosial, dan norma agama.
Selain berbagai pendekatan yang
telah disebutkan di depan, ada pendekatan-pendekatan lain. Berdasarakan
kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama
Islam SUP Tahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk pendidikan agama
Islam,:
a.
Pendekatan Pengalaman
Pengalaman
adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga. Belajar
dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekadar bicara, atau tidak pernah
berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan.
Untuk pendekatan ini, metode mengajar yang perlu dipertimbangkan untuk
digunakan, antara lain adalah metode pemberian tugas (resitasi) dan Tanya-
jawab mengenai pengalaman keagamaan peserta didik.
Kelebihan :
1)
Menambah integritas anak
2)
Siswa lebih mudah mengerti tentang
suatu pelajaran, karena dia sudah mengalaminya, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Kelemahan :
Jika siswa
tidak pernah mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan tujuan pelajaran, maka
siswa akan kesulitan dalam memahami suatu pelajaran.
b.
Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan
adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat
penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhimya suatu aktivitas akan menjadi
milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok
manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan buruk akan
membentuk sosok manusia yang berkepribadian buruk pula.
Hal yang
penting adalah pada awal kehidupan anak, orang tua menanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik saja dan jangan sekali-kali mendidik anak
berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi, dan sebagainya. Tanamkanlah kebiasaan
seperti ikhlas melakukan puasa, gemar menolong orang yang kesukaran, suka
membantu fakir dan miskin, gemar melakukan salat lima waktu, aktif
berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik, dan sebagainya. Pengaruh
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tidak bisa dielakkan dalam hal
ini.
Pendekatan
pembiasaan memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan
pelajaran yang diperoleh baik secara individual maupun secara kelompok dalam
kehidupan sehari-hari. Terkait dengan metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan (drill), pelaksanaan tugas,
demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.
c.
Pendekatan Emosional.
Nilai
perasaan bagi manusia pada umumnya adalah dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan alam sekitar, seseorang dapat ikut mengalami, menimbulkan rasa senasib
dan sekewajiban sebagai manusia (perasaan religius), dapat membedakan antara
makhluk bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai perasaan.
Sebelum
memberikan pelajaran, guru bisa menganalisis suasana hati siswanya. Jika
seorang siswa sedang mengalami masalah, sebaiknya guru menanyakan apa yang
sedang dihadapi oleh siswa tersebut dan ikut merasakan seperti itu, kemudian
memberikan nasihat, anjuran atau menghiburnya, sehingga suasana hati siswa
dapat mencair, dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Kelebihan :
1)
Guru dapat memahami perasaan siswa
2)
Siswa merasa senang dengan guru
tersebut dan mau mengikuti pelajaran dengan baik.
Kelemahan :
Bagi guru
yang tidak bisa membaca suasana akan sulit menerapkan pendekatan ini.
d.
Pendekatan Rasional
Usaha yang
terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan kepada akal (rasio)
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami
hikmah dan fungsi ajaran agama. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka
metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian tugas.
Kelebihan :
1)
Cara berpikir siswa akan berkembang
2)
Siswa lebih mudah mengerti
Kelemahan :
1)
Jika menggunakan metode ceramah
dalam pendekatan ini, siswa akan bosan dan kurang aktif.
2)
Bagi guru yang tidak memahami
perkembangan berpikir anak, akan kesulitan menerapkan pendekatan ini.
e.
Pendekatan Fungsional
Yang lebih
penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat
merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan
nilai guna dari suatu ilmu sudah fungsional di dalam diri anak. Pendekatan
fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan
tersebut. Untuk memperlicin jalan ke arah itu, tentu saja diperlukan penggunaan
metode mengajar. Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah,
tanya jawab, dan demonstrasi. Kelebihan pendekatan ini adalah siswa dapat
merasakan manfaat ilmu yang sudah dipelajari di sekolah. Sedangkan kelemahannya
adalah pendekatan ini tidak dapat diterapkan apabila guru tidak mengetahui
bagaimana pengaplikasian suatu materi dalam kehidupan sehari-hari
No comments:
Post a Comment