Saturday, November 11, 2017

PENGERTIAN DAN RAGAM METODE PEMBELAJARAN



Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Ilam Maolani (2007: 1) menyatakan ”Metode secara harfiah berarti cara.”
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsepkonsep secara sistematis. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 56) ”Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Dengan demikian, metode pembelajaran berarti cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran memiliki tiga kedudukan, yaitu:
1.    Motivasi ekstrinsik sebagai alat pembangkit motivasi belajar.
2.    Metode sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan individual anak didik.
3.    Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat meningkatkan daya serap materi bagi siswa dan berdampak langsung terhadap pencapaian tujuan.
Adapun beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran menurut Checep (2008: 5) adalah:

1.    Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus, serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Pengajaran dengan metode ceramah sesungguhnya terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini, siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar, serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru, padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak di samping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
2.    Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
3.    Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi, keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
4.    Metode Belajar Kooperatif
Biasanya di dalam metode ini terjadi interaksi antaranggota kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan, yaitu belajar kooperatif model jigsaw (tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya).
5.    Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran, seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium, dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis, guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, peragaan konsep, serta pendeskripsian fakta yang memungkinkan.
6.    Metode Ekspositori atau Pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
7.    Metode Karyawisata/Widyawisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Akan tetapi, karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
8.    Metode Penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
9.    Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
10.    Metode bermain peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini, siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Sri Hastuti (1996: 71)”Hakikatnya tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik di antara metode-metode yang lain. Setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahannya masing-masing.” Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk situasi lain. Suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan tertentu pun ada kalanya belum berhasil dengan baik bila digunakan oleh guru lain. Oleh karena itu, menurut Checep (2008: 8) ada lima hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih suatu metode mengajar, yaitu :
a.       Kemampuan guru dalam menggunakan metode;
b.      Tujuan pengajaran yang akan dicapai;
c.       Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa;
d.      Perbedaan individual dalam memanfaatkan inderanya; dan
Sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

No comments:

Post a Comment

Semangat Kolaborasi Riset Membangun IKN Berbudaya: Desa Telemow Bersiap Menjadi Laboratorium Hidup Kearifan Lokal

  Penajam Paser Utara, 16 September 2024 – Gemuruh semangat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur bergema hingga ke pel...