Saturday, September 5, 2015

CERPEN: IBUKU SAYANG IBUKU MALANG

IBUKU SAYANG, IBUKU MALANG

Ibuku sayang, duduk-duduk di tepi pintu menyandar pada daun pintu yang hampir roboh diserang rayap. Tatapannya kosong, wajahnya pucat pasih, persis seperti seorang yang yang tak bernyawa. Rambutnya seringkali disisir si bungsuh sebelum ke sekolah. Kami miskin, tapi bukan berarti kami tak sekolah, kami tak hidup dengan jeripayah bapak tapi kami bisa makan. Hanya saja Ibuku malang jatuh dalam lubang yang dalam, tersungkur, sakit, bahkan hanya satu dua kali nafanya tersisah. Tak tahan mata dan telinga menerima kenyataan ini. Sedih rasa hati, sakit jiwaku, tak mampu lagi aku bertahan melihat lukamu. Cukup...cukup tuhan, jangan menambah luka lagi,,,,sejuta jahitan ada disini, tak mampu lagi ku melihat. Semakin sayang aku pada Mu, semakin kejam pula perlakuan-Mu.

No comments:

Post a Comment

Semangat Kolaborasi Riset Membangun IKN Berbudaya: Desa Telemow Bersiap Menjadi Laboratorium Hidup Kearifan Lokal

  Penajam Paser Utara, 16 September 2024 – Gemuruh semangat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur bergema hingga ke pel...