Stilistika berasal dari istilah stylistics
dalam bahasa Inggris. Istilah stilistika atau Stylistic terdiri dari
dua kata style dan ics. Stylist adalah pengarang atau
pembicara yang baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam mode. ics atau
ika adalah ilmu, kaji, telaah. Secara etimologis, stylistics yang
berarti ilmu tentang gaya bahasa ini berhubungan dengan kata style yang
berarti gaya.
Istilah kata style (bahasa
Inggris) menurut Shipley 1979 ; Leech & Short 1984 berasal dari kata Latin stilus
yang berarti yang berarti alat (berujung tajam) yang dipakai untuk menulis
di atas lempengan lilin. Kata stilus yang
kemudian dieja menjadi stylus ini memiliki kesamaan makna dengan kata stulos
pada bahasa Yunani yang berarti alat tulis yang terbuat dari logam, kecil,
dan berbentuk batang yang memiliki ujung tajam yang digunakan untuk menulis di
atas kertas berlapis lilin. Pada perkembangannya kata stylus memliki
arti khusus yang berarti kritik terhadap suatu tulisan (Al Ma’ruf, 2009: 7).
Yeibo (2012: 180) pada
penelitiannya mengungkapan bahwa stilistika adalah cabang lingustik umum yang
berfokus pada gaya (yaitu cara tertentu seorang penulis atau menyampaikan
ekspresinya), khususnya dalam karya sastra. Istilah style juga diuraikan
oleh Satoto (2012: 35) bahwa style, stail, atau gaya yaitu cara khas
yang dipergunakan oleh seseorang untuk mengutarakan atau mengungkapkan diri
gaya pribadi. Cara pengungkapan itu bisa meliputi setiap aspek kebahasaan
seperti diksi, penggunaaan bahasa kias, penggunaan bahasa figuratif, struktur
kalimatnya, bentuk-bentuk wacana, ataupun sarana retorika yang lainnya.
Sedangkan Ratna (2013: 3) juga mengemukakan bahwa Stilistika (stylistic)
adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stil (style) adalah cara-cara khas
bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuan yang
dimaksudkan tersebut dapat tercapai secara maksimal. Sejalan dengan Satoto dan
Ratna, Aminuddin (1995:4) mengungkapkan bahwa style diartikan sebagai
teknik serta bentuk gaya bahasa seseorang dalam memaparkan gagasan sesuai
dengan ide dan norma yang digunakan sebagaimana ciri pribadinya. Sementara itu,
Al-Ma’ruf (2009: 12) menyatakan, stilistika adalah ilmu yang mengkaji gaya
bahasa yakni wujud performansi bahasa dalam sastra setelah melalui pemberdayaan
segenap potensi bahasa yang unik dan khas meliputi bunyi, diksi, kalimat,
wacana, bahasa figuratif, dan citraan. Ada beberapa pengertian stilistika yang
diambil oleh Nurhayati (dalam Masda, 2012 : 39), seperti :
1)
Short dan Christoper Candlin
(1999:193) menyatakan Stylistics is a linguistics approach to the study of
literary texts. Artinya stilistika adalah pendekatan linguistik
yang digunakan dalam studi teks-teks sastra.
2)
Stylistics, the study of the relation
between linguistic form and Iiterary function (Leech dan Michael Short,
1984:4). Stilistika merupakan studi yang menghubungkan antara bentuk linguistic
dengan fungsi sastra.
3)
Slamet Muljana (1956:4) menyatakan bahwa
stilistika adalah pengetahuan kata berjiwa. Tiap kata yang digunakan dalam ciptaan
sastra, mengandung napas penciptanya, berisi jiwanya, serta mengandung perasaan
pengarangnya. Kata-kata dalam ciptaan sastra berbeda sifatnya dengan kata-kata
yang terdapat di dalam kamus.
Dari beberapa pengertian stilistika,
dapat disimpulkan bahwa stilistika mempelajari bahasa karya sastra, baik dari
struktur fisik maupun isi/batin guna mencari keindahan yang dibuat oleh
pengarang dalam karya sastranya. Stilistika merupakan ilmu tentang pemanfaatan
gaya bahasa dalam sebuah karya sastra yang meliputi setiap aspek kebahasaan seperti
diksi, bahasa kias, ataupun bahasa figuratif dalam mengungkapkan gagasan yang
menjadi ciri pribadi pengarangnya dalam karya sastranya.
Menurut Al-Ma’ruf (2009: 47), aspek
stilistika berupa bentuk-bentuk dan satuan kebahasaan yang ditelaah dalam
kajian stilistika karya sastra meliputi: gaya bunyi, gaya kata (diksi), gaya
kalimat, gaya wacana, bahasa figuratif, dan citraan. Pendapat lain dikemukakan
Sudjiman dalam Al Ma’ruf (2009: 46) yang mengemukakan bahwa style’gaya bahasa’
mencakup diksi (pilihan kata/ leksikal), struktur kalimat, majas, dan citraan,
pola rima, matra yang digunakan sastrawan atau yang terdapat dalam kaya sastra.
Seperti kita tahu bahasa menjadi media
yang paling utama dalam penciptaan karya sastra, ciri khas pengaranglah yang
nantinya memunculkan nilai keindahan dari sebuah karya. Pengkajian bahasa dan gaya
bahasa inilah yang memunculkan pemahaman yang lebih baik. Semi dalam Asis
(2010:102) mengungkapkan stilistika merupakan cabang linguistik yang menelaah
pemakaian bahasa dan gaya bahasa termasuk efek yang dtimbulkan oleh cara
penggunaan bahasa dalam karya sastra. Keindahan sebuah karya sastra sebagian
besar disebabkan oleh kemampuan penulis mengeksploitasi kelenturan bahasanya
sehingga menimbulkan kekuatan dan keindahan bahasanya.
Junus (dalam Al Ma’ruf, 2009: 19)
mengemukakan bahwa bidang kajian stilistika meliputi bunyi bahasa, kata, dan
struktur kalimat. Pendapat lain dikemukakan Sudjiman (dalam Al Ma’ruf, 2009 :
19) yang mengartikan style sebagai gaya bahasa dan gaya bahasa sendiri mencakup
diksi, struktur kalimat, majas, citraan, pola rima serta mantra yang digunakan
seorang pengarang yang terdapat dalam sebuah karya sastra.
Dalam penelitiannya, Roziah (2013)
melakukan prosedur analisis berdasarkan tiga tahapan penting dalam stilistika,
yaitu deskripsi, intepretasi, dan kesan. Deskripsi didapatkan dari tokoh Fahri
dan Maria pada Novel Ayat- Ayat Cinta, interpretasi diperlukan untuk
memperoleh gambaran penuh mengenai karakter sebelum pemerian kesan dari penggunaan
leksikal, gramtikal, kiasan dan konteks kepaduan. Jadi, penelitian ini meneliti
perbedaan karakter yang dikaji stilistika.
Pengkajian stilistika yang berkaitan
dengan karakterisasi juga dikaji oleh Lamusu (2010) yang mendeskripsikan ciri-
ciri karakteristik wacana puisi ciptaan Rendra dan Taufik Ismail yang merupakan
gaya pengungkapan bahasa kedua penyair.
Pada penelitiannya, Aghagolzade
(2012:932) dalam studinya akan menunjuk peran dan pentingnya sarana stilistika
sebagai alat utama pada perpindahan ideologi, pandangan dan pertimbangan dalam
teks berkaitan kesusasteraan. Kemudian studi ini akan menyurvei bait sajak pada
puisi Farrokhzad. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa gaya bahasa dan
perangkat lingusitik.
Kajian stilistika meskipun masih baru
dalam bidang sastra, dipandang sebagai kajian yang lebih objektif dan ilmiah dibandingkan
dengan kajian konvensional yang selama ini kita kenal. Pengkajian stilistika berusaha menelaah ciri
khas penggunaan bahasa seorang pengarangnya yang dilihat dari aspek-aspek
kebahasaanya. Penelitian stilistika berusaha menfokuskan pada pemakaian gaya
bahasa pengarang dalam karya sastra.
Penelitian Kajian
Stilistika Antologi Puisi Baju Bulan memiliki perbedaaan dengan
penelitian lain. Aspek stilistika yang akan dikaji mencakup keseluruhan aspek
dalam pengkajian karya sastra, khususnya puisi, yang meliputi diksi, gaya
bahasa atau majas, imaji (citraan), dan simbol (lambang).
No comments:
Post a Comment