Monday, October 13, 2014

LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN PROSA



LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM
PEMBELAJARAN PROSA

Munculnya istilah pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa diilhami oleh suatu teori yang memandang bahasa sebagai alat berkomunikasi. Berdasarkan teori tersebut, maka tujuan pembelajaran bahasa dirumuskan sebagai ikhtisar untuk mengembangkan kemampuan yang oleh Hymes (11972) disebut kompetensi komunikatif.
Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa muncul pada tahun 1970-an sebagai reaksi terhadap empat aliran pembelajaran bahasa yang dianut sebelumnya (grammar translation method, direct method, audiolingual method, dan cognitive learning theory). Keempat metode itu memiliki ciri yang sama iaitu pembelajaran bahasa dalam bidang struktur bahasa yang disebut pembelajaran bahasa struktural atau pembelajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan struktural.
Pendekatan struktural menitikberatkan pengajaran bahasa pada pengetahuan tentang kaidah bahasa (tatabahasa) yang biasanya disusun dari struktur yang sederhana ke struktur yang kompleks. Para pembelajar mula-mula diperkenalkan bunyi-bunyi, bnetuk-bentuk kata, struktur kalimat, kemudian makna unsur-unsur tersebut.
Kelemahan pendekatan struktural ialah tidak pernah memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk berlatih menggunakan bahasa dalam situasi komunikasi yang nyata yang sesungguhnya lebih urgen dimiliki oleh para siswa ketimbang pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa.
Kelemahan dari pendekatan struktural itulah mengilhami lahirnya pendekatan komunikatif yang menitikberatkan perhatian pada penggunaan bahasa dalam situasi komunikasi. Pendekatan komunikatif memberikan tekanan pada kebermaknaan dan fungsi bahasa. Dengan kata lain, bahasa untuk tujuan tertentu dalam kegiatan berkomunikasi.


A.  Bagaimana penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran prosa
Memilih dan menerapkan pendekatan dalam sebuah proses pembelajaran adalah bukanlah proses yang mudah dan serta merta dilakukan. Pemilihan pendekatan pembelajaran ditentukan dengan mengikuti kaidah-kaidah berikut:
1.    Bagaimana kondisi peserta didik?
2.    Apa kesulitan peserta didik dalam belajar?
3.    Mengapa siswa kesulitan dalam belajar?
4.    Apa yang harus saya lakukan dengan pendekatan komunikatif tersebut terhadap peserta didik?
5.    Apakah upaya yang saya lakukan ini mampu mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya dalam pembelajaran prosa?
B.  Ilustrasi KBM dengan pendekatan Komunikatif
Memilih pendekatan:
1.    Pada tahap ini, guru menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa. Sebagai contoh: Sebagian besar siswa dikelas XII IPS 1 kurang memiliki minat dalam belajar Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran prosa. Bagi mereka, belajar sastra pada umumnya adalah hal yang membosankan. Selain itu, mereka kesulitan untuk mencipta atau mengarang karena ide-ide sulit untuk diekspresikan.
2.    Berdasarkan kasus tersebut, dapat diidentifikasi bahwa siswa tidak tidak memiliki minat belajar. Mereka menganggap PBM Bahasa dan Sastra Indonesia adalah hal yang membosankan. Disamping itu, ada keterbatasan kemampuan siswa dalam berekspresi.
3.    Guru tertantang untuk  memecahkan masalah tersebut, guru berinisiatif untuk memilih pendekatan komunikatif dengan pertimbangan bahwa dengan pendekatan ini guru dapat berinteraksi, berkomunikasi denga siswa dengan intensitas yang lebih baik. Melalui pendekatan ini, guru merancang pembelajaran yang lebih menarik agar tidak membosankan seperti menyediakan bahan ajar yang lengkap, manajemen kelas yang menarik, hiburan, media yang menarik, serta memegang prinsip learning student centre.
4.    Selanjutnya, dalam hal pembelajaran prosa, guru harus pandai menjelaskan kepada peserta didik apa, bagaimana, dan untuk apa itu sastra? Dengan demikian, akan terpupuk kepercayaan diri siswa dalam belajar.
5.    Dalam hal mengarang karya sastra prosa, guru harus terlibat lebih intens bagi siswa dan memberikan penjelasan bahwa mengarang adalah proses berikir yang sensitif.
6.    Semua hasil kerja siswa harus mendapatkan apresiasi yang baik yang diberikan oleh guru dan siswa.
7.    Fungsi guru dalam pendekatan ini adalah sebagai sumber informasi dan tempat berdiskusi yang nyaman bagi siswa

No comments:

Post a Comment

Semangat Kolaborasi Riset Membangun IKN Berbudaya: Desa Telemow Bersiap Menjadi Laboratorium Hidup Kearifan Lokal

  Penajam Paser Utara, 16 September 2024 – Gemuruh semangat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur bergema hingga ke pel...