Tuesday, November 7, 2017

PENELITIAN RELEVAN SOSIOLOGI SASTRA



Penelitian Akbar et al. (2013: 93-102) dengan judul “Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan dalam Novel Tuan Guru karya Salman Faris.” Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Wacana Bahasa dan Sastra. Penelitian ini menggambarkan pandangan dunia pengarang mengenai eksistensi Tuan Guru, latar belakang sosial budaya masyarakat, dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel. Selain itu, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa sebagian besar masyarakat Lombok menganggap sosok Tuan Guru sebagai orang yang dapat memberi jamuan masuk surga. Doa akan lebih cepat terkabul jika dipanjatkan oleh Tuan Guru. Kemudian latar belakang sosial budaya masyarakat mencakup adat dan kepercayaan, pekerjaan, pendidikan, agama, tempat tinggal, bahasa, dan suku. Adapun nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel adalah pendidikan sosial, moral, budaya, agama, politik, dan nilai historis.Persamaan antara penelitian Akbar et al. dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan sosilogi sastra sebagai pendekatan untuk mengkaji kondisi social masyarakat yang terdapat dalam novel yang dianalisis. Perbedaannya adalah segi objek penelitian. Akbar et al. menelaah novel Tuan Guru karya Salman Faris, sedangkan peneitian ini menelaah novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya langit Kresna Hariadi sebagai objek penelitian. Selain itu, penelitian ini menganalisis nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi, sedangkan penelitian Akbar et al. menganalisis nilai pendidikan sosial, moral, budaya, agama, politik, dan nilai historis dalam novel Tuan Guru karya Salman Faris. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan Akbar dan kawan-kawan dapat dikatakan relevan dengan penelitian ini.
Penelitian Singer pada tahun 2011 yang berjudul “A Novel Approach: The Sociology of Literature, Children’s Books, and Social” dan dipublikasikan oleh Intertaional Journal of Qualitative Methods di USA. Penelitian ini mendikusikan kompleksitas analisa kesusasteraan dan implikasi penggunaan fikis sebagai sumber dari data kemasyarakatan. Selain itu, penelitian ini menanamkan analisa kesusasteraan dengan imajinasi kemasyarakatan (2011: 307).
Berdasarkan pendekatan metodologis Griswold’s pada fiksi kesusasteraan, penelitian ini menguji bagaimana novel anak-anak menguraikan, memberi tantangan, atau bahkan menumbangkan sistem perbedaan. Melalui pembacaan sosial mengenai sampel tiga teks Tales of a Fourth Grade Nothing, A Wrinkle in Time, and Hitty: Her First Hundred Years pembaca belajar bagaimana analitis kategori ini bekerja dan bagaimana sosiologi sastra memberi perhatian untuk bentuk perbedaan struktural di dalam fiksi kesusasteraan (2011: 307). Persamaan penelitian yang dilaksanakan oleh Amy E. Singer dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan pendekatan sosiologi sastra dalam menganalisis karya sastra. Perbedaan kedua penelitian tersebut adalah penelitian Singer menggunakan cerpen sebagai objek penelitiannya, sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan novel sebagai objek penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Wendy Griswold pada tahun 1981 yang berjudul “American Character and the American Novel: An Expansion of Reflection Theory in the Sociology of Literature” dan dipublikasikan oleh American Journal of Sociology. Dalam jurnal ini penulis mencoba untuk menentukan bagaimana sastra “mencerminkan” masyarakat, penelitian ini menggambarkan analisis sampel acak dari 130 novel yang diterbitkan di Amerika Serikat selama akhir abad 19 dan abd 20 awal. Hasilnya adalah novel sampel mencerminkan posisi pasar yang berbeda diduduki oleh dua kelompok penulis karena ada atau tidak adanya perlindungan hak cipta internasional, tuntutan formal genre, jenis kelamin penulis, dan beberpa karakteristik khas nasional, termasuk perawatan ras, kelas menengah protagonis, dan pengaturan dosmestik.
Persamaan penelitian yang dikaji dengan penelitian Griswold adalah keduanya mengkaji karya sastra dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Perbedaan di antara keduanya adalah novel yang diangkat sebagai objek penelitian berbeda. Objek penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi, sedangkan novel yang dianalisis oleh Griswold adalah American Character and the American Novel. Selian itu, penelitian ini juga menganalisis nilai pendidikan karakter dan relevansinyan dalam pembelajaran sastra di SMA yang terkandung di dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi, sedangkan penelitian Griswold hanya meganalisis sampel acak dari 130 novel yang diterbitkan di Amerika Serikat selama akhir abad 19 dan abd 20 awal.
Tulisan yang disusun Geneviève Mouillaud (1967: 594-598) dengan judul “The sociology of Stendhal's Novels: Preliminary Research”, mengandung relevansi yakni pada pendekatan sosiologi sastra dan objek kajian yang berupa novel. Dalam tulisannya, Mouillaud menelaah unsur-unsur sosial budaya latar tempat, yaitu Perancis. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa manusia dan realita yang terjadi merupakan subjek penting dalam kajian sosiologi sastra. Manusia dan sastra diibaratkan seperti uang logam yang hanya berbeda permukaannya saja. Sastra sering menjangkau kedua aspek hidup itu. Oleh karena itu, sudah semestinya bahwa aspek kehidupan manusia menjadi subjek kajian sosiologi sastra.
Adapun relevansi penelitian Mouillaud dan penelitian ini terletak pada pendekatan yang digunakan, yakni pendekatan sosiologi sastra. Sementara perbedaannya, terletak pada aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian. Mouillaud mengkaji novel-novel yang berlatar budaya Perancis. Sementara itu, peneliti lebih meneliti unsur sosial budaya Jawa, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas.
Penelitian relevan selanjutnya dilaksanakan oleh Isaac (2009: 938) mengidentifikasi dan menjelaskan kemunculan sebuah novel yang menceritakan masalah buruh di Amerika selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Penulis berusaha menggambarkan keadaan pekerja, pemilik perusahaan, pemogokan, persatuan buruh, dan hal-hal yang baru saja bermunculan dari kapitalisme industry secara realistik. Perjuangan mendapatkan keadilan upah dalam masyarakat industri adalah hak buruh.
Relevansi penelitian tersebut adalah objek yang diceritakan adalah sama-sama membahas kondisi masyarakat suatu negara berdasarkan sejarah yang pernah dialami. Tujuannya juga ingin mendidik dan memberikan informasi para pembaca tentang kenyataan yang muncul pada setting sejarah. Perbedaannya, penelitian Isaac berfokus pada sosiologi sejarah karena kisahnya cenderung pada sejarah dengan membutuhkan perspektif hasil kebudayaan. Penelitian ini berfokus pada sosiologi sastra dengan nilai karakter dan relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA. Kelebihannya, novel Menak Jinggo Sekar Kedaton juga setting sejarah, tetapi dikemas dengan mengambil kisah raja-raja pada masa keemasan Majapahit sehingga tetap dibubuhi unsur imajinatif.
Penelitian Herlina et al. (2013: 85) dengan judul “Novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia (Kajian Sosiologi Sastra, Resepsi Sastra dan Nilai pendidikan).” Penelitian ini dipublikasikan pada Jurnal Wacana Bahasa dan Sastra dan mengkaji mengenai latar belakang sosial budaya yang terdapat dalam novel Rumah Tanpa Jendela yang bisa terlihat dalam kebiasaan-kebiasaan, perilaku, sikap, sopan santun, sifat kemandirian, dan lain-lain. Selanjutnya, disebutkan pula hal-hal yang mempengaruhi pembuatan novel ini adalah keadaan ekonomi keluarga pengarang yang sederhana, permasalahan hidupnya, dan keyakinan yang kuat terhadap agamanya. Selain itu, pembaca menanggapi positif novel lain ini.
Persamaan penelitian yang dikaji dengan penelitian Herlina et al. adalah keduanya mengkaji karya sastra dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Perbedaan di antara keduanya adalah novel yang diangkat sebagai objek penelitian berbeda. Objek penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi, sedangkan novel yang dianalisis oleh Herlina et al. adalah Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia. Selian itu, penelitian ini juga menganalisis nilai pendidikan karakter dan relevansinyan dalam pembelajaran sastra di SMA yang terkandung di dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi, sedangkan penelitian Herlina, Waluyo, dan Wardhani hanya meganalisis nilai pendidikan yang mencakup nilai moral, sosial, adat istiadat, dan agama.
Penelitian yang dilakukan oleh Albertazzi yang berjudul “A Comparative Essay on The Sociology of Literature: Alice Munro’s “Uncomsummated Relationship”.” Penelitian ini dipublikasikan di Journal of The Short Story in English. Penelitian ini meruapakan penelitian studi kompratif sosiologi sastra mengenai seorang penulis cerita pendek asal Ontario, yaitu Alice Munro. Penelitian ini memaparkan pandangan Alice Munro sebagai pengarang karya sastra, bagaimana ia memandang dunia, penggambaran keadaan sosial masyarakat dalam karya-karyanya, dan bagaimana ia melihat karya sastra melalui kecamatanya yang terlihat dari cerpen-cerpen yang dibuatnya dan dikaji dalam lingkup sosiologi sastra (2010: 2-12).
Penelitian yang dilakukan Albertazzi dan penelitian yang diteliti sama-sama mengkaji sosiologi sastra sebagai pendekatan dalam menganalisis karya sastra, sedangkan perbedaannya adalah penelitian Silvia Albertazzi menelaah antologi cerpen, khususnya antologi cerpen Alice Munro, sedangkan penelitian ini menganalisis novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi. Selain itu, penelitian Albertazzi tidak menganalisis nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam antologi cerpen Alice Munro, sedangkan penelitian ini menganalisis nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi dan relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.
Selain itu, yang ditulis oleh Syahrul (2013:558-561) yang berjudul “Pembelajaran Sastra Berbasis Pendidikan Karakter: Sebuah Kajian terhadap Novel Negeri Lima Menara karya A. Fuadi” memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Relevansinya terletak pada kesamaan pendekatan yaitu sosiologi sastra dan mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter. Perbedaannya yaitu aspek rumusan masalah. Jika peneliti mengkaji aspek sosial budaya masyarakat yang terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton, tanggapan pembaca, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA, sedangkan penelitian relevan mengkaji kaitannya dengan pembelajaran sastra. Penelitian relevan lebih condong pada aspek pembelajaran sastra yang diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat novel yang dikajinya.
Penelitian oleh Hartman (2005: 317-322) menjelaskan novel-novel Afrika adalah literatur yang sangat bagus karena menceritakan kisah para imigran dan pengungsi Afrika yang tinggal dalam komunitasnya. Novel-novel dari negara lain juga akan memperkaya diskusi kelas dan memerikan pandangan terhadap kebudayaan lain, serta menyediakan kenyataan yang sama dengan konsep sosiologi. Banyak novel yang digunakan, salah satunya Nectar in a Sieve (India) oleh Kamala Markandaya (1954), sebuah cerita dengan setting pedalaman India, bisa memperkaya pemahaman siswa dalam dengan menghubungkan konsep konsep sosiologi dan pengalaman hidup, serta memaparkan siswa terhadap dunia yang lebih global.
Relevansi penelitian Hartman dengan penelitian ini adalah konsep sosiologi sastra. Semua novel yang dijadikan objek dikaitkan dengan konsep sosiologi dengan kehidupan nyata karena memberikan manfaat bagi siswa. Perbedaannya terletak pada objek yang dikaji dan nilai karakter. Banyak novel yang digunakan sebagai objek, sedangkan penelitian ini fokus kepada satu novel yaitu Menak Jinggo Sekar Kedaton agar lebih fokus dan teliti dalam mengkaji
Penelitian Karana (2013: 9-14) meneliti sosiologi sastra dalam tulisannya yang berjudul “Kajian Sosiologi Sastra Tokoh Utama dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti B.N.” Dari sudut pandang sosiologi sastra, dalam hal ini yang diungkap adalah perbuatan, sikap, budi pekerti, susila para tokoh utama. Selanjutnya aspek etika membahas tentang kesusilaan yang menentukan tentang bagaimana manusia hidup dalam masyarakat.
Penelitian relevan ini hanya mengkaji unsur tokoh utama dan bagaimana karakter tokoh utamanya. Sementara pembahasan dalam penelitian ini lebih membahas mengenai aspek sosial budaya masyarakat yang terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton, tanggapan pembaca, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas. Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian Koperundevi dan Krisnamurthy pada tahun 2010. Penelitian ini berjudul “Socio-Cultural Aspects In Select Novels of R.K. Narayan” dan dipublikasikan pada Journal of Literature, Culture and Media Studies. Penelitian Koperundevi dan Krisnamurthy menggambarkan matriks sosialbudaya yang terdapat dalam novel-novel Narayan. Novel-novel yang dipilih dalam artikel ini adalah The Dark Room (1930), The Guide (1950), The Vendor of Sweets (1960), The Painter of Signs (1970), dan The World of Nagaraj (1990). Penelitian ini mengungkapkan bahwa melalui novel-novelnya Narayan mengekspos kehidupan praktis India yang umumnya terinspirasi oleh keegoisan dan kepentingan lokal, kehidupan sosial dengan nafsu serakah dan kemajuan material serta kehidupan individual yang pasif dan kurangnya komitmen. Kebanyakan dari tokoh-tokoh yang diciptakan Narayan dalam karya-karyanya adalah propotipe dari apa yang Narayan temui dalam kehidupan nyata, begitu juga dengan kehidupan sosial budaya tokoh-tokoh, Narayan mempertahankan dirinya hanya sebagai titik pandang narasi dalam karya-karyanya (2010: 181-182).
Persamaan penelitian Koperundevi dan Krisnamurthy dan penelitian yang dilakukan adalah keduanya menggambarkan kehidupan sosial budaya masyarakat yang terdapat dalam novel dan melihat bagaimana sudut pandang pengarang sebagai tokoh yang menciptakan novel tersebut. Perbedaan antara keduanya adalah penelitian yang dilakukan juga menganalisis tanggapan pembaca berdasarkan pembacaan terhadap Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi serta nilai-nilai pendidikan karakter dan relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA yang terdapat didalamnya. Selanjutnya, penelitian ini mempunyai perbedaan dengan novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi karena novel Menak Jinggo Sekar Kedaton dapat digunakan sebagai bahan ajar materi sastra dan aplikasinya baik di SMA. Novel ini mengangkat permasalahan aktual yang terjadi dalam masa-masa kerajaan Majapahit dalam konteks kebudayaan. Aplikasinya dapat dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran sastra, yaitu novel remaja, sebagai pembanding novel lama dan modern, menemukan tema, alur, dan latar dalam novel, dan menulis resensi novel atau novel popular.
Dalam penelitian yang lain, penelitian yang telah dilakukan oleh Jamal Mohammad (2010) dalam jurnal ilmiah "Sosiology of Art and Literature yang berjudul “A Sociological Analysis of the Interaction of hero and Everyday life in Masud Kimiai’s Cinema.” Jamal Mohammad menganalisis transformasi dari novel ke film. Hasil penelitian ini menemukan bahwa film Kimiai mewakili dan menceritakan transformasi pahlawan dan asimilasi dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Iran dan aspek yang berbeda dari masyarakat kita dan untuk memahami logika perubahan budaya dan sosial di Iran. Adapun dalam penelitian ini diharapkan akan menemukan kepahlawanan dan ketegaran tokoh Menak Jinggo dalam novel “Menak Jinggo Sekar Kedaton” dalam mempertahankan hidup yang penuh dengan rintangan. Persamaan dalam penelitian ini adalah terletak pada tokoh, masing-masing tokoh menceritakan perjuangan hidup dalam masyarakat. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada pendekatan yang digunakan. A Sociological Analysis of the Interaction of hero and Everyday life in Masud Kimiai’s Cinema menggunakan pendekatan analisis structural, sedangkan pada novel “Menak Jinggo Sekar Kedaton” menggunakan kajian sosiologi sastra.
Penelitian yang ditulis Leenhardt (1967: 517-533) yang berjudul “The Sociology of Literature: Some Stages in its History”, memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Relevansinya pada kajian sosiologi sastra yang dikemukakan. Di dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa sastra sebagai produk sekaligus bagian dari realitas social masyarakat. Sosiologi sastra sebagai produk dan sebagai integral dari realitas sosial atau dari sudut lain sebagai substansi penciptaan sastra. Sosiologi sastra disebut realitas sosial karena mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam kehidupan sosial. Subjek penciptaan sastra juga tercermin dalam sosiologi sastra karena menggugah imajinasi manusia untuk bersikap ekspresif.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah karya sastra berkaitan erat dengan sosiologi sastra. Perbedaannya terletak pada objek yang dikaji. Penelitian Leenhart hanya fokus pada novel yang berhubungan erat dengan pendekatan sosiologi sastra, sedangkan penelitian ini tidak hanya mengkaji tentang sosiologi sastra, tetapi juga aspek sosial budaya, tanggapan pembaca, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas.
Penelitian Charles L. Glenn (1999: 130-142) yang berjudul “Character Building and Freedom in Education”, yang menyebutkan bahwa pembentukan karakter dibangun oleh sekolah yang menunjukkan karakter khas berdasarkan pemahaman bersama tentang tujuan pendidikan yang efektif. Tujuan pendidikan tidak hanya dalam mengajar akademisi tetapi juga dalam mengembangkan karakter positif. Kebijakan yang dirancang untuk menyeimbangkan otonomi sekolah terhadap kebutuhan masyarakat. Relevansinya pada kajian ini adalah pembahasan mengenai nilai pendidikan karakter, sedangkan perbedaannya pada objek kajian yang bukan novel dan pendekatan sastra.
Penelitian selanjutnya yang relevan dilakukan oleh Sudha M. Pada tahun 2013 yang berjudul “Sociology Approach I n The Novels Of R.K. Narayan Gandhiji’s Vision Exhibited.” Penelitian yang dilakukan oleh Sudha yang berjudul Sociology Approach In The Novels Of R.K. Narayan Gandhiji’s Vision Exhibited ini membahas tentang kepopuleran tokoh Gandhi yang berjuang demi kemajuan bangsa India dan mengajarkan kepada orang-orang India untuk saling mengasihi serta menyarankan mereka untuk hidup dalam kedamaian. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sudha juga menjelaskan kepopuleran Gandhi yang menginspirasi banyak penulis dunia dalam bidang seperti sejarah, politik, filsafat, sastra, sosiologi, dan sebagainya.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Sudha dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Sudha hanya menggunakan pendekatan sosiologi sastra, sedangkan dalam penelitian ini disertai kajian nilai pendidikan karakter dan resepsi pembaca. Perbedaan selanjutnya yaitu terletak pada kompleksitas masalah yang diketengahkan dalam jalinan cerita. Jika dalam R.K. Narayan Gandhiji’s Vision Exhibited menceritakan tentang seorang pemimpin yang mengajarkan untuk saling mengasihi dan kemandirian masyarakat untuk membangun India, sedangkan dalam penelitian ini justru menceritakan kondisi sosial budaya yang dialami oleh masyarakat kerajaan Majapahit dan eksistensi tokoh Minak Jinggo dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Joseph Jurt pada tahun 2005 yang berjudul “The Trans-National Reception of Literature: The Reception of French Nationalism in German.” Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jurt ini dijelaskan adanya respon pasif para pembaca terhadap perkembangan sastra di Jerman.
Persamaan yang terdapat dalam dua penelitian ini yaitu sama-sama melibatkan para pembaca untuk menanggapi keberadaan karya sastra. Keduanya juga sama-sama menunjukkan reaksi pasif yaitu hanya sebatas memberikan komentar terhadap perkembangan karya sastra. Sedangkan perbedaannya, jika dalam penelitian Jurt perkembangan sastra dalam ketiga genrenya (puisi, prosa, drama) mendapat tanggapan pasif dan pada akhirnya muncul adanya perubahan struktur sastra dari konvensi lama ke konvensi baru yang mampu memengaruhi minat pasar (pembaca), maka dalam penelitian ini tanggapan pasif para reseptor hanya mengenai salah satu genre sastra yaitu salah satu prosa yang berbentuk novel berjudul Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Craib (1974: 321-333) yang berjudul “Sociological Literature and Literary Sociology: Some Notes On G By John Berger”. Penelitian ini dipublikasikan di The Sociological Review. Penelitian ini mencoba melihat hubungan antara sosiologi dan sastra sekaligus keterkaitannya dengan masyarakat. Sebelum menjadi satu padanan ilmu ‘sosiologi sastra’, banyak peneliti yang memperdebatkan dua hal tersebut. Sosiologi lebih dikenal dengan kajian tentang aspek sosial masyarakat, sedangkan sastra merujuk pada karya-karya kebahasaan yang estetik. Berbicara mengenai karya yang estetik, terlebih dahulu akan dibahas mengenai si pembuat karya. Karya tersebut dihasilkan dari tangan seorang pengarang atau penyair dari daerah tertentu. Pengarang dalam hal ini juga merupakan individu bagian dari sekelompok masyarakat. Secara tidak langsung, karya-karya yang ditulis oleh pengarang atau penyair pada saat itu, menceritakan keadaan atau situasi sosial dari masyarakat tertentu. Apabila kita mencermati fenomena ini, maka dimungkinkan antara sastra dan masyarakat terdapat sebuah pencerminan keadaan yang sengaja digambarkan oleh pengarang atau penyair ke dalam tulisannya. Penelitian yang selanjutnya berkembang pada akhirnya membuahkan kajian baru, yakni mengenai karya, pengarang, dan masyarakat, yang dikenal dengan kajian sosiologi sastra. 
Penelitian yang dilakukan oleh Craib dan penelitian ini sama-sama mengkaji tentang sosiologi sastra. Perbedaan di antara dua penelitian itu terletak pada objek kajiannya. Penelitian Craib lebih memfokuskan kajiannya pada hubungan antara sastra dan sosiologi. Sementara penelitian ini menggunakan novel berjudul Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi sebagai objek kajiannya. Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui adanya keterkaitan antara sebuah karya, pengarang, dan masyarakat yang menjadi refleksi pengarang ketika menciptakan sebuah karya.

No comments:

Post a Comment

SEMIOTIKA DALAM KAJIAN ETNOLINGUISTIK

          Semiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Istilah semeion tampaknya ...