Penelitian Akbar et al. (2013: 93-102) dengan
judul “Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan dalam Novel Tuan Guru karya
Salman Faris.” Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Wacana Bahasa dan
Sastra. Penelitian ini menggambarkan pandangan dunia pengarang mengenai
eksistensi Tuan Guru, latar belakang sosial budaya masyarakat, dan
nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel. Selain itu, penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa sebagian besar masyarakat Lombok menganggap sosok Tuan
Guru sebagai orang yang dapat memberi jamuan masuk surga. Doa akan lebih cepat
terkabul jika dipanjatkan oleh Tuan Guru. Kemudian latar belakang sosial budaya
masyarakat mencakup adat dan kepercayaan, pekerjaan, pendidikan, agama, tempat
tinggal, bahasa, dan suku. Adapun nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam
novel adalah pendidikan sosial, moral, budaya, agama, politik, dan nilai
historis.Persamaan antara penelitian Akbar et al. dengan
penelitian ini adalah keduanya menggunakan sosilogi sastra sebagai pendekatan
untuk mengkaji kondisi social masyarakat yang terdapat dalam novel yang
dianalisis. Perbedaannya adalah segi objek penelitian. Akbar et al. menelaah
novel Tuan Guru karya Salman Faris, sedangkan peneitian ini menelaah
novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya langit Kresna Hariadi sebagai
objek penelitian. Selain itu, penelitian ini menganalisis nilai pendidikan karakter
yang terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna
Hariadi, sedangkan penelitian Akbar et al. menganalisis nilai pendidikan
sosial, moral, budaya, agama, politik, dan nilai historis dalam novel Tuan
Guru karya Salman Faris. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan Akbar
dan kawan-kawan dapat dikatakan relevan dengan penelitian ini.
Penelitian Singer pada tahun 2011 yang berjudul “A
Novel Approach: The Sociology of Literature, Children’s Books, and
Social” dan dipublikasikan oleh Intertaional Journal of Qualitative
Methods di USA. Penelitian ini mendikusikan kompleksitas analisa
kesusasteraan dan implikasi penggunaan fikis sebagai sumber dari data kemasyarakatan.
Selain itu, penelitian ini menanamkan analisa kesusasteraan dengan imajinasi
kemasyarakatan (2011: 307).
Berdasarkan pendekatan metodologis Griswold’s pada
fiksi kesusasteraan, penelitian ini menguji bagaimana novel anak-anak
menguraikan, memberi tantangan, atau bahkan menumbangkan sistem perbedaan.
Melalui pembacaan sosial mengenai sampel tiga teks Tales of a Fourth Grade
Nothing, A Wrinkle in Time, and Hitty: Her First Hundred Years pembaca
belajar bagaimana analitis kategori ini bekerja dan bagaimana sosiologi sastra
memberi perhatian untuk bentuk perbedaan struktural di dalam fiksi
kesusasteraan (2011: 307). Persamaan penelitian yang dilaksanakan oleh Amy E.
Singer dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan pendekatan sosiologi
sastra dalam menganalisis karya sastra. Perbedaan kedua penelitian tersebut adalah
penelitian Singer menggunakan cerpen sebagai objek penelitiannya, sedangkan penelitian
yang akan diteliti menggunakan novel sebagai objek penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Wendy Griswold pada
tahun 1981 yang berjudul “American Character and the American Novel: An
Expansion of Reflection Theory in the Sociology of Literature” dan
dipublikasikan oleh American Journal of Sociology. Dalam jurnal ini
penulis mencoba untuk menentukan bagaimana sastra “mencerminkan” masyarakat,
penelitian ini menggambarkan analisis sampel acak dari 130 novel yang diterbitkan
di Amerika Serikat selama akhir abad 19 dan abd 20 awal. Hasilnya adalah novel
sampel mencerminkan posisi pasar yang berbeda diduduki oleh dua kelompok penulis
karena ada atau tidak adanya perlindungan hak cipta internasional, tuntutan formal
genre, jenis kelamin penulis, dan beberpa karakteristik khas nasional, termasuk
perawatan ras, kelas menengah protagonis, dan pengaturan dosmestik.
Persamaan penelitian yang dikaji dengan penelitian Griswold
adalah keduanya mengkaji karya sastra dengan menggunakan pendekatan sosiologi
sastra. Perbedaan di antara keduanya adalah novel yang diangkat sebagai objek
penelitian berbeda. Objek penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini
adalah novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna
Hariadi, sedangkan novel yang dianalisis oleh Griswold adalah American
Character and the American Novel. Selian itu, penelitian ini juga menganalisis
nilai pendidikan karakter dan relevansinyan dalam pembelajaran sastra di SMA
yang terkandung di dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit
Kresna Hariadi, sedangkan penelitian Griswold hanya meganalisis sampel acak
dari 130 novel yang diterbitkan di Amerika Serikat selama akhir abad 19 dan abd
20 awal.
Tulisan yang disusun Geneviève Mouillaud (1967:
594-598) dengan judul “The sociology of Stendhal's Novels: Preliminary
Research”, mengandung relevansi yakni pada pendekatan sosiologi sastra dan
objek kajian yang berupa novel. Dalam tulisannya, Mouillaud menelaah
unsur-unsur sosial budaya latar tempat, yaitu Perancis. Dari hasil penelitian
disebutkan bahwa manusia dan realita yang terjadi merupakan subjek penting dalam
kajian sosiologi sastra. Manusia dan sastra diibaratkan seperti uang logam yang
hanya berbeda permukaannya saja. Sastra sering menjangkau kedua aspek hidup
itu. Oleh karena itu, sudah semestinya bahwa aspek kehidupan manusia menjadi
subjek kajian sosiologi sastra.
Adapun relevansi penelitian Mouillaud dan penelitian
ini terletak pada pendekatan yang digunakan, yakni pendekatan sosiologi sastra.
Sementara perbedaannya, terletak pada aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian.
Mouillaud mengkaji novel-novel yang berlatar budaya Perancis. Sementara itu,
peneliti lebih meneliti unsur sosial budaya Jawa, nilai pendidikan karakter,
dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas.
Penelitian relevan selanjutnya dilaksanakan oleh
Isaac (2009: 938) mengidentifikasi dan menjelaskan kemunculan sebuah novel yang
menceritakan masalah buruh di Amerika selama akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20. Penulis berusaha menggambarkan keadaan pekerja, pemilik perusahaan,
pemogokan, persatuan buruh, dan hal-hal yang baru saja bermunculan dari kapitalisme
industry secara realistik. Perjuangan mendapatkan keadilan upah dalam
masyarakat industri adalah hak buruh.
Relevansi penelitian tersebut adalah objek yang
diceritakan adalah sama-sama membahas kondisi masyarakat suatu negara berdasarkan
sejarah yang pernah dialami. Tujuannya juga ingin mendidik dan memberikan
informasi para pembaca tentang kenyataan yang muncul pada setting sejarah.
Perbedaannya, penelitian Isaac berfokus pada sosiologi sejarah karena kisahnya
cenderung pada sejarah dengan membutuhkan perspektif hasil kebudayaan.
Penelitian ini berfokus pada sosiologi sastra dengan nilai karakter dan
relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA. Kelebihannya, novel Menak
Jinggo Sekar Kedaton juga setting sejarah, tetapi dikemas dengan
mengambil kisah raja-raja pada masa keemasan Majapahit sehingga tetap dibubuhi
unsur imajinatif.
Penelitian Herlina et al. (2013: 85) dengan
judul “Novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia (Kajian Sosiologi
Sastra, Resepsi Sastra dan Nilai pendidikan).” Penelitian ini dipublikasikan
pada Jurnal Wacana Bahasa dan Sastra dan mengkaji mengenai latar
belakang sosial budaya yang terdapat dalam novel Rumah Tanpa Jendela yang
bisa terlihat dalam kebiasaan-kebiasaan, perilaku, sikap, sopan santun, sifat
kemandirian, dan lain-lain. Selanjutnya, disebutkan pula hal-hal yang mempengaruhi
pembuatan novel ini adalah keadaan ekonomi keluarga pengarang yang sederhana,
permasalahan hidupnya, dan keyakinan yang kuat terhadap agamanya. Selain itu,
pembaca menanggapi positif novel lain ini.
Persamaan penelitian yang dikaji dengan penelitian
Herlina et al. adalah keduanya mengkaji karya sastra dengan menggunakan
pendekatan sosiologi sastra. Perbedaan di antara keduanya adalah novel yang
diangkat sebagai objek penelitian berbeda. Objek penelitian yang dianalisis
dalam penelitian ini adalah novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya
Langit Kresna Hariadi, sedangkan novel yang dianalisis oleh Herlina et al. adalah
Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia. Selian itu, penelitian ini juga
menganalisis nilai pendidikan karakter dan relevansinyan dalam pembelajaran
sastra di SMA yang terkandung di dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton
karya Langit Kresna Hariadi, sedangkan penelitian Herlina, Waluyo, dan Wardhani
hanya meganalisis nilai pendidikan yang mencakup nilai moral, sosial, adat istiadat,
dan agama.
Penelitian yang dilakukan oleh Albertazzi yang
berjudul “A Comparative Essay on The Sociology of Literature: Alice
Munro’s “Uncomsummated Relationship”.” Penelitian ini dipublikasikan di Journal
of The Short Story in English. Penelitian ini meruapakan penelitian studi
kompratif sosiologi sastra mengenai seorang penulis cerita pendek asal Ontario,
yaitu Alice Munro. Penelitian ini memaparkan pandangan Alice Munro sebagai
pengarang karya sastra, bagaimana ia memandang dunia, penggambaran keadaan
sosial masyarakat dalam karya-karyanya, dan bagaimana ia melihat karya sastra
melalui kecamatanya yang terlihat dari cerpen-cerpen yang dibuatnya dan dikaji dalam
lingkup sosiologi sastra (2010: 2-12).
Penelitian yang dilakukan Albertazzi dan penelitian
yang diteliti sama-sama mengkaji sosiologi sastra sebagai pendekatan dalam
menganalisis karya sastra, sedangkan perbedaannya adalah penelitian Silvia
Albertazzi menelaah antologi cerpen, khususnya antologi cerpen Alice Munro,
sedangkan penelitian ini menganalisis novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya
Langit Kresna Hariadi. Selain itu, penelitian Albertazzi tidak menganalisis
nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam antologi cerpen Alice Munro,
sedangkan penelitian ini menganalisis nilai pendidikan karakter yang terkandung
dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi dan
relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.
Selain itu, yang ditulis oleh Syahrul (2013:558-561)
yang berjudul “Pembelajaran Sastra Berbasis Pendidikan Karakter: Sebuah Kajian
terhadap Novel Negeri Lima Menara karya A. Fuadi” memiliki keterkaitan
dengan penelitian ini. Relevansinya terletak pada kesamaan pendekatan yaitu
sosiologi sastra dan mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter. Perbedaannya
yaitu aspek rumusan masalah. Jika peneliti mengkaji aspek sosial budaya
masyarakat yang terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton,
tanggapan pembaca, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan
pembelajaran sastra di SMA, sedangkan penelitian relevan mengkaji kaitannya dengan
pembelajaran sastra. Penelitian relevan lebih condong pada aspek pembelajaran sastra
yang diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat novel yang
dikajinya.
Penelitian oleh Hartman (2005: 317-322) menjelaskan
novel-novel Afrika adalah literatur yang sangat bagus karena menceritakan kisah
para imigran dan pengungsi Afrika yang tinggal dalam komunitasnya. Novel-novel
dari negara lain juga akan memperkaya diskusi kelas dan memerikan pandangan
terhadap kebudayaan lain, serta menyediakan kenyataan yang sama dengan konsep sosiologi.
Banyak novel yang digunakan, salah satunya Nectar in a Sieve (India) oleh
Kamala Markandaya (1954), sebuah cerita dengan setting pedalaman India, bisa
memperkaya pemahaman siswa dalam dengan menghubungkan konsep konsep sosiologi
dan pengalaman hidup, serta memaparkan siswa terhadap dunia yang lebih global.
Relevansi penelitian Hartman dengan penelitian ini
adalah konsep sosiologi sastra. Semua novel yang dijadikan objek dikaitkan
dengan konsep sosiologi dengan kehidupan nyata karena memberikan manfaat bagi
siswa. Perbedaannya terletak pada objek yang dikaji dan nilai karakter. Banyak
novel yang digunakan sebagai objek, sedangkan penelitian ini fokus kepada satu
novel yaitu Menak Jinggo Sekar Kedaton agar lebih fokus dan teliti dalam
mengkaji
Penelitian Karana (2013: 9-14) meneliti sosiologi
sastra dalam tulisannya yang berjudul “Kajian Sosiologi Sastra Tokoh Utama
dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti B.N.” Dari sudut
pandang sosiologi sastra, dalam hal ini yang diungkap adalah perbuatan, sikap,
budi pekerti, susila para tokoh utama. Selanjutnya aspek etika membahas tentang
kesusilaan yang menentukan tentang bagaimana manusia hidup dalam masyarakat.
Penelitian relevan ini hanya mengkaji unsur tokoh
utama dan bagaimana karakter tokoh utamanya. Sementara pembahasan dalam
penelitian ini lebih membahas mengenai aspek sosial budaya masyarakat yang
terkandung dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton, tanggapan pembaca,
nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di
Sekolah Menengah Atas. Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian
Koperundevi dan Krisnamurthy pada tahun 2010. Penelitian ini berjudul “Socio-Cultural
Aspects In Select Novels of R.K. Narayan” dan dipublikasikan pada Journal
of Literature, Culture and Media Studies. Penelitian Koperundevi dan
Krisnamurthy menggambarkan matriks sosialbudaya yang terdapat dalam novel-novel
Narayan. Novel-novel yang dipilih dalam artikel ini adalah The Dark Room
(1930), The Guide (1950), The Vendor of Sweets (1960), The Painter of
Signs (1970), dan The World of Nagaraj (1990). Penelitian ini mengungkapkan
bahwa melalui novel-novelnya Narayan mengekspos kehidupan praktis India yang
umumnya terinspirasi oleh keegoisan dan kepentingan lokal, kehidupan sosial
dengan nafsu serakah dan kemajuan material serta kehidupan individual yang pasif
dan kurangnya komitmen. Kebanyakan dari tokoh-tokoh yang diciptakan Narayan dalam
karya-karyanya adalah propotipe dari apa yang Narayan temui dalam kehidupan nyata,
begitu juga dengan kehidupan sosial budaya tokoh-tokoh, Narayan mempertahankan
dirinya hanya sebagai titik pandang narasi dalam karya-karyanya (2010:
181-182).
Persamaan penelitian Koperundevi dan Krisnamurthy
dan penelitian yang dilakukan adalah keduanya menggambarkan kehidupan sosial
budaya masyarakat yang terdapat dalam novel dan melihat bagaimana sudut pandang
pengarang sebagai tokoh yang menciptakan novel tersebut. Perbedaan antara
keduanya adalah penelitian yang dilakukan juga menganalisis tanggapan pembaca berdasarkan
pembacaan terhadap Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna
Hariadi serta nilai-nilai pendidikan karakter dan relevansinya terhadap pembelajaran
sastra di SMA yang terdapat didalamnya. Selanjutnya, penelitian ini mempunyai
perbedaan dengan novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna
Hariadi karena novel Menak Jinggo Sekar Kedaton dapat digunakan sebagai
bahan ajar materi sastra dan aplikasinya baik di SMA. Novel ini mengangkat
permasalahan aktual yang terjadi dalam masa-masa kerajaan Majapahit dalam
konteks kebudayaan. Aplikasinya dapat dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran
sastra, yaitu novel remaja, sebagai pembanding novel lama dan modern, menemukan
tema, alur, dan latar dalam novel, dan menulis resensi novel atau novel popular.
Dalam penelitian yang lain, penelitian yang telah
dilakukan oleh Jamal Mohammad (2010) dalam jurnal ilmiah "Sosiology of
Art and Literature yang berjudul “A Sociological Analysis of the
Interaction of hero and Everyday life in Masud Kimiai’s Cinema.”
Jamal Mohammad menganalisis transformasi dari novel ke film. Hasil penelitian
ini menemukan bahwa film Kimiai mewakili dan menceritakan transformasi pahlawan
dan asimilasi dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Iran dan aspek yang
berbeda dari masyarakat kita dan untuk memahami logika perubahan budaya dan sosial
di Iran. Adapun dalam penelitian ini diharapkan akan menemukan kepahlawanan dan
ketegaran tokoh Menak Jinggo dalam novel “Menak Jinggo Sekar Kedaton”
dalam mempertahankan hidup yang penuh dengan rintangan. Persamaan dalam
penelitian ini adalah terletak pada tokoh, masing-masing tokoh menceritakan
perjuangan hidup dalam masyarakat. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini
adalah terletak pada pendekatan yang digunakan. A Sociological Analysis of
the Interaction of hero and Everyday life in Masud Kimiai’s Cinema menggunakan
pendekatan analisis structural, sedangkan pada novel “Menak Jinggo Sekar
Kedaton” menggunakan kajian sosiologi sastra.
Penelitian yang ditulis Leenhardt (1967: 517-533)
yang berjudul “The Sociology of Literature: Some Stages in its History”,
memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Relevansinya pada kajian
sosiologi sastra yang dikemukakan. Di dalam penelitian tersebut dinyatakan
bahwa sastra sebagai produk sekaligus bagian dari realitas social masyarakat.
Sosiologi sastra sebagai produk dan sebagai integral dari realitas sosial atau dari
sudut lain sebagai substansi penciptaan sastra. Sosiologi sastra disebut
realitas sosial karena mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam kehidupan
sosial. Subjek penciptaan sastra juga tercermin dalam sosiologi sastra karena
menggugah imajinasi manusia untuk bersikap ekspresif.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini
adalah karya sastra berkaitan erat dengan sosiologi sastra. Perbedaannya
terletak pada objek yang dikaji. Penelitian Leenhart hanya fokus pada novel
yang berhubungan erat dengan pendekatan sosiologi sastra, sedangkan penelitian
ini tidak hanya mengkaji tentang sosiologi sastra, tetapi juga aspek sosial
budaya, tanggapan pembaca, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan
pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas.
Penelitian Charles L. Glenn (1999: 130-142) yang
berjudul “Character Building and Freedom in Education”, yang menyebutkan bahwa
pembentukan karakter dibangun oleh sekolah yang menunjukkan karakter khas
berdasarkan pemahaman bersama tentang tujuan pendidikan yang efektif. Tujuan
pendidikan tidak hanya dalam mengajar akademisi tetapi juga dalam mengembangkan
karakter positif. Kebijakan yang dirancang untuk menyeimbangkan otonomi sekolah
terhadap kebutuhan masyarakat. Relevansinya pada kajian ini adalah pembahasan
mengenai nilai pendidikan karakter, sedangkan perbedaannya pada objek kajian
yang bukan novel dan pendekatan sastra.
Penelitian selanjutnya yang relevan dilakukan oleh
Sudha M. Pada tahun 2013 yang berjudul “Sociology Approach I n The Novels Of
R.K. Narayan Gandhiji’s Vision Exhibited.” Penelitian yang dilakukan
oleh Sudha yang berjudul Sociology Approach In The Novels Of R.K.
Narayan Gandhiji’s Vision Exhibited ini membahas tentang kepopuleran tokoh
Gandhi yang berjuang demi kemajuan bangsa India dan mengajarkan kepada
orang-orang India untuk saling mengasihi serta menyarankan mereka untuk hidup
dalam kedamaian. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sudha juga menjelaskan
kepopuleran Gandhi yang menginspirasi banyak penulis dunia dalam bidang seperti
sejarah, politik, filsafat, sastra, sosiologi, dan sebagainya.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Sudha dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan sosiologi
sastra. Perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Sudha hanya menggunakan
pendekatan sosiologi sastra, sedangkan dalam penelitian ini disertai kajian
nilai pendidikan karakter dan resepsi pembaca. Perbedaan selanjutnya yaitu
terletak pada kompleksitas masalah yang diketengahkan dalam jalinan cerita.
Jika dalam R.K. Narayan Gandhiji’s Vision Exhibited menceritakan tentang
seorang pemimpin yang mengajarkan untuk saling mengasihi dan kemandirian
masyarakat untuk membangun India, sedangkan dalam penelitian ini justru menceritakan
kondisi sosial budaya yang dialami oleh masyarakat kerajaan Majapahit dan
eksistensi tokoh Minak Jinggo dalam novel Menak Jinggo Sekar Kedaton karya
Langit Kresna Hariadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Joseph Jurt pada
tahun 2005 yang berjudul “The Trans-National Reception of Literature:
The Reception of French Nationalism in German.” Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Jurt ini dijelaskan adanya respon pasif para pembaca
terhadap perkembangan sastra di Jerman.
Persamaan yang terdapat dalam dua penelitian ini
yaitu sama-sama melibatkan para pembaca untuk menanggapi keberadaan karya sastra.
Keduanya juga sama-sama menunjukkan reaksi pasif yaitu hanya sebatas memberikan
komentar terhadap perkembangan karya sastra. Sedangkan perbedaannya, jika dalam
penelitian Jurt perkembangan sastra dalam ketiga genrenya (puisi, prosa, drama)
mendapat tanggapan pasif dan pada akhirnya muncul adanya perubahan struktur
sastra dari konvensi lama ke konvensi baru yang mampu memengaruhi minat pasar
(pembaca), maka dalam penelitian ini tanggapan pasif para reseptor hanya
mengenai salah satu genre sastra yaitu salah satu prosa yang berbentuk novel
berjudul Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Craib
(1974: 321-333) yang berjudul “Sociological Literature and Literary Sociology:
Some Notes On G By John Berger”. Penelitian ini dipublikasikan di The
Sociological Review. Penelitian ini mencoba melihat hubungan antara
sosiologi dan sastra sekaligus keterkaitannya dengan masyarakat. Sebelum
menjadi satu padanan ilmu ‘sosiologi sastra’, banyak peneliti yang memperdebatkan
dua hal tersebut. Sosiologi lebih dikenal dengan kajian tentang aspek sosial
masyarakat, sedangkan sastra merujuk pada karya-karya kebahasaan yang estetik.
Berbicara mengenai karya yang estetik, terlebih dahulu akan dibahas mengenai si
pembuat karya. Karya tersebut dihasilkan dari tangan seorang pengarang atau
penyair dari daerah tertentu. Pengarang dalam hal ini juga merupakan individu
bagian dari sekelompok masyarakat. Secara tidak langsung, karya-karya yang
ditulis oleh pengarang atau penyair pada saat itu, menceritakan keadaan atau
situasi sosial dari masyarakat tertentu. Apabila kita mencermati fenomena ini,
maka dimungkinkan antara sastra dan masyarakat terdapat sebuah pencerminan
keadaan yang sengaja digambarkan oleh pengarang atau penyair ke dalam
tulisannya. Penelitian yang selanjutnya berkembang pada akhirnya membuahkan kajian
baru, yakni mengenai karya, pengarang, dan masyarakat, yang dikenal dengan
kajian sosiologi sastra.
Penelitian yang dilakukan oleh Craib dan penelitian ini sama-sama mengkaji tentang sosiologi sastra. Perbedaan di antara dua penelitian itu terletak pada objek kajiannya. Penelitian Craib lebih memfokuskan kajiannya pada hubungan antara sastra dan sosiologi. Sementara penelitian ini menggunakan novel berjudul Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi sebagai objek kajiannya. Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui adanya keterkaitan antara sebuah karya, pengarang, dan masyarakat yang menjadi refleksi pengarang ketika menciptakan sebuah karya.
Penelitian yang dilakukan oleh Craib dan penelitian ini sama-sama mengkaji tentang sosiologi sastra. Perbedaan di antara dua penelitian itu terletak pada objek kajiannya. Penelitian Craib lebih memfokuskan kajiannya pada hubungan antara sastra dan sosiologi. Sementara penelitian ini menggunakan novel berjudul Menak Jinggo Sekar Kedaton karya Langit Kresna Hariadi sebagai objek kajiannya. Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui adanya keterkaitan antara sebuah karya, pengarang, dan masyarakat yang menjadi refleksi pengarang ketika menciptakan sebuah karya.
No comments:
Post a Comment