Anak memiliki kematangan untuk belajar, karena pada masa ini dia sudah
siap untuk menerima percakapan-percakapan baru yang diberikan oleh sekolah.Pada
masa pra-sekolah sampai dengan usia sekitar 8 tahun tekanan belajar
lebih difokuskan pada ”bermain”, sedangkan pada masa Sekolah Dasar aspek
intelektualitas sudah mulai ditekankan.
Pada masa usia sekolah Dasar ini sering
pula sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada
masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah
dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Menurut pendapat ini,
masa keserasian bersekolah dibagi dalam dua fase yaitu ;
- Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun). Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1 sampai dengan kelas 3. Jadi kelas 1 sampai dengan kelas 3 termasuk dalam kategori kelas rendah;
- Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai kira-kira umur 12). Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4 sampai dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai kelas 6 termasuk dalam kategori kelas tinggi;
Pada masing-masing fase tersebut
memiliki karakteristiknya masing-masing. Masa-masa kelas rendah siswa
memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut :
- Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah
- Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional
- Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
- Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain
- Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
- Pada masa ini (terutama pada umur 6,0-8,0) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
- Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak
- Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
- Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di Sekolah Dasar yaitu :
- Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis;
- Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;
- Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor;
- Sampai kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11,0 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
- Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah;
- Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri;
- Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai manusia yang serba tahu.
Karakteristik perkembangan pada siswa
Sekolah Dasar dapat juga dilihat tahap-tahap perkembangan kognitif
menurut teori Peaget. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa usia
anak yang sekolah di Sekolah Dasar berkisar 6,0 atau 7,0 sampai dengan
11,0 atau 12,0 tahun. Usia 6,0 atau 7,0 tahun dalam teori Piaget masuk
dalam kategori praoperational periode dalam tahapan intuitive. Periode
ini ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik (belum
memahami cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah
(selancar). Pada masa ini anak gemar meniru, telah mampu menerima
khayalan, dapat bercerita tentang hal-hal yang fantastik, ia tidak
terikat pada realitas, sehingga ia dapat berbicara dengan kursi, anjing,
dan sebagainya.Anak berlatih sendiri menggunakan bahasanya, sering ia berbicara sendiri. Piaget menamakannya ”Collective monologue”.
Usia 7,0 sampai 11,0 atau 12,0 termasuk
dalam tahapan periode operasional konkret. Fase ini menurut Piaget
menunjukan suatu reorganisasi dalam struktur mental anak. Dalam fase
yang lalu, fase praoperasional, anak seakan-akan hidupnya dalam mimpi
dengan pikiran-pikiran magis, dengan fantasi yang leluasa. Aktivitas
anak pada fase ini dapat dibentuk dengan peraturan-peraturan, (karena
peraturan dasar mentaati peraturan), karena itu mempunyai nilai
fungsional. Anak berfikir harfiah sesuai dengan tugas yang diberikan.
Perkembangan yang terjadi pada siswa di Sekolah Dasar dapat pula kita
lihat dalam perkembangan penghayatan keagamaan. Perkembangan ini dapat
dikatakorikan dalam perkembangan afektif. Usia siswa pada Sekolah Dasar
dapat dimasukan ke dalam masa kanak-kanak yaitu usia 7 tahun dan masa
anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun)
Ciri- ciri masa kanak-kanak adalah ;
- Sikap keagamaan reseptif meskipun banyak bertanya
- Pandangan Ketuhanan yang anthropormorph (dipersonifikasikan)
- Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah melakukan atau partisipasi dalam berbagai kegiatan ritual
- Hal Ketuhanan dipahamkan secara ideosuncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf kemampuan kognitifnya yang masih bersifat egocentric (memandang segala sesuatu dari sudut dirinya)
Ciri-ciri masa anak sekolah ditandai oleh:
- Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
- Pandangan dan faham ketuhanan diterangkan secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang bersumber pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dan keagungan-Nya.
- Penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual yang diterima sebagai keharusan moral.
Sebagaimana telah dikemukan di atas bahwa anak pada masa Sekolah Dasar
dikategorikan sebagai masa anak sekolah. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan pada usia masuk terutama pada masa kelas rendah, sifat masa
kanak-kanak akan masih nampak. Sedangkan sikap-sikap masa anak sekolah
akan sangat menonjol sekali pada usia masa kelas tinggi.
Berdasarkan ciri-ciri perkembangan baik
kognitif, bahasa dan afektif, maka dapatlah dibedakan secara ringkas
karaterisik antara siswa Sekolah Dasar pada kelas rendah dan kelas
tinggi. Ciri pada siswa kelas rendah yaitu:
- belum mandiri;
- belum ada rasa tanggung jawab pribadi
- penilaian terhadap dunia luar masih egosentris;
- belum menunjukkan sikap kritis masih berfikir yang fiktif.
Sedangkan ciri pada siswa kelas tinggi:
- sudah mulai mandiri;
- sudah ada rasa tanggung jawab pribadi;
- penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain;
- sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.
Sumber: https://jejecmsbhnajar.wordpress.com/2013/04/23/karakteristik-dan-perkembangan-belajar-siswa-di-sekolah-dasar/
No comments:
Post a Comment