Etnolinguistik mengkaji semantik meliputi kajian semantik leksikal, semantik gramatikal, dan semantik kultural (Andini 2017). Menurut konsep makro dan mikro linguistik, semantik leksikal dan gramatikal masuk dalam konsep mikro linguistik sedangkan semantik kultural masuk dalam konsep makro linguistik. Hal tersebut disebabkan bahwa semantik leksikal adalah salah satu bidang kajian linguistik yang khusus mempelajari arti kata yang lebih kurang bersifat tetap.
Semantik leksikal itu berfokus pada kata tetapi yang dikaji ialah masalah arti, makna atau arti suatu kata, tipe-tipe arti, dan teknik pemerian arti. Lebih lanjut dijelaskan kata dianggap sebagai tanda bahasa (tanda lingual) minimum yang bersifat mandiri secara bentuk makna. Ia merupakan materi bahasa yang siap dipakai dalam pemakaian atau dalam kegiatan berbahasa. Sebagai tanda bahasa kata adalah kesatuan tak terpisahkan antara aspek bentuk dengan aspek arti yang pada dasarnya kaitan antara keduanya bersifat manasuka (arbitrer), kecuali pada sebagian kosa-kata yang termasuk tiruan bunyi (onomatope) dan kata-kata yang bernilai emotif-ekspresif. Semantik leksikal ini perlu dicantumkan sebagai alat untuk memerikan ekspresi lingual dan deskripsi makna dalam hubungannya dengan penyebutan waktu, tempat, komunitas, sistem kekerabatan, kebiasaan etnik, kepercayaan, etika, estetika, dan adat-istiadat yang mengarah pada penjelasan tentang kearifan lokal.
Semantik gramatikal yaitu penyelidikan makna bahasa dengan menekankan hubungan-hubungan dalam pelbagai tataran gramatikal (Kridalaksana 2013). Melalui unit lingualnya dapat dipahami sebagai pembentuk sebuah struktur wacana, dapat diamati dibalik pola pikir masyarakat yang ditampilkan dalam budaya (seperti folklor). Mengingat analisis unit lingual penting artinya untuk mengungkapkan aspek sosiokultural suatu komunitas, karena relasi antarunit lingual dengan nilai budaya bersifat multitafsir. Data yang dipakai dalam linguistik antropologis dapat berupa kosa-kata, frase, struktur kalimat, bentuk-bentuk kalimat, register, dan sejenisnya. Melalui data yang berupa fakta kebahasaan akan diperoleh dan ditafsirkan informasi-informasi penting mengenai sistem pengetahuan yang terkandung di dalamnya.
Semantik kultural merupakan bidang kajian makrolinguistik yaitu makna yang dimiliki bahasa sesuai dengan konteks budaya penuturnya (Andini 2017). Konsep ini dimaksudkan untuk memahami makna ekspresi lingual dan kultural masyarakat.Demikian pula makna yang tercermin dalam perilaku verbal dan nonverbal dalam bahasa dan budaya termasuk salah satu produknya adalah folklor. Semantik kultural untuk menyoroti kearifan lokal yang berkaitan dengan beraneka ragam corak aktivitas kehidupan bahasa dan budaya masyarakat. Dalam aspek sosiokulturalnya kehidupan masyarakat tersebut terkait dengan berbagai peristiwa adat.
No comments:
Post a Comment