Monday, November 13, 2023

SEKILAS TENTANG ETNOLINGUISTIK

Kajian etnolinguistik merupakan analisis interdisipliner yang menghubungkan keterkaitan antara penggunaan bahasa dengan lingkungan budaya yang melingkupinya. Obyek penelitian ini begitu menarik untuk dikaji lebih mendalam karena budaya dan bahasa tidak dapat dipisahkan satu sama lain saling membutuhkan. Penelitian dengan kajian etnolinguistik ini diharapkan dapat mendeskripsikan sisi menarik hubungan bahasa dan budaya.Dapat dipahami bahwa etnolinguistik yaitu jenis linguistik yang menaruh perhatian terhadap dimensi bahasa (kosakata, frasa, klausa, wacana, unitunit lingual lainnya) dalam dimensi sosial dan budaya (seperti upacara ritual, folklor, dan lainnya) yang lebih luas untuk memajukan dan mempertahankan praktik-praktik budaya dan struktur sosial.

Subroto (dalam Pekuwali, 2019) mengemukakan bahwa kajian etnolinguistik berkaitan dengan hipotesis “Sapir-Whorf”, yang disebut pula sebagai relativitas bahasa (language relativism) dari pikiran Boas. Hipotesis tersebut menyatakan bahwa bahasa manusia membentuk atau mempengaruhi persepsi manusia akan realitas lingkungannya atau bahasa manusia mempengaruhi lingkungan dalam memproses dan membuat kategori-kategori realitas di sekitarnya (Samson dalam Sugianto, 2017).Lebih lanjut dijelaskan bahwa etnolinguistik juga disebut linguistik antropologi (anthropological linguistics) merupakan kajian bahasa dan budaya sebagai sub-bidang utama dari antropologi (Duranti dalam Rengko, 2021).

Etnolinguistik juga dikatakan sebagai linguistik antropologi (anthropological linguistics) yaitu jenis linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa sebagai konteks dari hipotesis Sapir-Whorf, hal tersebut senada dengan hipotesis Richards, Platt, Weber yakni bahasa sebagai cermin bangsa (M.V. Sri Hartini H.S. 2014). Di samping itu, dijelaskan bahwa pengertian etnolinguistik (anthropological linguistics) yaitu cabang linguistik yang menaruh perhatian terhadap posisi bahasa dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas untuk memajukan dan mempertahankan praktikpraktik budaya dan struktur sosial (Foley dalam Suwandana, 2020).

Syarifuddin (2009) memiliki pendapat bahwa istilah anthropological linguistics yang dipakai Foley (dalam Sibarani, 2015) lebih sesuai dengan yang dimaksud etnolinguistik. Kridalaksana (dalam Patimbano et al., 2019) memakai istilah studi etnolinguistik sama dengan linguistic antropologis. Istilah ini dipilih karena sepaham dengan istilah yang digunakan Matthews yaitu linguistik antropologis. Sementara itu Fernandez konsep teoritisnya menggunakan istilah etnolinguistik mengacu pada istilah anthropological linguistics yang digunakan oleh Foley (M.V. Sri Hartini H.S. 2014). Pendekatan terpadu antarbidang linguistik dan antropologi budaya (etnologi) atau dikenal dengan etnolinguistik, yaitu kajian yang terfokus pada pengkajian terhadap perilaku verbal dan nonverbal dengan sasaran khazanah aset budaya dan bahasa termasuk salah satu produknya folklor. Dalam aspek sosiokulturalnya kehidupan masyarakat tersebut terkait dengan berbagai peristiwa adat seperti upacara adat kelahiran, perkawinan, kematian, kesehatan, dan berbagai aktivitas lainnya (Fernandez  dalam M.V. Sri Hartini H.S., 2014).

 Pendapat lainnya menyebutkan bahwa studi etnolinguistik dapat pula disamakan atau disebut dengan studi linguistik antropologis (Kridalaksana dalam Patimbano et al., 2019). Linguistik antropologis yaitu cabang linguistik yang mempelajari bahasa dalam konteks budaya. Kajian lingusitik antropologis mencoba mencari makna tersembunyi yang ada di balik pemakaian bahasa. Maka dari itu, linguistik antropologis merupakan disiplin interpretatif yang mengupas bahasa untuk mendapatkan pemahaman budaya. Oleh karena studi linguistik antropologis tersebut bermula dari fakta kebahasaan. Dengan kata lain, data yang dipakai dalam linguistik antropologis adalah bahasa yang dapat berupa kosa-kata, frase, struktur kalimat, bentuk-bentuk kalimat, register, dan sejenisnya. Melalui data yang berupa fakta kebahasaan akan diperoleh dan ditafsirkan informasi-informasi penting mengenai sistem pengetahuan yang terkandung di dalamnya (Foley dalam Nurdiyanto & Resticka, 2021)

Bahasa merupakan cerminan pola pikir dan pengetahuan yang dimiliki seorang individu atau masyarakat tertentu. Hal ini menjadikan bahasa sebagai objek yang penting. Data primer yang berkaitan dengan kategori dan ekspresi linguistic dikumpulkan dengan metode etnografi dan etnosain dalam sebuah kajian etnolinguistik. Metthews (dalam M.V. Sri Hartini H.S., 2014) menyatakan bahwa ethnolinguistics can have the sense of anthropological linguistic.

 

No comments:

Post a Comment

Semangat Kolaborasi Riset Membangun IKN Berbudaya: Desa Telemow Bersiap Menjadi Laboratorium Hidup Kearifan Lokal

  Penajam Paser Utara, 16 September 2024 – Gemuruh semangat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur bergema hingga ke pel...