Sunday, November 12, 2017

PROSES PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA INDONESIA

Kreatif
___&___ Kerja Keras
Kreatif merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Bagi generasi mudah, kreatif merupakan identitas yang harus yang dimiliki. Karena jika tidak, maka ketertinggalan adalah jawabannya. Pemudah harus mampu berpikir kreatif untuk mencari solusi atas diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya. Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sunguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Jangan katakan dirimu sebagai generasi di era sekarang ini jika berpikir kreatif dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan dunia akhirat belum dimiliki.

PEMBENTUKAN KATA
A. Beberapa Pengertian Pembentukan Kata
Karena kata dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dari kata lain, ada berbagai pengertian dan istilah yang diperlukan untuk menerangkan proses pembentukan itu. Berikut ini diuraikan beberapa konsep dan istilah yang akan membantu kita untuk memahaminya.
1.  Morfem, Alomorf, dan (Kata) Dasar
Dalam bahasa ada bentuk (seperti kata) yang dapat “dipotong-potong” menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke bentuk yang, jika dipotong lagi, tidak mempunyai makna. Kata memperbesar, misalnya, dapat kita potong sebagai berikut.
Mem-perbesar
per-besar

Jika besar dipotong lagi, maka be- dan -sar masing-masing tidak mempunyai makna. Bentuk seperti mem-, per-, dan besar disebut morfem. Morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti besar, dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat pada bentuk lain, seperti mem- dan per-, dinamakan morfem terikat. Dengan batasan itu, maka sebuah morfem dapat berupa kata (seperti besar di atas), tetapi sebuah kata dapat terdiri atas satu morfem atau lebih.
Contoh memperbesar di atas adalah satu kata yang terdiri atas tiga morfem, yakni dua morfem terikat mem- dan per- serta satu morfem bebas besar. Sebaliknya, bentuk besar itu sendiri adalah satu morfem yang kebetulan juga satu kata. Berikut ini beberapa contoh lain beserta keterangannya.
membawa                    morfem bebas  : bawa
                                  morfem terikat : mem
mempembuatan            morfem bebas : buat
                                  morfem terikat : pem-an
Pada contoh di atas kita temukan bentuk mem- dan men- yang masingmasing dilekatkan pada bawa dan dapat. Baik mem- maupun men- sebenarnya mempunyai fungsi dan makna yang sama, yakni merupakan pembentuk verba aktif. perbedaan dalam wujudnya itu ditentukan oleh fonem pertama yang mengawali kata bawa dan dapat: jika fonem pertama yang mengikutinya berupa fonem /b/maka bentuknya adalah men, anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Morfem biasanya diapit oleh dua tanda kurung kurawal {…}. Dengan demikian,mem dan men adalah dua alomorf dari satu morfem yang sama, yakni {meng-}. Disamping mem dan men, masih ada alomorf meny {seperti pada kata menyingkir}, meng (seperti kata mengambil), me (seperti melamar), dan menge (seperti pada kata mengecat).
Bentuk seperti duduk, darat, dan temu dapat dipakai dasar untuk membentuk kata. Dari ketiga bentuk ini dapat diperoleh kata berikut ini.

Duduk
Darat
Temu
Duduki
Menduduki
Dudukkan
Mendudukkan
(Pendudukan)
Mendarat
Daratkan
Mendaratkan
(Pendaratan)
Bertemu
Pertemuan
Mempertemukan
(Pertemuan)

Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kata menduduki dan mendudukkan diturunkan secara bertahap dari dasar duduk, mendarat dari dasar darat, bertemu dari dasar temu, dan mempertemukan dari dasar pertemukan. Selanjutnya, kata seperti pendudukan, pendaratan, dan pertemuan tidak dibentuk atau diturunkan dari dasar duduk, darat, dan temu, tetapi dari dasar menduduki, mendarat, dan bertemu. Dengan kata lain, kata yang diturunkan dari dasar tertentu dapat pula menjadi dasar pembentukan kata turunan yang lain. Jadi, urutan pembentukannya dapat dilihat pada bagan berikut.
Duduk ­­­_____ menduduki ______ pendudukan
Darat _____ mendarat _____ pendaratan
Temu _____  bertemu _____ pertemuan
2.  Analogi
Pembentukan kata pendaratan dan pertemuan dikaitkan dengan mendarat dan bertemu, kita dapat juga menyaksikan pembentukan kata baru berdasarkan contoh yang sudah ada. Kesamaan pola pembentukan berdasarkan contoh itu disebut analogi. didalam dunia olah raga kita mengenal paradigma  bergulat-pegulat dan bertinju-petinju. Kini muncul kata pegolf, pehoki dan pecatur yang masing-masing dibentuk berdasarkan pola pegulat dan petinju tanpa memperhitungkan ada tidaknya kata bergolf, pesuluh dan pesapa yang berdasarkan pola penyuruh-pesuruh yang sudah lama ada dalam bahasa kita.
3.  Proses Morfofonemik
Seperi dinyatakan diatas, sebuah morfem dapat bervariasi bentuknya. Kidah yang menentukan bentuk itu dapat diberikan sebagai proses yang berpijak pada bentuk yang dipilih sebagai lambing morfem. proses perubahan bentuk yang  isyaratkan oleh jenis fonem atau morfem yang digabungkan dinamakan proses morfofonemik. Jadi, seperti pada contoh diatas proses perubahan mengmenjadi mem-, men-, meny-, menge-, dan me- adalah proses morfofonemik.

4.  Afiks, Prefiks,Sufiks, infiks, dan Konfiks
Kata yang dibentuk dari kata lain pada umumnya mengalami tambahan bentuk pada kata dasarnya. Kata seperti bertiga, ancaman, gerigi dan berdatangan terdiri atas kata dasar tiga, ancam, gigi, dan datang yang masing-masing dilengkapi dengan bentuk yang berwujud ber, an, er, dan ber-an. Bentuk atau morfem terikat yang dipakai untuk menurunkan kata dinamakan afiks atau imbuhan. Keempat bentuk terikat diatas adalah afiks atau imbuhan.
Afiks yang ditempatkan dibagian muka suatu kata dasar disebut prefiks atau awalan. Bentuk atau morfem terikat seperti ber-, meng-, peng-, dan per- adalah prefiks atau awalan. Apabila morfem terikat ini digunakan dibagian belakang kata, maka namanya adalah sufiks atau akhiran. Morfem terikat seperti –an, -kan, dan –i adalah contoh sufik atau akhiran. Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan ditengah kata dasar. Bentuk seperti –er- dan –el- pada gerigi dan gelatar adalah afiks atau sisipan.
Gabungan prefix dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dinamakan konfiks. Kata berdatangan, misalnya, dibentuk kata dasar datang dan konfiks ber- -an yang secara serentak diimbuhkan. Kita harus waspada terhadap bentuk yang mirip dengan konfiks, tetapi yang bukan konfiks karena proses penggabungannya tidak secara serentak. Kata berhalangan, misalnya, pertamatama dibentuk dengan menambahkan sifiks –an pada dasar halang sehingga terbantuk kata halangan. Sesudah itu barulah prefix ber- diimbuhkan.
Jadi, ber--an pada berdatangan adalah konfiks karena afiks itu merupakan kesatuan-tidak ada bentuk datangan. sebaliknya, ber-an pada berhalangan bukan konfiks karena merupakan hasil proses penggabungan perfiks ber- dengan halangan.
B. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya:

KALIMAT EFEKTIF

Semangat Kebangsaan
___&___ Cinta Tanah Air
Semangat kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan pisik, lingkungan sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Bagi generasi muda, semangat kebangsaan dan cinta tanah air adalah harga mati yang harus terus diwujudkan melalui sikap, perbuatan, dan perkataan untuk mewujudkan indonesia yang berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

KALIMAT EFEKTIF
(Dalam Penulisan)


 
A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yangmendapat perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimatefektif. Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalamfrasa dan klausa. Rangkaian kata dalamkalimat itu ditata dalam strukturgramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akandisampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebihcermat lagi menata kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimatyang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah.
Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yangmenyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tandatitik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yangdibentuk oleh unsure subjek, unsure predikat,dan unsure objek (S-P+O).Unsur subjek dan predikat itu harusmewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis. Konsepsi kalimat itubelum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan factor lain dalamperwujudan kalimat menjadi kalimat efektif. Oleh karena itu, kalimat efektif adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaanpenulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yangdimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harustepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya.Disamping kaidah yang ada dalam kalimat,kalimat efektif perlu memperhatikan persyaratan dan menghindari hal-hal yang menyalahikalimat efektif.

PARAGRAF ATAU ALINEA

Rasa ingin tahu
(Kuriositas)
Rasa ingin tahu (kuriositas) merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Di era globalisasi, modernisasi, dan IPTEK sekarang ini, sikap seperti ini menjadi sebuah kebutuhan karena setiap manusia harus mampu untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut. Tanpa rasa ingin tahu, maka seseorang akan tertinggal karena kebodohannya. Bagi generasi muda, milikilah sikap dan karakter seperti ini untuk mengembangkan potensi dirimu baik itu pengetahuan dan keterampilan guna membangun diri, masyarakat, agama, bangsa, dan negara tercinta Indonesia.

PARAGRAF ATAU ALINEA

A. Pengertian Paragraf
Satuan bahasa yang lebih besar danlebih luas dari kalimat adalah paragraph atau alinea. Dalam definisinya, paragraf adalah satuanbahasayang mengemukakan sebuah pokiok pikiran atau satu gagasan utamayang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensif. Setiapparagrafharus menyampaikan sebuah gagasan utama. Gagasan utamatersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga dalamparagraph terdapat beberapa kalimat yang saling tekait. Dalam rangkaiankalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasanutama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasanutama disebut kalimat topic dannkalimat yang bergagasan bawahan adalahkalimat penjels. Sebuah paragraf minimal tediri tiga kalimat dalam penulisankarangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraph berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topik dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas.
(1) Rasa ingin tahu yang tinggi baik untuk diterapkan dalam belajar. (2) seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan memiliki motivasi belajar yang baik. (3) Namun, rasa ingin tahu dalam belajar tersebut haruslah yang berkaitan dengan pembelajaran hal yang positif. (4) terkadang banyak siswa yang rasa ingin tahunya tinggi namun pada hal-hal yang negatif seperti narkoba, rokok, dan seks bebas. (5) Hal ini tentu harus diluruskan kembali. (6) sehingga arti rasa ingin tahu yang sebenarnya dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan yang positif yaitu siswa dapat berprestasi berdasarkan rasa ingin tahu tersebut. (Arifin,2011:116)
Keenam kalimat dalam paragraph di atas membicarakan soal rasa ingin tahu, sehingga topic dalamparagraf tersebut dalah “rasa ingin tahu”. Kalimat-kalimatnyakoherensi atau saling terkait logis sehingga pembaca dapatdengan mudah memahamitopik “rasa ingin tahu” dalam paragraph itudengan baik.

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Peduli Sosial &
Lingkungan
Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan, peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupayah mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi. Kedua sikap tersebut merupakan sikap mulia yang dibutuhkan sekarang ini mengingat kondisi masyarakat dan lingkungan indonesia yang semakin terpuruk atau semakin kritis akibat ulah manusia itu sendiri. Mari kita menunjuk diri sendiri sebagai duta peduli sosial dan peduli lingkungan untuk memberantas moral dan keterpurukan bangsa dan lingkungan di negara kita tercinta Indonesia

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
A.   Karya Ilmiah
Pateda (1993:91) memberikan catatan bahwa karya ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, dapat diaktakan bahwa dalam penulisan karya ilmiah, karya yang dihasilkan baik secara teknis maupun materi harus dapat dipertanggungjawabkan karena hasil karya ilmiah akan dibaca oleh khalayak dan akan dipelajari oleh orang lain dalam kurung waktu tidak terbatas sebagai pengembangaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Karya ilmiah biasanya mempunyai spesifikasi bentuk. Ada tiga aspek yang harus dalam karya ilmiah, yaitu (1) ontology, yang berkaitan dengan objek penelitian (2) epistimologi, berkaitan dengan metode yang digunakan (3) aksiologi, berkaitan dengan aspek manfaat.
Karya ilmiah dihasilkan dengan pemikiran sistematis, disusun dalam satu urutan yang teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil tulisan tersebut. Hasil tulisan harus disusun pula secara logis dan benar. Oleh karena itu, seseorang penulis karya ilmiah harus memiliki landasan teori yang kuat. Landasan teori yang kuat akan dapat memberikan tampilan karya ilmiah yang tidak menyimpang dari suatu disiplin tertentu sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kaidah karya ilmiah mengutip pendapat Nasucha, dkk (2009:54) mempunyai ciri-ciri: (1) penyebutan sumber tulisan yang jelas. Jika penyusunan karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap (2) memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan kutip-mengutip, penulisan kata, frasa dan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang disusun oleh orang atau sekelompok orang (tim) yang melakukan penelitian atau kajian. Karya ini mempunyai bertujuan menjelaskan secara akurat prosedur atau metode yang berlaku dan menyajikan hasil dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar penelitian . Karya ini ditulis dengan format standard: abstrak, pendahuluan, dan bahan pustaka.
B.   Aspek-aspek Karya Ilmiah
Sebuah karya dikatakan ilmiah apabila dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi syarat keilmiahannya. Arti dipertanggungjwabkan dalam hal ini mengandung makna sangat dalam. Sebuah karya ilimah harus mengandung unsur-unsur kebenaran, kejujuran, keberterimaan dan kelogisan.
Ontology, epistimologi dan aksiologi adalah aspek-aspek karya ilmiah yang harus ada. Ontology mencakup tentang objek penelitian. Artinya sebuah karya ilmiah harus mempunyai objek kajian. Objek kajian yang dimaksud adalah objek yang dapat dicek kebenarannya oleh peneliti yang lain sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu objek kajian yang dimaksud dalam ontologi haruslah real dan siapa pun dapat menganalisisnya.
Epistimologi berkaitan dengan metode. Sebuah karya diaktakan ilmiah apabilah menggunakan metode ilmiah yang tepat. Artinya kesalahan penggunaan metode akan membuat kebenaran sebuah penelitian dipertanyakan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ilmiah harus disesuaikan dengan bidang kajian, sifat penelitian (deskriptif atau perskriptif), dan lain-lain.
Selain mengandung aspek antologi dan epistimologi, karya ilmiah harus mengandung aspek aksiologi. Aspek aksiologi berhubungan dengan manfaat. Sebuah karya ilmiah harus mengandung unsur manfaat. Manfaat yang dimaksud adalah manfaat secara teoritis maupun sumbangan bagi keilmuan. Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang berkaitan dengan keberadaan karya tersebut dalam memperluas khazanah keilmuan dan pengetahuan serta kemaslahatan manusia baik sebagai pembaca, pengajar, anak didik, maupun masyarakat secara umum.
C. Ciri-ciri Karya Ilmiah 
Sebuah karya ilmiah yang ditulis oleh seseorang harus dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini mengandung implikasi bahwa karya ilmiah harus menggunakan bahasa keilmuan yang khusus sesuai dengan bidangnya, agar apa yang dibahas dapat lebih terperinci dan mendalam. Ciri-ciri karya ilmiah yang dikutip dari Suriasumati (1999:184) antara lain

KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN

Mandiri
Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas atau suatu permasalahan. Kemandirian bukan berarti mengelakkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Tetapi kemandirian yang dimaksud lebih ditekankan kepada keajegan diri bahwa saya mampu atau saya bisa untuk menjadi lebih baik dengan usaha dan kerja keras sendiri. Pemuda mandiri merupakan generasi harapan yang mampu membawa kegemilangan bangsa dengan solusi-solusi alternatif terhadap permasalahan yang ada sehingga terwujud Indonesia mandiri

KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN

A. Kutipan
Dalam menulis karya ilmiah, kadangkala kita mengutip pendapat oranglain. Kutipan itu kita gunakan sebagai alat untuk memperkuat argumentasikita. Dalam upaya tersebut, perlu diperhatikan kebiasaan-kebiasan yanglazim berlaku dalam dunia ilmu.
Kutipan terdiri atas dua jenis, yaitu (1) kutipan langsung dan (2) kutipantidak langsung. Dalam mengutip secara langsung kita tidak melakukanperubahan apa pun terhadap teks atau bagian teks yang kita kutip tersebutsedangkan dalam mengutip tidak secara langsung kita diperkenankan untukmenggunakan kata-kata kita sendiri tetapi tidak mengubah makna pada teksaslinya. Keduanya jenis kutipan ini bertujuan sama, yaitu meminjam pemikiranorang lain untuk melengkapi tulisan kita tanpa menghilangkan penghargaankita kepada orang yang pikirannya kita pinjam tersebut.
Kutipan langsung dan kutipan tidak langsung memiliki ciri-ciri tersendiri.Ciri kutipan langsung adalah

PEDOMAN PENULISAN MAKALAH


Demokratis & Cinta
amai
Demokratis merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sedangkan, cinta damai merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Allah Swt. tidak membeda-bedakan makhluknya, jadi sudah sepantasnya manusia juga harus bersikap demokratis yang tidak membeda-bedakan antara hak dan kewajiban. Sebenar-benarnya manusia adalah dia yang mampu bermanfaat bagi orang lain. Jadi, jika kami sudah mampu bermanfaat bagi orang lain dan menghadirkan suasana bahagia, maka sesungguhnya kamu telah memiliki sikap cinta damai.

PENULISAN MAKALAH
A. Perencanaan Makalah
Karangan atau tulisan pada dasarnya merupakan ide seseorang yang telah diungkapkan dengan menggunakan bahasa tulisan secara lengkap dan tertib, sehingga dapat dibaca serta dimengerti oleh pembaca. Secara garis besar, karangan memiliki empat unsur pokok, yakni: ide (gagasan), metode atau bentuk pengungkapan (tuturan), organisasi isi (tatanan) dan bahasa (titian). Dalam menyampaikan gagasan, seseorang pengarang senantiasa mengunakan model atau bentuk pengungkapan oleh penulis dalam mengungkapkan gagasan dapat dibedakan empat macam, yakni: (1) memaparkan secara runtut dengan mendasarkan pada urutan waktu yang lazim disebut dengan istilah kronologis, (2) memaparkan gagasan dengan mendasarkan pada pemikiran sistematis atau penilaian logis dan, (3) memaparkan gagasan yang disertai alasan atau fakta guna meyakinkan pembaca.

PENULISAN ARTIKEL

Menghargai
prestasi

Menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan. Setiap pribadi senang dengan yang namanya pujian. Apalagi jika pujian tersebut terkait dengan prestasi yang diraih. Menghargai prestasi juga mendorong setiap individu untuk membuat suatu prestasi, karena prestasi merupakan suatu keharusan dalam suasana sosial karena memberikan efek positif terhadap lingkungan disekitarnya. Orang yang menghargai prestasi adalah orang yang mau berubah kearah yang lebih baik.

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
A. Pengertian Artikel
Sekitar dekade 50-an, khususnya masyarakat Amerika dan Eropa, menyebut setiap tulisan dalam media cetak dengan sebutan article. Saat itu tidak ada perbedaan yang berarti antara tulisan opini, feature, interpretative, news, esai, straight news, sport news dan hard news. Belakangan, pengertian artikel menjadi semakin terfokus. Beberapa pengertian itu diantaranya: Dalam Ensiklopedia Pers Indonesia (Gramedia, 1991:14) dan dalam ensiklopedia Indonesia (Ichtiar Baru, 1984:273) disebutkan bahwa artikel adalah karangan prosa dalam media masa yang membahas pokok masalah secara lugas. Dari segi bentuk tak berbeda dengan esai namun ia bukan esai karena sifatnya tidak pribadi dan cakupannya sangat luas. Terlebih artikel tidak terlalu memperhatikan keindahan bahasa dan bentuk. Panjangnya bervariasi, dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan atau fakta dengan tujuan meyakinkan, membujuk, menghibur pembaca. Yang penting dalam artikel adalah isi yang benar dan aktual, susunanya rapi, dan hemat dengan kata-kata.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:49) disebutkan bahwa artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Andrian Room dalam Dictionary of ChangesMeaning (London, 198:28) mengatakan bahwa artikel mula-mula berasal dari bahasa inggris abad ke tiga belas dalam Clause of TheApostles dengan arti yang sama dalam Tiga Puluh Sembilan Artikel yang termasuk dalam doa gereja inggris. Pada abad ke empat belas, artikel berarti saat ata kejadian yang tepat pada waktunya sebagaimana yang terdapat dalam The Article of Temptation dan The Article of Necessity.
Sedangkan pada abad ke lima belas artikel sering kali digunakan dalam hal perniagaan dan perdagangan. Pada konteks inilah seorang Shakespeare dalam Hamlet (1602) mengatakan bahwa gagasan adalah jiwa dari artikel. Dalam The America Heritage Desk Dictionary (Boston, 1981:59) dikatakan bahwa artikel adalah bagian tulisan non fiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan seperti laporan dan esai. Dalam Longman Pitman Office Dictionary (1989:41) dikatakan artikel adalah sebuah tulisan prosa non fiksi, berbentuk biasa, bagian bebas dari sebuah majalah, koran, dan lain-lain.

PIDATO, RINGKASAN DAN RESENSI

Berkata dengan
Lemah Lembut, Baik, & Menyenangkan
Berkata lemah lembut merupakan sikap atau perbuatan bertutur yang disertai kesantunan sikap dan kelembutan nada suara yang mampu membuat lawan tutur merasa dihargai dan dihormati. Berkata yang baik-baik merupakan sikap atau perbuatan yang hanya bertutur dengan menggunakan bahasa-bahasa yang memiliki makna yang baik-baik sehingga membawa efek atau dampak yang positif terhadap lawan tutur. Berkata yang menyenangkan merupakan sikap atau perbuatan yang hanya bertutur dengan menggunakan bahasa-bahasa yang dapat membuat orang lain merasa senang, dihargai, dihormati, dan membawa efek positif bagi lawan tutur

PIDATO, RINGKASAN, DAN RESENSI
A.   Pengertian Berpidato
Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara.
B.   Kriteria Berpidato
Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut. (a) isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, (b) isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar, (c) isinya tidak menimbulkan pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isinya benar dan objektif, (f) bahasa yang dipakai mudah dipahami, dan (g) bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.
C.   Tata Tertib dan Etika Berpidato
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijunjung ketika seseorang berpidato. Langkah-Langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dari pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. Sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu diperinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Kemudian, penutup pidato berisi penyegaran kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang berlangsung.
Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan berpidato. Ketika berpidato, kita tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya berupaya untuk menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato.
D.   Penulis Naskah Pidato
Menulis naskah pidato pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan kedalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan. Pilihan kosakata, kalimat, dan paragraph dalam menulis sebuah pidato sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis naskah yang lain. Situasi resmi atau kurang resmi akan menentukan kosakata dalam menulis.
E.   Penyuntingan Naskah Pidato
Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Melalui penyuntingan itu, naskah pidato itu diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Apa yang disunting? Yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhadap bahasa diarahkan kepada kosakatam, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraph menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting  untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan induktif, deduktif, atau campuran.
F.    Penyempurnaan Naskah Pidato
Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki kohorensi dan kohesi paragraf.  Untuk itu, penambahan kalimat, penyemprnaan kalimat, atau penghilangan kalimat perlu dilakukan.
G.   Penyampaian Pidato
Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato didepan hadirin, tetapi perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang akan menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan manfaatkan hasil analisisnya itu menghidupkan suasana dalam pidato yang akan dilakukan. Apabila pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain (bukan membacakan naskah pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan penambahan-penambahan sepanjang waktu yang disediakan memadai. Yang terpenting, penambahan itu memperkaya isi pidato, dapat mengahangatkan suasana dan bermanfaat, serta dapat memperjelas isi dalam naskah pidato.
H.   Tempo, Dinamik, dan Warna Suara
Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik berkaitan dengan keras lembutnya suara. Artinya, suara tidak datar dan perlu diupayakan ada penekanan terhadap  suatu kata atau kalimat tertentu. Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hatti, misalnya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan.
Selain kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku,vokal dan konsonan untuk setiap kata hedaklah diucapkan secara tepat dan wajar serta dapat didengar jelas oleh akhlanya sasaran. Dalam hal ini, perlu dihindari agar kata tidak sampai terselat (hilang) ditambah atau diubah satu huruf (vokal atau konsonan).
Contoh:
Silahkan jangan dibaca           [silaken]
Positif                                  [positip]
Generasi                               [henerasi]
Instansi                                [intansi]
Frustasi                                [frustasi]
Negosiasi                              [negoisasi]

PRESENTASE ILMIAH

Bersahabat &­__
Komunikatif

Bersahabat merupakan sikap atau perbuatan yang mudah menjalin keakraban terhadap sesama dengan tetap menjaga nuansa keharmonisan meskipun didalamnya terdapat perbedaan. Komunikaitf merupakan sikap atau perbuatan yang mudah terjalin kesepahaman atau saling mengerti antara satu dengan yang lainnya. Barang siapa yang tidak memiliki karakter seperti ini, maka orang tersebut tidak akan bisa berterima di dalam suatu kelompok atau masyarakat.

PRESENTASE ILMIAH

A. Tahap Penyampaian Presentase
Presentase umumnya dilaksanakan di suatu ruang rapat atau seminar dihadapan beberapa peserta. Tahap penyampaian presentase adalah sebagai berikut:
1.  Tahap persiapan
Presentase disampaikan di depan audiens/hadirin/publik dari beberapa golongan, maka diperlukan teknik komunikasi untuk menyakinkan bahwa audiens dapat mendengar uraian yang kita sampaikan. Uraian lisan hanya dapat didengar satu kali oleh hadirin, tidak dapat diulang melalui lembaran-lembaran cetak, maka presenter harus menjaga agar hadirin memusatkan perhatian selama presentase berlangsung untuk itu diperlukan analisis audiens. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahap persiapan sebagai berikut:
a.  Menetapkan tujuan presentase
Presentase disesuaikan dengan tujuan atau alasannya. Presentase seorang manejer sumber daya manusia, misalnya, berorientasi kepada kebijaksanaan, prosedur dan manfaat pembinaan personil perusahaan. Seorang konsultan berorientasi pada presentase analisis tentang manfaat berbagai proposal. Seorang peneliti berorientasi pada keabsahan metode dan temuan penelitian untuk mendapatkan penilaian dari audiens.
b.  Analisis audiens/hadirin
Sifat audiens berpengaruh terhadap strategi untuk mencapai tujuan presentase, karena itu analisis audiens merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dalam persiapan presentase. Yang perlu diperhatikan dalam analisis audiens, yaitu :
1)   Jumlah dan komposisi audiens
a)    Memperkirakan jumlah audiens yang akan mengikuti presentase.
b)   Mengetahui latar belakang profesi dan agama.
c)    Menganalisis bauran pria dan wanita, tingkat usia, kelompok sosial dan etnis, serta tingkat ekonomi dan pekerjaan.
2)   Kemungkinan reaksi audiens
a)    Menganalisis alasan audiens mengikuti presentase.
b)   Memastikan sikap audiens secara umum pada topik presentase:
(1) Memastikan minat audiens (sangat tertarik, tertarik, atau tidak tertarik) pada topik presentase.
(2) Meninjau reaksi audiens terhadap informasi yang sama dengan yang telah mereka dengar pada waktu yang lalu.
(3) Mengetahui bagian materi presentase yang mungkin dapat menyebabkan kesulitan bagi audiens.
c)    Memprediksi respon audiens
(1) Mencatat manfaat yang diperoleh audiens dari pesan yang mereka dapatkan.
(2) Merumuskan ide yang paling mungkin mendapat reaksi positif dari audiens.
(3) Mengantisipasi kemungkinan timbulnya pertanyaan yang mencerminkan rasa keberatan audiens.
(4) Menganalisis hal-hal yang terburuk yang mungkin terjadi dan cara meresponnya.
3)   Tingkat pemahaman audiens
a)    Mengetahui apakah audiens telah mengetahui sesuatu tentang pokok bahasan dalam presentase.
(1) Mengetahui kesetaraan tingkat pengetahuan audiens.
(2) Mempertimbangkan pengetahuan audiens tentang kosa kata yang digunakan dalam presentase.
b)   Memperkirakan tingkat kemampuan audiens untuk memahami pesan dan presentase.
c)    Mempertimbangkan bauran konsep umum dan rincian khusus yang akan diterangkan.
4)   Hubungan audiens dengan pembicara
a)    Menganalisis cara audiens bereaksi terhadap pembicara.
b)   Mengetahui sikap audiens untuk dapat menjadi akrab, berpikir terbuka atau kurang ramah terhadap maksud pembicara.
c)    Mengetahui cara audiens memberi respon
(1) Mengetahui yang diinginkan audiens.
(2) Mempertimbangkan kemungkinan sikap audiens terhadap organisasi/lembaga yang diwakili oleh pembicara.
c.  Membuat rencana presentase
Perencanaan komusikasi lisan tidak berbeda dari tulis, menetapkan ide pokok, menyusun pesan, membuat kerangka, memperkirakan jangka waktu, dan menetapkan gaya yang paling efektif.Pada setiap tahap, perencanaan didasarkan pada pengetahuan pembicara terhadap audiens.
d.  Menentukan ide pokok
Ide pokok atau tema presentase dapat menunjukkan cara audiens mendapat manfaat dari presentase. Untuk itu, perlu dicari kalimat yang menghubungkan pokok pembicaraan dengan tujuan pada kerangka referensi audiens, seperti slogan yang banyak digunakan dalam periklanan. Misalnya, Penataan kembali departemen data akan meningkatkan kualitas pelayanan pada tingkat biaya yang rendah.
e.   Menyusun pesan
Penyusunan pesan dimulai dari gagasan pokok yang telah ditetapkan. Jika waktu yang tersedia singkat, materi harus ringkas. Uraian presentase terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1)  Pembukaan
Saat memulai presentase, presenter harus menyiapkan audiens untuk siap menerima pesan yang akan disampaikan, juga harus mampu membangkitkan minat audiens. Cara dapat dilakukan ialah:
a)    Cerita human interest tentang pengalaman ringan yang menarik dan menyegarkan suasana.
b)   Mengungkapkan hal atau pernyataan yang mengundang surprise.
c)    Memberikan data statistik yang mengejutkan.
d)   Menyisipkan humor yang sesuai.
e)    Mengutip pernyataan pakar yang terkenal.
f)     Jika mungkin, menampilkan film/gambar dengan multimedia (liquid crystal display atau LCD/infocus).
2)  Isi presentase
Presentase dibagi kedalam bagian-bagian yang berimbang, misalnya waktu, tempat, faktor, kombinasi. Setiap informasi dipresentasekan dalam hubungan dengan butir-butir yang penting dengan transi.
3)  Kesimpulan
Pada akhir presentase, pembicara menyajikan semua butir yang merupakan bagian penting presentase dan mengakhiri dengan kesimpulan. Penutupan presentase dapat disajikan dengan strategi berikut:
a)  Ungkapan kembali pokok-pokok pembicaraan.
b)  Berikan ringkasan butir-butir inti pembicaraan.
c)  Berikan saran untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan pokok-pokok presentase.
d)  Ungkapan suatu tantangan.
e)  Gunakan kutipan ringkasan.
f.   Menyiapkan bahan presentase dengan multi media
Dalam era teknologi informasi ini, presentase dengan multimedia sudah merupakan keharusan dan kebutuhan karena
1)  Presentase akan lebih menarik, karena dapat membuat manuver dalam memvariasikan teknik penyajian bahan termasuk melalui animasi.
2)  Penyaji dapat menghemat waktu karena dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu diperlukan.
3)  Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secra menarik.
4)  Penyaji diringankan dengan hanya membawa alat berupa flashdisk yang menampung bahan presentase.
5)  Bahasa presentase dapat sangat ringkas yang dapat membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.
6)  Pesrta dapat langsung merekam/menyalin/mengkopi bahan presentase yang diperlukan.
Agar manfaat multi media dapat dinikmati, perlu disiapkan dengan baik, dengan langkah-langkah berikut:
1)  Tentukan butir-butir terpenting dari bahan yang dibahas, penyebutan butir hendaknya tidak terlalu singkat, tapi juga bukan suatu elaborasi karena elaborasi akan disampaikan dalam lisan.
2)  Atur butir-butir agar alur penyajian runtut dan runut (koheren dan kohesif).
3)  Kerangka pikir perlu diungkapkan dalam bagian alir.
4)  Tulisan semuanya dalam bingkai power point dengan ukuran huruf/gampar yang memadai.
5)  Pilihlah rancangan tayangan salindia (slide show) yang cocok (kontras warna sangat penting, begitu juga animasi).
6)  Uji coba tayangan untuk memastikan bahan yang disajikan terbaca oleh peserta dalam ruangan yang tersedia. Dalam halini perlu dipastikan ukuran huruf dan kombinasi/kontras warna, jangan sampai dekorasi lebih menarik daripada butir bahasan.
7)  Cetak bahan untuk dipakai sebgai pegangan dalam penyajian.

Semangat Kolaborasi Riset Membangun IKN Berbudaya: Desa Telemow Bersiap Menjadi Laboratorium Hidup Kearifan Lokal

  Penajam Paser Utara, 16 September 2024 – Gemuruh semangat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur bergema hingga ke pel...