Kreatif
___&___
Kerja Keras
Kreatif
merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Bagi generasi mudah, kreatif merupakan
identitas yang harus yang dimiliki. Karena jika tidak, maka ketertinggalan
adalah jawabannya. Pemudah harus mampu berpikir kreatif untuk mencari solusi
atas diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya. Kerja keras
merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sunguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Jangan katakan dirimu sebagai generasi di era sekarang ini jika
berpikir kreatif dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan dunia akhirat belum
dimiliki.
PEMBENTUKAN KATA
A. Beberapa Pengertian Pembentukan Kata
Karena kata dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dari
kata lain, ada berbagai pengertian dan istilah yang diperlukan untuk
menerangkan proses pembentukan itu. Berikut ini diuraikan beberapa konsep dan
istilah yang akan membantu kita untuk memahaminya.
1. Morfem, Alomorf, dan (Kata) Dasar
Dalam bahasa ada bentuk (seperti kata) yang dapat
“dipotong-potong” menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke bentuk yang,
jika dipotong lagi, tidak mempunyai makna. Kata memperbesar, misalnya, dapat
kita potong sebagai berikut.
Mem-perbesar
per-besar
Jika besar dipotong lagi, maka be- dan -sar
masing-masing tidak mempunyai makna. Bentuk seperti mem-, per-, dan besar
disebut morfem. Morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti besar,
dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat pada bentuk lain, seperti
mem- dan per-, dinamakan morfem terikat. Dengan batasan itu, maka sebuah
morfem dapat berupa kata (seperti besar di atas), tetapi sebuah kata dapat
terdiri atas satu morfem atau lebih.
Contoh memperbesar di atas adalah satu kata yang
terdiri atas tiga morfem, yakni dua morfem terikat mem- dan per- serta satu
morfem bebas besar. Sebaliknya, bentuk besar itu sendiri adalah satu morfem
yang kebetulan juga satu kata. Berikut ini beberapa contoh lain beserta
keterangannya.
membawa morfem bebas : bawa
morfem terikat
: mem
mempembuatan morfem bebas : buat
morfem terikat
: pem-an
Pada contoh di atas kita temukan bentuk mem- dan men-
yang masingmasing dilekatkan pada bawa dan dapat. Baik mem- maupun men-
sebenarnya mempunyai fungsi dan makna yang sama, yakni merupakan pembentuk
verba aktif. perbedaan dalam wujudnya itu ditentukan oleh fonem pertama yang
mengawali kata bawa dan dapat: jika fonem pertama yang mengikutinya berupa
fonem /b/maka bentuknya adalah men, anggota satu morfem yang wujudnya berbeda,
tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Morfem
biasanya diapit oleh dua tanda kurung kurawal {…}. Dengan demikian,mem dan men
adalah dua alomorf dari satu morfem yang sama, yakni {meng-}. Disamping mem dan
men, masih ada alomorf meny {seperti pada kata menyingkir}, meng (seperti kata
mengambil), me (seperti melamar), dan menge (seperti pada kata mengecat).
Bentuk seperti duduk, darat, dan temu dapat dipakai
dasar untuk membentuk kata. Dari ketiga bentuk ini dapat diperoleh kata berikut
ini.
Duduk
|
Darat
|
Temu
|
Duduki
Menduduki
Dudukkan
Mendudukkan
(Pendudukan)
|
Mendarat
Daratkan
Mendaratkan
(Pendaratan)
|
Bertemu
Pertemuan
Mempertemukan
(Pertemuan)
|
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kata
menduduki dan mendudukkan diturunkan secara bertahap dari dasar duduk, mendarat
dari dasar darat, bertemu dari dasar temu, dan mempertemukan dari dasar
pertemukan. Selanjutnya, kata seperti pendudukan, pendaratan, dan pertemuan
tidak dibentuk atau diturunkan dari dasar duduk, darat, dan temu, tetapi dari
dasar menduduki, mendarat, dan bertemu. Dengan kata lain, kata yang diturunkan
dari dasar tertentu dapat pula menjadi dasar pembentukan kata turunan yang
lain. Jadi, urutan pembentukannya dapat dilihat pada bagan berikut.
Duduk _____ menduduki ______ pendudukan
Darat _____ mendarat _____ pendaratan
Temu _____
bertemu _____ pertemuan
2. Analogi
Pembentukan kata pendaratan dan pertemuan dikaitkan
dengan mendarat dan bertemu, kita dapat juga menyaksikan pembentukan kata baru
berdasarkan contoh yang sudah ada. Kesamaan pola pembentukan berdasarkan contoh
itu disebut analogi. didalam dunia olah raga kita mengenal
paradigma bergulat-pegulat dan
bertinju-petinju. Kini muncul kata pegolf, pehoki dan pecatur yang
masing-masing dibentuk berdasarkan pola pegulat dan petinju tanpa
memperhitungkan ada tidaknya kata bergolf, pesuluh dan pesapa yang berdasarkan
pola penyuruh-pesuruh yang sudah lama ada dalam bahasa kita.
3. Proses Morfofonemik
Seperi dinyatakan diatas, sebuah morfem dapat bervariasi
bentuknya. Kidah yang menentukan bentuk itu dapat diberikan sebagai proses yang
berpijak pada bentuk yang dipilih sebagai lambing morfem. proses perubahan
bentuk yang isyaratkan oleh jenis fonem
atau morfem yang digabungkan dinamakan proses morfofonemik. Jadi,
seperti pada contoh diatas proses perubahan mengmenjadi mem-, men-, meny-,
menge-, dan me- adalah proses morfofonemik.
4. Afiks, Prefiks,Sufiks, infiks, dan Konfiks
Kata yang dibentuk dari kata lain pada umumnya
mengalami tambahan bentuk pada kata dasarnya. Kata seperti bertiga, ancaman,
gerigi dan berdatangan terdiri atas kata dasar tiga, ancam, gigi, dan datang
yang masing-masing dilengkapi dengan bentuk yang berwujud ber, an, er, dan
ber-an. Bentuk atau morfem terikat yang dipakai untuk menurunkan kata dinamakan
afiks atau imbuhan. Keempat bentuk terikat diatas adalah afiks
atau imbuhan.
Afiks yang ditempatkan dibagian muka suatu kata dasar
disebut prefiks atau awalan. Bentuk atau morfem terikat seperti
ber-, meng-, peng-, dan per- adalah prefiks atau awalan. Apabila morfem terikat
ini digunakan dibagian belakang kata, maka namanya adalah sufiks atau akhiran.
Morfem terikat seperti –an, -kan, dan –i adalah contoh sufik atau akhiran. Infiks
atau sisipan adalah afiks yang diselipkan ditengah kata dasar.
Bentuk seperti –er- dan –el- pada gerigi dan gelatar adalah afiks atau sisipan.
Gabungan prefix dan sufiks yang membentuk suatu
kesatuan dinamakan konfiks. Kata berdatangan, misalnya, dibentuk kata
dasar datang dan konfiks ber- -an yang secara serentak diimbuhkan. Kita harus
waspada terhadap bentuk yang mirip dengan konfiks, tetapi yang bukan konfiks
karena proses penggabungannya tidak secara serentak. Kata berhalangan,
misalnya, pertamatama dibentuk dengan menambahkan sifiks –an pada dasar halang
sehingga terbantuk kata halangan. Sesudah itu barulah prefix ber- diimbuhkan.
Jadi, ber--an pada berdatangan adalah konfiks karena
afiks itu merupakan kesatuan-tidak ada bentuk datangan. sebaliknya, ber-an pada
berhalangan bukan konfiks karena merupakan hasil proses penggabungan perfiks
ber- dengan halangan.
B. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan
dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa
kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar
terbentuk kata baru melalui unsur serapan. Dari dalam bahasa Indonesia
terbentuk kata baru, misalnya: